Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Benny Panjaitan tak bisa dilepaskan dari grup musik Panbers yang dibentuk oleh Benny dan tiga saudaranya, Hans, Doan, dan Asido pada 1969. Band pelopor di musik Indonesia ini tercatat telah mengumpulkan banyak prestasi berkat karya mereka.
Panbers tercatat telah menghasilkan karya lebih dari 700 lagu dalam ratusan album, baik beraliran pop, rock, rohani, keroncong, lagu Batak, dan Melayu.
Mereka juga telah mengoleksi enam piringan emas untuk
Bebaskan (1975),
Nasib Cintaku (1976),
Musafir (1978),
Kekasihku (1979),
Gereja Tua (1986), dan
Cinta dan Permata (2001).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panbers juga telah mengoleksi piringan perak untuk
Maafkan Daku (1976) dan sejumlah piala lainnya. Selama lebih dari empat dekade, Panbers pernah manggung di 350 kota besar dan kecil di Indonesia, konser di perbatasan negara, hingga di Jerusalem, Israel pada 2007.
Dari ratusan lagu yang telah diciptakan Panbers, berikut sejumlah karya terbaik yang pernah diciptakan band legendaris musik Indonesia itu.
Akhir Cinta (1970)
Akhir Cinta merupakan single yang mulai mengantarkan Panbers ke panggung popularitas. Lagu ini dikenalkan Panbers melalui konser
Djambore Band Djakarta pada 7 November 1970.
Lagu ini diketahui diciptakan oleh Benny Panjaitan dan selalu dibawakan Panbers di setiap kesempatan manggung mereka.
[Gambas:Youtube]Kami Cinta Perdamaian (1971)Lagu ini menjadi salah satu lagu legendaris yang menginspirasi banyak musisi setelah generasi Panbers. Pada 2007, lagu
Kami Cinta Perdamaian menjadi lagu favorit aksi membawa obor perdamaian bersama aktivis ke Italia dan Amerika.
[Gambas:Youtube]Terlambat Sudah (1976)Lagu ini adalah satu dari sejumlah lagu yang mengantarkan Panbers menerima penghargaan Angket Musik Indonesia dari Puspen Hankam pada 1976. Selain
Terlambat Sudah, ada
Perantau pada 1977 dan
Merana pada 1978 yang ikut memberikan Panbers penghargaan Angket Musik Indonesia.
[Gambas:Youtube]Gereja Tua (1986)Gereja Tua merupakan single hits yang sekaligus membuat Panbers sebuah piringan emas yang menandakan karya ini telah terjual di atas 75 ribu kopi.
Konon, Benny Panjaitan sang penulis lagu mengisahkan lagu ini merupakan kenangannya semasa sekolah di Palembang. Di samping sekolahnya, ada sebuah gereja dan ia selalu terkenang akan tempat tersebut.
[Gambas:Youtube]Cinta dan Permata (2001)Cinta dan Permata diketahui dirilis di pertengahan dekade 90-an, namun pada 2001 lagu ini mendapatkan sebuah piringan emas lantaran hits pada masa itu.
[Gambas:Youtube]