Ulasan Film: 'Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir'

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Jumat, 29 Des 2017 10:33 WIB
Film animasi 'Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir' resmi ditayangkan sejak Kamis (28/12). Sinema ini diadaptasi dari komik karya kreator Faza Meonk.
Film animasi 'Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir' resmi ditayangkan sejak Kamis (28/12). Sinema ini diadaptasi dari komik karya kreator Faza Meonk. (Dok. Falcon Pictures via youtube.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi pamungkas film Indonesia yang dirilis 2017 ini, film animasi Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir resmi ditayangkan sejak Kamis (28/12). Film yang diadaptasi dari komik karya kreator Faza Meonk ini mengisahkan tentang karakter Si Juki.

Berbeda dari komiknya yang lebih banyak menyentuh kehidupan Juki sehari-hari, film yang disutradarai dan juga ditulis oleh Faza ini menggambarkan si Juki saat sedang berada di puncak ketenaran.

Namun di sisi lain, Juki mulai jengah dengan kehidupan sebagai selebriti yang serba diatur. Hingga akhirnya ia pun melakukan kesalahan yang menjadi bumerang untuk kariernya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di tengah eksistensinya yang punah, secara bersamaan Indonesia juga diceritakan sedang dilanda bencana akan jatuhnya meteor yang dapat menghancurkan bumi pertiwi ini.

Sampai akhirnya, Juki pun terlibat dalam misi penyelamatan Indonesia dari jatuhnya meteor besar bersama ilmuwan Badan Antariksa Seluruh Indonesia Erin (disuarakan Bunga Citra Lestari), Profesor Juned (Indro 'Warkop') dan sepupunya, Juleha (Wizzy).

Jika berhasil, hal itu pun seolah menjadi misi Juki menyelamatkan eksistensinya sendiri yang kian memburuk.

Rumitnya cerita dengan alur yang begitu cepat membuat film animasi ini tampaknya kurang pas untuk menyasar penonton semua umur. Dialog-dialog yang dihadirkan begitu rumit untuk dapat dicerna anak-anak, apalagi cerita yang melompat-lompat semakin sulit rasanya untuk mencapai nilai-nilai yang ingin disampaikan.


Sebut saja istilah-istilah ilmiah yang banyak dilontarkan karakter Erin, itu disampaikan tanpa ada penjelasan sederhana yang seharusnya dapat menjadi pengetahuan bagi penonton. Nilai kehidupan sehari-hari pun terasa menggantung.

Padahal, di awal film, penggambaran awal kehidupan Juki sehari-hari sudah cukup menarik. Sampai akhirnya gambaran itu terasa berantakan dengan konflik-konflik hidup dan karier Juki yang kurang lugas dan samar-samar. Konflik kehidupan yang tak banyak orang rasakan sebagai Juki, seorang selebriti ternama.

[Gambas:Youtube]

Pun ceritanya sendiri menargetkan khalayak muda atau dewasa, kisahnya masih terasa kurang menarik. Bagaimana Juki yang diceritakan kerap mempelopori gerakan 'anti-mainstream,’ seakan tak mampu menyelesaikan konfliknya sendiri kala ia menjadi 'mainstream'.

Ini seharusnya menjadi kunci tokoh Juki membawa misi untuk mengajak anak muda yang terjebak dalam konflik hidupnya dan mengatasinya. Pelarian Juki untuk kemudian ikut terlibat dalam misi penyelamatan Indonesia dari bencana jatuhnya meteor kurang masuk akal.


Belum lagi, lelucon-lelucon satir khas kekinian yang kurang membekas kala berselingan dengan cerita yang tampaknya belum terbentuk apik. Terlalu banyak karakter yang dihadirkan dengan pengenalan masing-masing karakter yang begitu singkat membuat kurangnya keterikatan tokoh dengan penonton.

Tokoh Babeh (Jaja Miharja) dan Enyak (Maya Wulan) lah yang tampaknya memiliki karakter kuat di film ini. Dengan logat betawi dan lelucon khasnya, karakter ini terasa yang lebih tepat sasaran.

Yang lainnya, dua karakter pendukung Congky (Pocong) dan Coro (Kecoa) cukup berkesan. Bagaimana karakter mereka yang biasanya menjadi musuh sehari-hari, justru diangkat sebagai teman, bahkan pahlawan.

[Gambas:Instagram]

Untuk visual animasinya sendiri, boleh dibilang sudah terbilang baik meski memang tak bisa dipungkiri pergerakannya masih agak lambat. Apa yang diucapkan dalam dialog ada yang kurang pas dengan gerak animasi tiap karakter.

Setidaknya, usaha untuk menghadirkan variasi baru di industri perfilman patut diapresiasi, walau memang penggarapannya butuh lebih matang lagi.

(res)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER