Jakarta, CNN Indonesia -- “Saya tak pernah berpikir Liam tertarik pada musik. Sampai dia duduk di dapur dan berkata, ‘Suatu hari saya akan terkenal dan kau akan bangga.’ Sayang bilang, ‘Benarkah? Ya semoga saja, tapi kami butuh uang sekarang.’” Peggy Gallagher, ibu Liam, dalam film
Supersonic.
Pernyataan
Liam Gallagher kepada ibunya itu mungkin terdengar arogan.
Tapi arogan sepertinya adalah kata yang tepat untuk menggambarkan pemilik nama asli William John Paul Gallagher itu. Pernyataan yang terlontar dari mulutnya seringkali bernada mengejek. Kalau menilai sesuatu sesuka hati, tanpa pikir panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chris Martin pentolan Coldplay saja pernah disebutnya guru geografi karena lagu-lagunya.
Liam lahir pada 1972, dan menjadi tenar serta menepati janji pada ibunya bahkan sebelum usianya mencapai 20 tahun. Namanya besar lewat band Oasis yang dibentuk bersama kakaknya, Noel Thomas David Gallagher pada 1991. Genrenya brit pop, populer pada masa itu.
Oasis merilis album pertama bertajuk
Definitely Maybe pada 1994.
Kesuksesan Oasis seketika meingkat dan meroket ketika mereka merilis album kedua bertajuk
(What's the Story) Morning Glory? pada 1995. Hingga saat ini lagu dari album tersebut, seperti
Wonderwall, Don't Look Back in Anger dan
Champagne Supernova masih didengar.
[Gambas:Youtube]Sebagai vokalis, Liam punya gaya tersendiri ketika tampil. Parka, tamborin, dan mikrofon yang lebih tinggi dari jangkauan mulut serta tangan yang disilangkan di belakang pinggang saat menyanyi, sangat identik dengannya. Mikrofon yang lebih tinggi membuatnya harus mendongak ketika bernyanyi. Namun gestur itu semakin menguatkan karakter arogan Liam. Pas.
Alih-alih membuatnya dibenci, arogansi Liam justru membuatnya digilai. Konser Oasis di Knebwoth pada 1996 menjadi bukti salah satu bukti kecintaan penggemar pada Oasis dan Liam.
Penampilan itu didapuk sebagai salah satu konser terbesar dan terbaik pada dekade ’90-an. Sebanyak 2,6 juta pengunjung membanjiri salah satu ruang terbuka di Inggris itu.
 Gaya khas Liam Gallagher saat bernyanyi. (Wikimedia Commons/Peter Pakvis) |
"Tidak pernah, tidak akan terulang. Bukan karena kami lebih baik dari siapa pun saat itu, tapi karena kami tidak begitu peduli," begitu komentar Liam terhadap konser Knebworth.
Liam melanjutkan dengan arogansinya, "Itu segalanya dan lebih dari apa pun yang pernah saya inginkan. Kami tidak tersentuh, bahkan Supersonic [tidak bisa menyentuh kami)."
Sayang kemesraan Oasis tak bertahan lama. Liam dan Noel, kakak beradik itu, ibarat dua kapten dalam satu kapal di Oasis. Keduanya berebut memberi komando. Kapal Oasis pun ‘karam’ pada 2009. Banyak penggemar yang menantikannya reuni, namun tak kunjung terjadi.
"Dua saudara, banyak kasus. Kekuatan terbesar Oasis adalah hubungan saya dengan Liam. Itu juga yang menggendalikan kami hingga kandas, mengerti kan?" kata Noel.
Sejak Oasis bubar, Noel dan Liam berkarier di jalan masing-masing. Liam membentuk Beady Eye bersama personel Oasis dan Noel solo karier dengan Noel Gallagher High Flying Bird.
Namun karier Liam bersama Beady Eye tak sebaik ketika ia bersama Oasis. Umur Beady Eye terbilang singkat untk sebuah band. Mereka hanya merilis dua album bertajuk
Different Gear, Still Speeding pada 20110 dan
BE pada 2013. Keduanya sempat menempati posisi lima teratas tangga lagu Inggris. Namun band itu kemudian bubar pada 25 Oktober 2014.
"Beady Eye sudah tidak ada. Terima kasih untuk semua dukungan kalian. LGx," cuit Liam.
[Gambas:Youtube]Sejak itu Liam tak lagi meninjakkan kaki di dunia musik. Ia bertekad takkan solo karier.
Namun saat wawancara dengan majalah
Q pada 2016, Liam menyatakan akan merilis lagu sebagai awal solo karier pada tahun 2017. Tak lama setelah itu seperti menelan ludahnya sendiri. Melalui sebuah cuitan Liam mendeklarasikan awal solo kariernya.
Pada Maret 2017 ia mengumumkan akan merilis album bertajuk
As You Were dan merilis single
Wall of Glass pada Juni 2017.
Wall of Glass mendapat pujian dari penggemar Oasis. Mereka merasa aura dan suara Liam kembali seperti ketika ia masih bergabung di Oasis.
Liam pun mulai tampil dari satu panggung ke panggung lain.
Secara mengejutkan ia tampil di acara amal One Love Manchester. Ia membawakan
Wall of Glass dan
Live Forever bersama pentolan Coldplay, Chris Martin. Tak lama setelah itu ia menggelar tur album
As You Were. Indonesia adalah salah satu negara yang dikunjungi.
Liam terus mempromosikan album dengan merilis single
Chinatown dan
For What It's Worth. Album
As You Were terjual sebanyak 103.000 kopi dalam minggu pertama dan menempati posisi teratas tangga lagu Inggris ketika dirilis Oktober lalu. Liam si arogan yang plintat-plintut itu ternyata masih banyak dicintai. Konsernya di Indonesia pun banyak digemari.
Konser itu seharusnya sudah terlaksana sejak Agustus lalu. Namun penampilan Liam harus ditunda hingga Januari 2018. Salah satu musisi rock terbaik dunia itu baru akan tampil menghibur penggemarnya di Indonesia hari ini, Minggu (14/1).
[Gambas:Youtube]Bagi penggemar
Oasis atau Liam, mungkin ini adalah satu-satunya kesempatan menonton Liam langsung. Jangan sia-siakan, belum tentu Liam akan kembali ke Indonesia.
(rsa)