Jakarta, CNN Indonesia -- Musisi perempuan akan semakin diakui di festival musik. Ada sebanyak 45 festival musik yang berjanji untuk menerapkan keseimbangan gender dalam program mereka.
Itu menyusul anggapan bahwa selama ini perempuan kurang diakui di dunia hiburan.
Kantor berita AFP melaporkan, itu termasuk festival musik di Eropa dan Amerika Utara. Beberapa acara musik yang dikenal besar pun termasuk di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa di antaranya adalah Midem festival musik di selatan Perancis, BBC Proms konser musik klasik di London dan A2IM yang merupakan festival musik independen di New York.
Iceland Airwaves festival musik rock di Reykjavik dan The Great Escape pun menandatangani hal yang sama. Demikian pula Canadian Music Week dan North by Northeast.
Mereka berjanji untuk memberi setidaknya 50 persen dari line up, panel maupun komisinya untuk perempuan. Namun, janji itu baru akan dilaksanakan setidaknya per 2022.
"Saya harap ini menjadi awal dari makin seimbangnya industri, yang akan menghasilkan keuntungnya bagi semua orang," kata Vanessa Reed, CEO PRS Foundation, yayasan amal asal Inggris. Mereka yang menginisiasi kampanye dalam industri musik itu.
Selama ini konser musik dinilai kurang merepresentasikan perempuan, terutama jika itu bergenre rock. Coachella, festival terbesar di Amerika Serikat bahkan hanya punya satu musisi perempuan di antara tiga penampil utamanya untuk April mendatang.
Itu adalah Beyonce, yang tahun lalu gagal mengisi karena kehamilannya. Glastonbury, festival musik besar di Inggris bahkan tidak mengusung perempuan dalam penampil utamanya.
Namun dua festival besar itu sepertinya belum termasuk dalam mereka yang berkomitmen soal kesetaraan gender.
Munculnya gerakan ini juga menyusul kegelisahan musisi perempuan saat Grammy Awards, yang mempertanyakan mengapa tidak ada banyak perempuan yang memenangi ajang itu. Padahal ini dianggap zamannya perempuan, setelah banyak yang bersuara atas skandal pelecehan seksual.
(rsa)