Jakarta, CNN Indonesia --
Dalam artikel sebelumnya, Iwa K sudah mengisahkan soal ketidaksengajaannya menjadi musisi rap...Ketukan nada hip hop kental memulai lagu. Sesekali gumaman terdengar. Suara berat dari sang penyanyi muncul, berbicara cepat dengan artikulasi yang masih terdengar.
Tanpa sadar pendengar akan menggoyangkan kepala mengikuti nada. Begitulah ketika mendengar lagu-lagu Iwa K. Musiknya, irama liriknya bahkan suaranya pun nyaman di telinga. Semengalir perbincangan dengan
CNNIndonesia.com di sebuah kafe sore itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesekali mengambil kacang goreng yang tersedia di piring kecil di depannya, Iwa tak perlu berpikir keras ketika ditanya soal rahasia di balik lagu-lagunya.
Sebagai musisi hip hop, Iwa K dikenal pandai menulis lirik rap berbahasa Indonesia yang nyeleneh nan unik. Lagu
Manusia Malam pada album
Kuingin Kembali (1993),
Tikus Got pada album
Topeng (1994) dan
DMMT pada album
Kramotak! (1996) adalah bukti kepiawaian Iwa menulis lirik.
Semua lirik yang ia tulis selalu berasal dari keadaan sehari-hari. Ternyata memang Iwa tak pernah mau ambil pusing dengan tema lagunya. Bagi Iwa, kehidupan sehari-hari sudah memiliki segudang kisah yang dapat dituturkan melalui rap.
Pemahaman Iwa ini pula yang membedakan liriknya dengan musik hip hop dari asalnya, Amerika Serikat. Iwa menyebut lagu hip hop Barat cenderung soal pesta dan gangster, hal yang terasa 'tidak Indonesia.'
"Ketika berkarya, gue mau menonjolkan
attitude gue dari keseharian gue. Gue enggak mau
fake dalam berkarya, pegal kalau
fake," kata Iwa.
Iwa mencontohkan lagu
Tikus Got yang menceritakan tentang keserakahan dan keegoisan. Lagu itu tercipta ketika ia sedang nongkrong dan melihat tikus di selokan. Bayangan lirik pun muncul bak turun dari langit.
[Gambas:Youtube]"
Suara tampak tampak kecil menari di atas sampah / Buangan tadi pagi dan sekarang / Mereka terlihat senang berenang-renang / Sambil tertawa riang girang //" lantun Iwa.
"Memang udara lembab / Karena pikuknya aroma selokan yang tak pernah menguap / Melompat-lompat terkadang merangkak / dan segera menyelinap mengendap-endap //"
Pun begitu, kata Iwa dengan lagu
Topeng yang menceritakan tentang kepalsuan dalam diri seseorang. Ia meracik fenomena tersebut sampai jadi lirik penuh sarkasme.
"
Menggelikan menggelikan sungguh menggelikan / ketika topeng sudah menjadi kepatuhan / bagi sebagian yang bosan keaslian / dan memuja kepalsuan // topeng topeng kini tak hanya ditemukan / dalam tarian atau panggung panggung hiburan / tapi sekarang terlihat topeng mulai berkeliaran di setiap jalan kehidupan," lantun Iwa dalam lagu rilisan 1994 itu.
"Gua menulis lirik di rumah, apa yang gue dapat di lapangan gue racik. Beberapa kali gue coba menulis lirik langsung ketika melihat sesuatu, tapi jadi terasa
garing dan gamblang. Sedangkan gue lebih suka lirik yang metaforis," kata Iwa.
Chuck-D dari Public Enemy adalah salah satu panutan Iwa dalam menulis lirik. Menurut Iwa, Chuck-D menulis lirik dengan konten yang sangat filosofis dan terdapat bagian
offense alias sarkasme.
Bagian sarkasme dalam lirik lagu hip hop seakan menjadi tradisi. Bagian itu digunakan penulis lagu menyerang sesuatu atau seorang yang biasa disebut
diss.
 Iwa yang sudah 25 tahun berkecimpung dalam hip hop tak pernah menulis lagu dengan bagian offense. (CNN Indonesia/M. Andika Putra) |
Tapi, Iwa yang sudah 25 tahun berkecimpung dalam hip hop tak pernah menulis lagu dengan bagian
offense. Ia tak pernah punya keinginan untuk nge-
diss seorang atau sesuatu.
"Dari album pertama sampai sekarang gue enggak pernah
nge-diss orang. Lebih baik
nge-diss diri sendiri. Bahkan ketika ada orang ngajak
battle rap, sama gue bukan
battle tapi
nge-jam. Ini musik Bro," kata Iwa sambil tertawa.
[Gambas:Video CNN]Meski tak pernah menyerang orang, Iwa K pernah 'diserang' oleh Young Lex, simak dalam 'Ganja, Young Lex, dan Kerikil Kehidupan Iwa K.' (end)