Jakarta, CNN Indonesia -- Karya musik seakan tak lekang oleh waktu. Setelah dirilis 41 tahun lalu, album
Rock Opera Ken Arok karya Harry Roesli dirilis ulang dengan format piringan hitam.
Label yang menaungi perilisan album itu, La Munai Records, mengatakan album versi vinil ini hanya dirlis dengan jumlah terbatas sebanyak 333 keping.
Rock Opera Ken Arok pertama kali dirilis pada 1977 oleh Eterna Records dengan bentuk kaset.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kini, dirilis ulang dengan kualitas suara yang lebih baik hasil remastering oleh Carvery Cuts, London," tulis pernyataan La Munai Records dalam siaran pers yang diterima
CNNIndonesia.com.
Harry merupakan tokoh Indonesia yang berhasil melahirkan musik kontemporer. Ia membentuk The Gang of Harry Roesli pada tahun 1970.
Dalam grup tersebut, Harry ditemani oleh Albert Wamerin (gitar, perkusi, vokal), Janto Soedjono (drum, perkusi), Indra Rivai (organ, piano, perkusi), Hari Krishnadi alias Harry Pochang (harmonika, perkusi, vokal), dan Dadang Latief (gitar akustik).
Sayang grup itu tak bertahan lama hingga bubar pada 1975. Saat ini hanya dua yang tersisa yaitu Indra Rivai dan Harry Pochang.
Pada 1973, Harry Roesli membentuk kelompok teater Opera Ken Arok. Kelompok teater bubar pada 1975 lantaran Harry mendapat beasiswa untuk menimba ilmu di Rotterdam Conservatorium, Belanda.
[Gambas:Youtube]Sebelumnya, La Munai Records merilis ulang album perdana The Gang of Harry Roesli bertajuk
Philosophy Gang. Album itu dirilis dengan format piringan hitam dan cakram padat atau compact disc (CD).
"Agar penikmat musik, terutama anak muda, bisa tahu akan keberadaan album-album Indonesia di masa lalu, termasuk album
Philosophy Gang ini," kata Rendy dari La Munai Records, kala itu.
(end)