Yogyakarta, CNN Indonesia -- Sutradara
Hanung Bramantyo ternyata sudah berhasrat menggarap film dari novel
Pramoedya Ananta Toer sejak kuliah di Institut Kesenian Jakarta. Pram adalah penulis yang dikagumi Hanung mulai SMA. Salah satu buku favoritnya,
Bumi Manusia, seri pertama Tetralogi Buru.
Penggarap film
Kartini itu sendiri sudah sempat bertemu Pram saat masih hidup. Kepada sang penulis yang pernah diasingkan ke Pulau Buru ia mengungkapkan keinginannya itu.
"Saat itu saya datang langsung ke rumah Pram, bilang mau filmkan, tapi dia hanya ketawa melihat mahasiswa lugu punya keinginan itu," kenangnya, saat ditemui di lokasi syuting
Bumi Manusia, di Desa Gamplong, Yogyakarta, Kamis (24/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia ditolak mentah-mentah. Kata Hanung, kala itu Pram sudah mendapat tawaran dari rumah produksi Hollywood. "Bukan saya tidak mendukung mahasiswa, saya hidup dari sastra dan saya berhitung dari sini,'" begitu Pram beralasan, seperti ditirukan Hanung.
 Pramoedya Ananta Toer tertawa saat mendengar Hanung yang saat itu masih jadi mahasiswa, ingin mengadaptasi bukunya menjadi film. (Dok. Pribadi Pramoedya Ananta Toer) |
Hanung langsung berpikir mimpinya sudah kandas. Ia tidak terlalu berharap lagi.
Namun kini impian Hanung ada di depan mata. Ia menjadi sutradara
Bumi Manusia.
"Singkat cerita, saat saya mau buat
Benyamin: Biang Kerok, ditawari Pak HB Naveen [dari Falcon Pictures]. Siapa tak mau mimpi menjadi kenyataan," kata Hanung melanjutkan.
Bumi Manusia pun mulai masuk tahap produksi. Syuting akan dimulai Juli mendatang. Lokasi syutingnya, kata Hanung, 50 persen mengambil di studio yang terletak di Desa Gamplong Yogyakarta dan selebihnya di Semarang, bahkan sampai Belanda.
Salman Aristo membantu Hanung sebagai penulis naskah.
Bumi Manusia merupakan buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pram yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada 1980. Buku ini ditulisnya ketika masih diasingkan di Pulau Buru bersama ribuan tahanan politik lainnya karena dicap sebagai Komunis.
Bumi Manusia bercerita tentang Minke, salah satu anak pribumi yang sekolah di HBS. Pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah orang-orang keturunan Eropa. Namun Minke, selain anak pesohor, juga pribumi yang pandai. Ia sangat piawai menulis.
Melihat kondisi di sekitarnya, Minke tergerak untuk memperjuangkan nasib pribumi melalui tulisan, yang menurutnya membuat suaranya tidak akan padam ditelan angin.
 Bumi Manusia pernah dipentaskan dalam teater, dengan Minke diperankan Reza Rahadian. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) |
Selain tokoh Minke, buku ini juga menggambarkan seorang 'nyai' bernama Nyai Ontosoroh.
Pada saat itu, nyai dianggap sebagai perempuan yang tidak memiliki norma kesusilaan karena statusnya sebagai istri simpanan. Status seorang nyai telah membuatnya sangat menderita, karena ia tidak memiliki hak asasi manusia yang sepantasnya. Nyai Ontosoroh sadar betul akan kondisi itu dan berusaha keras belajar, agar dapat diakui sebagai seorang manusia.
Melalui buku itu, secara hidup Pram juga menggambarkan kondisi masa kolonialisme Belanda pada saat itu. Ia memasukkan secuil demi secuil detail ke dalam tulisannya sehingga mirip dengan kondisi aslinya dan bisa dijadikan salah satu referensi sejarah meskipun fiktif.
 Iqbaal akan memerankan Minke di 'Bumi Manusia' yang digarap Hanung. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri) |
Bumi Manusia dibintangi Iqbaal Ramadhan sebagai Minke, Mawar Eva de Jongh sebagai Annelies, Sha Ine Febrianti sebagai Nyai Ontosoroh, serta didukung aksi Ayu Laksmi dan Donny Damara.
(rsa)