Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa senang dan bangga ilustrator Didie Sri Widiyanto karena mendapatkan penghargaan dari
Aydın Doğan International Cartoon Competition 2018 di Turki seketika berubah duka.
Duka langsung menyelimuti Didie pagi ini, Sabtu (30/6), begitu mendengar kabar kartunis seniornya sekaligus rekan kerjanya di Harian
Kompas, GM Sudarta meninggal dunia.
Hampir tiga puluh tahun Didie mengenal sosok GM Sudarta. Pada 2003, saat GM Sudarto ingin membentuk regenerasi tim ilustrator harian Kompas, Didie membantu memilih orang-orang di dalamnya. Selang dua tahun, terbentuklah tim ilustrator yang tadinya hanya digawangi oleh GM Sudarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di mata Didie, di balik humor satire yang disuguhkannya, pelukis kartun 'Om Pasikom' ini merupakan sosok yang kalem dan lemah lembut.
"Kalau ada orang ramai-ramai, dia (GM Sudarta) tidak bisa menggambar dengan cepat. Orangnya pelan, lemah lembut, kalem, khas Jawa," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com
GM Sudarta juga dikenal sebagai sosok pemikir. Saat menciptakan sebuah adegan kartun ia tidak hanya melihat persoalan yang muncul saja tetapi ia melihat persoalan di baliknya.
"Misalnya, kartun antar tokoh, dia (GM Sudarta) berpikir tentang, pertama, sifat orang-orang itu. Kedua, baru tentang persoalannya," ujarnya.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian ilustrasi |
Menurut Didie, GM Sudarta telah memiliki firasat akan kepergiannya. Sekitar empat bulan lalu, Didie bersama rekan-rekannya menyempatkan diri untuk menjenguk GM Sudarta yang terbaring sakit.
Kala itu, Didie mengatakan bahwa ia ingin menggelar pameran. Gagasan itu disambut oleh GM Sudarta.
"Aku setuju banget, aku pengen ikut yang terakhir kalinya," ujar Didie menirukan ucapan GM Sudarta.
Jawaban GM Sudarto menimbulkan tanda tanya di benak Didie yang ingin kesehatan seniornya segera pulih.
"Aku sih
feeling-nya begitu saja karena aku sudah capek Mas'," respons GM Sudarta kala itu seperti ditirukan Didie.
"Capek kenapa?" tanya Didie.
"Ya pokoknya capek saja. Semuanya sudah selesai, cuman untuk berkarya tetap saya akan garap terus," tutup GM Sudarta.
Dalam sakitnya, GM Sudarta terus ingin berkarya. Menurut Didie, rasa capek yang dirasakan GM Sudarta lebih disebabkan oleh rasa capek memikirkan persoalan dunia.
"Saya bukannya capek di saya, tetapi saya capek dengan persoalan hidup ini yang tidak pernah selesai," ujarnya masih menirukan pria kelahiran 20 September itu.
Bagi Didie, GM Sudarta menjadi pengingat generasi muda untuk terus berkarya di tengah keterpurukan dan rasa sakit. Seperti isi salah satu pesan GM Sudarta yang hingga kini masih lekat di ingatan Didie.
"Dia
ngomong gini, 'Kita cuma mengisi tempat di dunia, yang kita harus isi dengan sesuatu'," ujarnya.
(asa)