Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kebudayaan Bolivia mengatakan pihaknya bakal membuat sebuah museum bawah air di dasar danau yang dikeramatkan warga sekitar, Titicaca.
Ide itu muncul setelah ditemukan ribuan artefak berharga di dasar danau tersebut.
"Ini akan menjadi kompleks wisata dan pusat penelitian arkeologi, geologi, dan biologi satu-satunya di dunia," kata Menteri Kebudayaan Bolivia, Wilma Alanoca, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Museum tersebut akan membutuhkan dana pembangunan sebesar US$10 juta atau sekitar Rp143 miliar. Belgia dan UNESCO disebut bakal ikut bergabung dalam membangun museum tersebut.
Danau Titicaca memiliki keistimewaan tersendiri bagi masyarakat lokal. Masyarakat percaya bahwa putra dari Dewa Matahari yang mereka sembah dan istrinya Mama Ocllo, Manco Capac, muncul dari air danau tersebut.
Manco Capac sendiri merupakan salah satu legenda dalam mitologi suku Inca. Manco Capac dipercaya sebagai dewa yang membangun kota Cusco di Peru.
Kota Cusco merupakan ibu kota Kerajaan suku Inca yang bersejarah dan berjaya pada abad ke-13 dan 16 Masehi.
Danau Titicaca membentang seluas 8.500 kilometer persegi dan melintasi perbatasan antara Bolivia dan Peru.
Berada di ketinggian lebih dari 3.800 meter di atas permukaan laut, Titicaca merupakan danau air tawar tertinggi di dunia yang mampu dilewati oleh kapal-kapal besar.
Kawasan di danau ini juga disebut sebagai lokasi lahirnya sejumlah kebudayaan sebelum kedatangan Spanyol ke kawasan Amerika Latin.
Temuan terbaru dari dasar danau tersebut berupa 10 ribu artefak yang terbuat dari tulang, keramik dan logam, peralatan memasak, sisa-sia manusia dan hewan.
Artefak itu diyakini berasal dari era pra-Tiwanku atau sebelum 300 Masehi, era Tiwanku sekitar 300-1100 Masehi, dan era Inca atau pada 1100-1570 Masehi.
Museum bawah air Danau Titicaca itu sendiri akan terletak dekat dengan kota San Pedro de Tiquina, sekitar 100 kilometer dari ibu kota Bolivia, La Paz.
(end)