Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Sir Dandy lekat dengan Teenage Death Star (TDS), band di mana ia menjadi vokalis dan penulis lirik. Namun, pria bernama asli Dandi Achmad Ramdani ini juga terkenal karena proyek solonya.
Pada 2011 Sir Dandy merilis album solo bertajuk
Lesson #1. Dalam album yang berisi 10 lagu tersebut ia menulis lirik dan musik, serta memainkan seluruh lagu sendirian.
Album solo tersebut memiliki ciri musikal yang berbeda dengan album Teenage Death Star. Jika album-album TDS terkesan lebih rumit dengan lirik berbahasa Inggris,
Lesson #1 lugas membicarakan masalah keseharian menggunakan bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau album solo tuh bertutur aja bercerita tentang kejadian sehari-hari," ujar Sir Dandy saat berkunjung ke
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu. (13/7)
Baik bersama TDS maupun sendiri, Sir Dandy memang minim rilisan. Namun, album solo satu-satunya tersebut mendapat tempat khusus di hati pendengar dan masih menjadi perbincangan hingga sekarang.
"Dulu soalnya yang album itu
[Lesson #1] kenapa orang akhirnya bisa gampang menerima karena saya ngerjainnya dalam satu garis. Enggak putus-putus. Saya pikir lebih ekspresif, lebih original, dan kayak nggak dibuat-buat," kata Sir Dandy.
 Selain kesibukan menjadi perupa dan desainer, proses kreatif yang harus berkesinambungan menjadi kendala Sir Dandy dalam membuat album solo kedua. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
"Dan ternyata rumus itu untuk saat sekarang saya sulit ngedapetinnya. Karena terus terang dulu tuh saya masih ngekos dan belum menikah dan masih banyak waktu luang, lagi nganggur lah istilahnya. Kalau sekarang saya mencoba mengarah ke sana agak susah," imbuhnya.
Sistem kerja satu garis dan tidak terputus dalam mengerjakan album solo ini menjadi kelebihan sekaligus kekurangan bagi Sir Dandy. Ini menjadi kendala baginya untuk merilis album solo baru.
Walau sebenarnya ia mengaku memiliki banyak ide yang bisa dituangkan ke dalam album solo kedua.
"Sebenarnya dari dulu punya banyak ide dan pengen mencoba bikin yang baru. Cuma, kalau album solo memang saya nggak bisa terlalu maksain karena gaya menulisnya kan memang beda dengan Teenage Death Star," aku Sir Dandy.
"Album solo tuh bisa cepet bisa lama. Cepet tuh kalau kita udah kebayang sketsanya, udah kebentuk dari nol sampai akhir tuh udah kayak gitu. Tapi harus langsung dieksekusi. Karena tanggung jawabnya sendiri kan," tambahnya.
Beberapa ide lagu tersebut menurut Sir Dandy masih berkisah tentang keseharian manusia Indonesia. Tema lagu-lagunya akan masih nyambung dengan album pertama.
Di antaranya adalah mengenai kondisi lalu lintas Jakarta, hingga keinginan Sir Dandy membikin lagu tentang cabang olahraga seperti sepak bola.
[Gambas:Youtube]Selain sistem kerja yang harus berkesinambungan, kendala lain yang dihadapi Sir Dandy adalah minimnya waktu luang.
Pria kelahiran Bandung yang hijrah ke Jakarta pada 2004 ini memiliki seabreg kesibukan. Selain bermusik, ia juga bekerja di bidang seni visual dengan menjadi perupa dan interior decorator.
Tetapi Sir Dandy mengaku bahwa di tengah segala kesibukan, ia sedang berupaya untuk segera mewujudkan album solo kedua tersebut.
"Saya berusaha bikin album berikutnya karena banyak sekali ide yang bisa saya tuangkan ke album kedua ini, banyak yang ingin saya ceritakan," pungkas Sir Dandy.
(arse)