Jakarta, CNN Indonesia --
Meghan Markle di ambang dilema. Kepada salah satu sahabat dekatnya ia mengaku mencintai sang ayah, Thomas Markle. Namun sikap Thomas juga membuatnya berada dalam posisi sulit.
Baru-baru ini memang Thomas seakan kembali 'mencari gara-gara.' Dalam sebuah wawancara ia menyebut putrinya terlihat tertekan dan tak bahagia sejak hidup di lingkungan Kerajaan Inggris. Ia juga menyinggung gaya berbusana keluarga itu yang penuh aturan dan 'kuno.'
Kepada sahabatnya, Meghan menuturkan bahwa itu membuatnya sedih. Di satu sisi ia harus percaya ayah kandungnya. Namun di sisi lain sang ayah terus membual dan berkata hal-hal yang tidak benar. Itu membuatnya sulit berhubungan baik dengan sang ayah.
"Meghan seperti hidup dalam dongeng, [tapi] hidupnya tidak sempurna. Permasalahan dengan ayahnya adalah patah hati terbesar untuknya. Cara sang ayah berperilaku adalah seperti sebuah pengkhianatan," kata sahabat dekat Meghan kepada
Hollywood Life.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sumber itu, Meghan bingung dan tidak tahu cara menangani ayahnya.
"Kepercayaan adalah salah satu hal terpenting bagi Meghan. Bagaimana dia [Meghan] bisa mempercayainya [Thomas] ketika ia membagikan percakapan pribadi mereka dengan media seperti yang dilakukan di masa lalu," kata sahabat Markle melanjutkan.
Sang istri Pangeran Harry yang resmi menjadi anggota keluarga Kerajaan Inggris sejak Mei lalu itu pun disebut tengah mengalihkan pikirannya dengan mencoba banyak hal baru.
"Faktanya, dia tidak lagi dapat mempercayainya [Thomas] dan kesetiaan Meghan sekarang adalah untuk suaminya, Pangeran Harry dan keluarga barunya di kerajaan," kata teman itu, dikutip dari
Hollywood Life.
Thomas melewatkan hari pernikahan putrinya karena membuat skandal foto rekayasa dengan seorang paparazi. Sejak itu, ia tak memiliki hubungan baik dengan Meghan.
Baru-baru ini, dia pun membuat pernyataan mengejutkan soal pengamatan dirinya yang menganggap Meghan tertekan dan tak terlihat bahagia hidup dalam kerajaan.
Thomas mengaku melihat perasaan tertekan itu di mata, wajah dan senyuman putrinya.
"Saya telah melihat senyumnya selama bertahun-tahun. Saya tahu senyumnya. Saya tidak suka yang saya lihat sekarang. Ini merupakan senyuman yang menyakitkan," ujarnya.
Thomas menduga senyuman yang dianggapnya tak bahagia itu karena putrinya mengalami hari-hari buruk. Itu, katanya, disebabkan banyak tekanan yang dihasilkan dari aturan kerajaan.
"Ada harga tinggi yang harus dibayar untuk menikah dengan keluarga itu," katanya.
(rsa)