Pussy Riot Rilis Lagu usai Ditahan karena Tragedi Piala Dunia

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 18 Jul 2018 12:24 WIB
Bertajuk 'Track About a Good Cop,' lagu baru Pussy Riot menyindir polisi agar tidak lagi bersikap keras terhadap aktivis, demonstran dan kaum LGBT.
Pussy Riot luncurkan lagu baru usai ditahan karena membuat rusuh saat final Piala Dunia 2018. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Band Pussy Riot meluncurkan lagu baru pada Selasa (17/7) kemarin. Itu merupakan lagu pertama mereka setelah empat anggota band-nya ditahan karena mengganggu final Piala Dunia 2018.

Track About a Good Cop, demikian judul lagu mereka. Lagu itu berisi sindiran terhadap polisi, dengan membayangkan mereka ramah terhadap para demonstran dan kaum LGBT.

Tak hanya lagu, klip Track About a Good Cop pun diluncurkan sekaligus. Dalam video, terlihat empat polisi Rusia-tiga pria dan satu perempuan-yang bertransformasi dari sosok yang berdiri kejam, menuju tarian penuh godaan bak sedang berada di kelab malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Girls and boys / Sugary streets / Cops are kissing under the clouds," demikian Pussy Riot menyanyikan bagian reff lagunya, seperti dikutip dari kantor berita AFP.

"Me and the cop / Me and the cop / We have turned from enemies into a duo."

Dalam pernyataannya kepada media, Pussy Riot menyebut bahwa lagu itu merupakan impian utopis tentang realitas politik alternatif. Seperti dalam lagu, mereka berharap polisi tidak menangkapi para aktivis, melainkan bergabung dengan mereka di jalanan.

[Gambas:Youtube]

"Dunia di mana polisi mengenyahkan homofobia, menghentikan perang terhadap obat-obatan dan memahami bahwa akan lebih baik ikut bahagia bersama orang-orang," Pussy Riot memimpikan.

Bersamaan dengan dirilisnya lagu Track About a Good Cop, Pussy Riot juga mengumumkan rentetan permintaan. Salah satunya, membebaskan empat anggota mereka yang ditahan selama 15 hari karena menimbulkan keributan di pertandingan final antara Prancis dan Kroasia.

Mereka juga meminta sineas Oleg Sentsov yang juga tahanan politik Rusia, dibebaskan. Sebagai tambahan, mereka meminta Rusia menghentikan protes jalanan dan aksi melawan pemimpin kelompok oposisi, Alexei Navalny. Pussy Riot sendiri memprotes Vladimir Putin.

(rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER