Adegan-adegan Ikonis Serial Si Doel

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Jul 2018 10:44 WIB
Serial 'Si Doel Anak Sekolahan' yang tayang dari 1994-2003 punya banyak kenangan dari adegan-adegannya. CNNIndonesia.com memilih lima di antaranya.
Serial 'Si Doel Anak Sekolahan' yang tayang dari 1994-2003 punya banyak kenangan dari adegan-adegannya. CNNIndonesia.com memilih lima di antaranya. (Dok. Karnos Film)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sinetron atau serial televisi Si Doel Anak Sekolahan merupakan salah satu seri legendaris yang pernah ditonton oleh masyarakat Indonesia.

Bukan hanya soal jumlah episode dan musimnya yang banyak hingga membuat sinetron ini disebut sebagai sinetron terpanjang di Indonesia, melainkan konten yang ada di dalamnya. Sinetron ini tayang perdana pada 12 Maret 1994 dan berakhir setelah enam musim pada 6 Juni 2003.

Terlepas dari cerita besar Si Doel Anak Sekolahan yang bergeser dari upaya dan kebanggaan sebuah keluarga Betawi akan anaknya yang lulus menjalani pendidikan tinggi menjadi cerita cinta segitiga, kisah serial ini sarat akan adegan ikonis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adegan-adegan tersebut amatlah terkenal walau sebagian besar adalah gimik dan masih menjadi kenangan manis kala televisi Indonesia berisi banyak konten kreatif nan mendidik alih-alih kini yang mayoritas mengandalkan gosip, gimik, mistik, dan hal receh untuk kerek rating.


CNNIndonesia.com memilih lima adegan dari serial garapan Rano Karno ini dari banyaknya kenangan manis dari sinetron Si Doel Anak Sekolahan.

Si Doel Lulus

Momen Doel lulus dari pendidikan teknik adalah salah satu adegan ikonis sekaligus utama dari sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Adegan ini semula adalah akhir dari serial tersebut, namun mengingat kesuksesannya maka adegan ini hanya menjadi penutup dari musim pertama.

Pada episode enam musim pertama Si Doel Anak Sekolahan (1994), dikisahkan Doel akhirnya rampung menyelesaikan pendidikan tekniknya sekaligus berbaikan dengan Sarah.

Sabeni, ayah Doel yang diperankan mediang Benyamin Sueb, bangga bukan kepalang. Wajar, mengingat ia amat mengandalkan Doel, sang anak sulungnya, menjadi sarjana hingga tak meneruskan pendidikan Atun.

Salah satu adegan ikonis dari momen ini adalah ketika Sabeni yang kegirangan akan kelulusan Doel berlari ke jalanan dan teriak "Eeeeyyy oraang kampuuungg!!! Anak gue lulus jadi sarjana!!" sambil joget kegirangan.

[Gambas:Youtube]

Atun Kejepit Tanjidor

Adegan Atun terjepit tanjidor mungkin salah satu bagian sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang paling diingat sampai saat ini. Adegan ini sendiri ada di musim-musim awal Si Doel Anak Sekolahan.

Dikisahkan, Atun tengah jenuh di suatu siang. Melihat Babenya (Benyamin S) tengah tidur siang di depan rumah, muncul niat iseng Atun mengagetkan ayahnya itu menggunakan tanjidor atau terompet.

Usai mengagetkan Sabeni, Atun kena getahnya. Ia terpeleset dan tanjidor pun terjepit di perutnya hingga membuat repot sekeluarga karena harus membawa Atun ke dokter untuk dilepaskan dari 'cengkeraman' tanjidor.

"Pasti diingat. Karena pas adegan itu banyak yang spontan, kayak Babe [mendiang Benyamin Sueb] enggak bilang mau ada adegan melompati kepala saya. Itu ketendang gara-gara sarungnya kesangkut, sakit dan benar-benar nangis, dari pada diulang," kenang Suti Karno, pemeran Atun, beberapa waktu lalu kepada CNNIndonesia.com.

[Gambas:Youtube]

Babe Meninggal

Pada masa pembuatan Si Doel Anak Sekolahan musim ketiga pada 1995, ada cerita besar yang berubah di tengah-tengah masa produksi, yaitu Benyamin Sueb sang pemeran Babe Sabeni meninggal dunia pada 5 September 1995.

Dalam sebuah episode pada musim itu, adegan terakhir Benyamin yang terekam adalah ketika Sabeni dan keluarganya berlibur ke sebuah vila di tepi pantai bersama Sarah. Kala itu, Babe mendukung wanita mana pun yang Doel pilih sebagai pasangan hidupnya.

Usai pulang dari pantai, kehidupan keluarga Doel berjalan seperti biasanya. Namun bila diperhatikan, Benyamin tak lagi nampak usai adegan di pantai.

Hingga pada sebuah malam yang hujan, sepasang polisi datang ke rumah Doel. Doel sendiri khawatir mengapa ayahnya tak kunjung pulang usai pergi bersama Enyak dan Atun dengan oplet.


Polisi tersebut mengatakan bahwa Sabeni mengalami kecelakaan, truk menabrak opletnya dan sang sopir truk melarikan diri. Doel, Mandra, Kong Ali, dan Mas Karyo pun pergi ke rumah sakit.

Dokter pihak rumah sakit mengatakan kepada Doel bahwa cedera pada kepala yang dialami Sabeni bisa ditangani. Namun nyawanya tak tertolong lantaran Sabeni ternyata memiliki penyakit jantung yang tak disadarinya.

Kecelakaan tersebut memicu serangan jantung yang menyebabkan nyawa Sabeni melayang. Beban Doel pun bertambah, ia harus menggantikan posisi Sabeni sebagai kepala keluarga.

[Gambas:Youtube]

Lagu Munaroh

Sepanjang kisah Si Doel Anak Sekolahan, cerita cinta Mandra tak akan pernah bisa dilepaskan dari Munaroh. Munaroh adalah wanita yang mampu membuat Mandra jatuh cinta.

Namun apa daya, keduanya tak mendapatkan restu meresmikan hubungan itu. Pun Mandra sudah kepalang jatuh cinta dengan Munaroh. Salah satu ungkapan cinta Mandra adalah menciptakan lagu untuk gadis Betawi itu, walaupun hanya berisi satu kata saja: Munaroh.

[Gambas:Youtube]

'Ziarah' Keluarga ke GBK

Adegan lain yang kocak dan masih dikenang dari sinetron Si Doel Anak Sekolahan adalah ketika Babe Sabeni mengajak keluarganya ziarah ke leluhurnya.

Menariknya, ziarah yang dilakukan keluarga Sabeni ini bukan ke sebuah kampung di suatu daerah di Jakarta, melainkan justru ke kawasan Gelora Bung Karno, Senayan.

Sabeni mengklaim Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun di atas lahan bekas rumahnya dilahirkan. Bahkan mereka menggelar karpet sembari mengenang masa kecil Sabeni.

Kegiatan piknik keluarga Sabeni jelas mengganggu acara latihan sepak bola yang sedang dilakukan. Sang pelatih pun jengkel dan menghampiri keluarga Sabeni.


"Bapak tidak boleh di sini," kata pelatih tim sepak bola yang berusaha mengusir Sabeni dan keluarganya.

"Emang ngapa sih gak boleh? Sombong amat," seloroh Mandra.

"Anda tidak lihat? Kita sedang latihan!" bantah si pelatih. "Silahkan keluar!"

"Sebentar! Mau haulan [peringatan tahunan akan seseorang]" kata Sabeni.

"Ya udah beh," kata Si Doel.

"Bapak mengerti bahasa Indonesia tidak?" tanya si pelatih dengan angkuh.

Sembari beranjak dan mengomel, Sabeni pun mengeluarkan kalimat ikonis: "Latihan.. Latihan.. Latihan mulu, menangnya kagak!" kata Sabeni sambil pergi.

Episode ini diduga tayang pada musim-musim awal penayangan si Doel, terutama usai Doel dinyatakan lulus dari pendidikan tingginya.

[Gambas:Youtube] (end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER