Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah merilis album perdana bertajuk
Multiverse (2017), Feast kini meluncurkan dua lagu baru secara digital. Satu lagu yang berjudul
Peradaban sudah bisa didengar sejak Juli, sementara
Berita Kehilangan (featuring Rayssa Dynta) dirilis Rabu (9/8) pekan lalu.
Dua lagu itu memiliki nuansa musik yang sama. Keduanya menggunakan lirik bahasa Indonesia. Itu berbeda dengan album
Multiverse, yang mengandung 11 lagu dari beragam genre.
Vokalis Baskara Putra menjelaskan,
Multiverse memang berisi permainan nuansa musik. Band yang terbentuk sejak 2013 ini bahkan membuat cerita fiksi saat menggarap album itu. Arti albumnya saja 'kumpulan sejumlah alam semesta atau bumi menjadi satu.'
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari filosofi itu,
Multiverse pun direncanakan mengandung lagu dengan berbagai genre.
Sementara untuk dua lagu barunya, Feast ingin lebih membumi.
"Kalau dua lagu baru ini menceritakan hal-hal yang terjadi di Bumi kedua, Bumi di mana kami tinggal sekarang. Makanya dari segi lirik kami menggunakan bahasa Indonesia, kami ingin membumi di projek ini," kata Baskara kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (14/8).
Peradaban, kata Baskara, bercerita tentang budaya Indonesia yang tak akan hilang. Budaya dan peradaban tak akan luntur meski diterpa isu, budaya baru atau paham baru.
Inspirasi
Peradaban muncul ketika tragedi Bom Surabaya beberapa waktu lalu. Dari diskusi bersama personel Feast lain, ia berpikir bahwa paham teroris yang belakangan disebut radikal tidak ada artinya melawan keaslian Indonesia.
"Seberapa kuat paham radikal ditanamkan enggak akan bisa. Peradaban dan budaya Indonesia sudah ada jauh lebih lama dari paham yang coba mereka tanamkan," kata Baskara.
Berita Kehilangan, bercerita tentang korban kematian dari suatu kejadian. Sama seperti Peradaban, lagu berdurasi empat menit lebih itu juga terinspirasi dari bom Surabaya.
[Gambas:Youtube]Baskara menjelaskan,
Berita Kehilangan mengandung penggalan surat seorang ibu kepada anaknya yang meninggal. Bagian lirik itu dinyanyikan Rayssa Dynta:
Jika ini memang caranyaMenggenapkan namamu yang kuberikanSama seperti artinyaSaat kau berkorban, menyadarkanSayang, kau telah menjadi abadiDi hati, di sejarah kamiDan kurelakan hari ini, esok, lusaAtau lain kali, karenaLirik itu asli dari sebuah surat seorang ibu. "Gue enggak bisa cerita anak ini korban kejadian apa, tapi kejadian itu pahit banget. Ibu yang izinkan suratnya dikutip jadi lagu ini memang minta untuk enggak kasih tau nama anaknya dan kejadiannya," kata Baskara.
[Gambas:Youtube]Untuk mengerjakan materi yang lebih membumi itu, Feast jadi banyak mendengar musisi Indonesia, salah satunya Iwan Fals. Mereka bahkan mengutip sejumlah lagu musisi Indonesia.
Pada
Peradaban misalnya, terdapat penggalan lirik lagu
Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti karya Banda Neira. Sementara pada
Berita Kehilangan terdapat penggalan lirik lagu
Taifun karya Barasuara.
Bersamaan dengan perilisan lagu, Feast juga merilis video musik. Uniknya, dua video itu berformat vertikal, sehingga bisa dilihat dengan telepon genggam tanpa harus mengubah format layar. Kata Baskara, dengan begitu pesan lagunya bisa lebih tersampaikan.
(rsa)