Fan dan Jemaat Gereja di Detroit Kenang Aretha Franklin
AFP | CNN Indonesia
Senin, 20 Agu 2018 08:07 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Penggemar dan jemaat gereja di Detroit mengkhususkan peribadatan mereka pada Minggu (19/8) pagi untuk mengenang sosok musisi legendaris Aretha Franklin yang meninggal pada Kamis (16/8).
Aktivis hak-hak sipil yang juga pengkhotbah Jesse Jackson memimpin peribadatan Minggu pagi itu sekaligus mengirim doa untuk sang Queen of Soul yang juga sahabat lamanya.
Gereja New Bethel Baptist yang terletak di kaki bukit lingkungan asri Detroit memutuskan fokus memberikan persembahan untuk Franklin yang meninggal usai berjuang melawan kanker pankreas sejak 2010.
"Pada Kamis pagi, Bumi kehilangan musik dari Franklin. Surga mendapatkannya," kata Jackson yang ketika maju diberikan tepuk tangan meriah dari jemaat.
"Kini, paduan suara gospel di surga telah memiliki penyanyi utama. Detroit kehilangan sesuatu, namun surga mendapatkan sesuatu," lanjutnya.
Franklin terkenal di kalangan pencinta musik gospel. Ia pernah merekam lagu Precious Lord (Take My Hand), salah satu lagu gospel favorit Martin Luther King Jr.
Franklin bahkan membawakan lagu tersebut pada pemakaman sang aktivis hak-hak asasi manusia sekaligus pendeta terkenal di Amerika Serikat tersebut pada 1968.
Ungkapan penghargaan juga diberikan oleh pastor Robert Smith Jr dalam acara tersebut.
"Kami sedih Aretha telah pergi," kata Smith. "Namun kami bahagia ia telah terbebas dari belenggu waktu,"
Jackson dalam ceramahnya mengisahkan kehidupan Franklin dalam konteks gerakan hak-hak sipil, mulai dari kelahirannya hingga perannya dalam kebangkitan kulit hitam di Amerika Serikat, termasuk bernyanyi di inaugurasi presiden Barack Obama.
Jackson mengatakan kala Franklin dilahirkan di sebuah gubuk di tepi Sungai Mississippi, Tennessee, sebanyak 225 orang kulit hitam digantung.
Ayah Aretha, CL Franklin, kata Jackson, adalah seorang pengkhotbah baptis terkemuka dan aktivis hak-hak sipil.
Ia disebut membantu Martin Luther King Jr mengatur Walk to Freedom pada Juni 1963, dua bulan sebelum momen legendaris March on Washington dan pidato "I Have a Dream" miliknya.
"Saya ingat suatu ketika Dr King sedang mengalami kebangkrutan, dan Aretha melakukan tur 11 kota dan memberikan semua uangnya kepada Dr King," kata Jackson.
"Aretha ibarat mawar yang tumbuh di taman penuh ilalang," lanjutnya.
[Gambas:Youtube]
Aretha mengembuskan napas terakhir pada Kamis (16/8) di usia 76 tahun. Penyanyi ini telah menorehkan beragam prestasi termasuk 18 kali memenangi Grammy Award. Gaya bernyanyinya juga banyak memberikan pengaruh pada penyanyi-penyanyi lain.
Para penggemar tentu ingat dengan lagu-lagu hits yang pernah ia populerkan seperti Respect (1967), Natural Woman (1968) dan I Say a Little Prayer (1968). Kepergiannya jelas menimbulkan duka di dunia musik.
Pada Jumat (17/8) para fan juga melakukan penghormatan dengan meletakkan berbagai benda kenangan akan dirinya di depan gereja milik sang ayah, Gereja Baptis Bethel dan kemudian berlanjut di luar Museum Motown. Sepanjang akhir pekan, fan memutar lagu-lagunya dan menyediakan buku duka.
Para penggemar 'Queen of Soul' dapat memberikan penghormatan sebelum ia dimakamkan pada 28-29 Agustus 2018 di Museum Sejarah Afrika-Amerika Charles H. Wright. Pihak publikasi Aretha, Gwendolyn Quinn berkata kunjungan akan berlangsung selama 12 jam per hari.
"Kami semua sedih dan patah hati karena kepergiannya, tapi orang-orang berbondong-bondong ke museum. Dia tampil pada malam ulang tahun pernikahan kami ke-20 dan itu sangat fenomenal, pertunjukan fenomenal. Sehingga kami memberikan penghormatan," ujar Sheila Spencer, manajernya. (end)
Aktivis hak-hak sipil yang juga pengkhotbah Jesse Jackson memimpin peribadatan Minggu pagi itu sekaligus mengirim doa untuk sang Queen of Soul yang juga sahabat lamanya.
Gereja New Bethel Baptist yang terletak di kaki bukit lingkungan asri Detroit memutuskan fokus memberikan persembahan untuk Franklin yang meninggal usai berjuang melawan kanker pankreas sejak 2010.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kini, paduan suara gospel di surga telah memiliki penyanyi utama. Detroit kehilangan sesuatu, namun surga mendapatkan sesuatu," lanjutnya.
Franklin bahkan membawakan lagu tersebut pada pemakaman sang aktivis hak-hak asasi manusia sekaligus pendeta terkenal di Amerika Serikat tersebut pada 1968.
Ungkapan penghargaan juga diberikan oleh pastor Robert Smith Jr dalam acara tersebut.
"Kami sedih Aretha telah pergi," kata Smith. "Namun kami bahagia ia telah terbebas dari belenggu waktu,"
Jackson dalam ceramahnya mengisahkan kehidupan Franklin dalam konteks gerakan hak-hak sipil, mulai dari kelahirannya hingga perannya dalam kebangkitan kulit hitam di Amerika Serikat, termasuk bernyanyi di inaugurasi presiden Barack Obama.
Jackson mengatakan kala Franklin dilahirkan di sebuah gubuk di tepi Sungai Mississippi, Tennessee, sebanyak 225 orang kulit hitam digantung.
Ayah Aretha, CL Franklin, kata Jackson, adalah seorang pengkhotbah baptis terkemuka dan aktivis hak-hak sipil.
Ia disebut membantu Martin Luther King Jr mengatur Walk to Freedom pada Juni 1963, dua bulan sebelum momen legendaris March on Washington dan pidato "I Have a Dream" miliknya.
"Saya ingat suatu ketika Dr King sedang mengalami kebangkrutan, dan Aretha melakukan tur 11 kota dan memberikan semua uangnya kepada Dr King," kata Jackson.
"Aretha ibarat mawar yang tumbuh di taman penuh ilalang," lanjutnya.
[Gambas:Youtube]
Aretha mengembuskan napas terakhir pada Kamis (16/8) di usia 76 tahun. Penyanyi ini telah menorehkan beragam prestasi termasuk 18 kali memenangi Grammy Award. Gaya bernyanyinya juga banyak memberikan pengaruh pada penyanyi-penyanyi lain.
Para penggemar tentu ingat dengan lagu-lagu hits yang pernah ia populerkan seperti Respect (1967), Natural Woman (1968) dan I Say a Little Prayer (1968). Kepergiannya jelas menimbulkan duka di dunia musik.
Pada Jumat (17/8) para fan juga melakukan penghormatan dengan meletakkan berbagai benda kenangan akan dirinya di depan gereja milik sang ayah, Gereja Baptis Bethel dan kemudian berlanjut di luar Museum Motown. Sepanjang akhir pekan, fan memutar lagu-lagunya dan menyediakan buku duka.
Para penggemar 'Queen of Soul' dapat memberikan penghormatan sebelum ia dimakamkan pada 28-29 Agustus 2018 di Museum Sejarah Afrika-Amerika Charles H. Wright. Pihak publikasi Aretha, Gwendolyn Quinn berkata kunjungan akan berlangsung selama 12 jam per hari.
"Kami semua sedih dan patah hati karena kepergiannya, tapi orang-orang berbondong-bondong ke museum. Dia tampil pada malam ulang tahun pernikahan kami ke-20 dan itu sangat fenomenal, pertunjukan fenomenal. Sehingga kami memberikan penghormatan," ujar Sheila Spencer, manajernya. (end)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK