Jakarta, CNN Indonesia -- Pussy Riot mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan para dokter di Charité Universitätsmedizin Berlin, universitas medis terbesar di Jerman, mendukung dugaan bahwa
Pyotr Verzilov diracun.
Verzilov jatuh sakit setelah menghadiri persidangan Veronika Niklushina, personel Pussy Riot lainnya.
Dia pingsan dan ketika tersadar, menyadari penglihatannya berkurang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak teman-teman dan keluarga Verzilov berpendapat pria 30 tahun ini diracun.
Setelah sempat kritis beberapa waktu lalu, Verzilov kini disebut masih menderita amnesia, pusing dan kebingungan.
Namun diakui dia punya semangat sembuh yang tinggi.
"Jika Anda menanyai Peter tentang mengapa ada seseorang yang mau meracuninya, dia akan memberitahu tentang penahanan Igor Sechin, terlepas dari apakah ada sinyal di Kutub Utara atau tidak, tentang penampilan penari Marina Abramovic dan Ulay, dan fantasi post-modern-nya. Mungkin sedikit terdengar menakutkan, tetapi Peter tetap memiliki selera humornya yang aneh," kata Pussy Riot dalam pernyataan mereka, dilansir dari
NME pada Rabu (19/9).
"Ketika dia melihatku dan Nika Nikulshina kemarin, dia berkata, 'senang sekali melihatmu tanpa diborgol'. Penting untuk menyadari, hidup Peter dalam bahaya. Dia bisa mati kalau Nika tidak berada di dekatnya saat itu," ungkap Pussy Riot.
Verzilov merupakan satu dari empat personel Pussy Riot yang ditahan setelah menerobos masuk lapangan saat pertandingan final Piala Dunia, Juli lalu.
Melakukannya sebagai bentuk protes terhadap kepolisian Rusia, mereka divonis penjara selama 15 hari dan dilarang menghadiri acara olahraga apapun selama tiga tahun.
(rea/ard)