Jakarta, CNN Indonesia -- Sesosok pria bule setinggi dua meter memasuki ruangan media Indonesia Comic Con di Jakarta Convention Center, Sabtu (27/10). Wajahnya tak asing, pria tersebut pernah mengisi salah satu peran di serial fantasi
Game of Thrones, Hodor alias Wylis, pada 2016 lalu.
Di balik perawakan yang tinggi dan besar, sosok Kristian Nairn yang memerankan Hodor justru amat ramah. Senyuman selalu terpasang di wajah pria Irlandia Utara tersebut.
Nairm tak sungkan untuk berbagi cerita terkait pengalamannya mengakhiri serial
Game of Thrones dua tahun lalu. Kala itu, karakter Hodor mati berkorban nyawa menahan pintu demi menyelamatkan Bran Stark dan Meera Reed dari kejaran White Walker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin hari ketika saya pergi, itu super emosional. Ini [
Game of Thrones] benar-benar mengubah hidup saya saya menjadi lebih baik. Dan tiba tiba ini berakhir dan orang-orang yang kau lihat tiap hari dan semua fan tiba tiba tidak bisa kita lihat lagi, itu menyedihkan," kata Nairm.
"Saya ingat semua orang mengucapkan selamat tinggal. Saya ingat terakhir kali saya melepaskan kostum itu untuk terakhir kali. Saya rindu kostum itu," lanjutnya.
Itulah sebabnya ia menyebut sangat menyukai adegan kematian Hodor. Menurut Nairm, semua kru bekerja amat kerat untuk menghasilkan adegan kematian yang sanggup membuat penonton diselimuti duka.
"Anda tidak akan percaya berapa lokasi dan set berbeda di satu adegan itu. Saya pikir itu empat lokasi berbeda untuk satu adegan, dan 10 lemari pakaian," ujar Nairn.
Nairn kemudian mengakui dirinya tidak mengetahui bahwa Hodor adalah kepanjangan dari Hold the Door sebelum ia memulai Season 6. Bahkan ia menekankan dirinya tidak mengetahui hal itu sampai adegan Hodor mati.
Ia mengakui sempat bertanya asal muasal nama Hodor ke penulis GoT, George R.R. Martin. Namun Martin menolak untuk memberi tahu pria 42 tahun ini.
Dalam kisah, Hodor harus rela berkorban nyawa demi Bran yang diperankan oleh Isaac Hempstead Wright. Dan karenanya, banyak penggemar yang menyalahkan Bran atas kematian Hodor.
Namun di dunia nyata, Nairn mengakui menganggap Isaac Hempstead Wright seperti adik kandung.
"Saya kenal dia sejak umur delapan atau sembilan tahun dan sekarang ia berusia 18 tahun, ia pria dewasa sekarang. Kita punya banyak kesenangan di set, kadang-kadang juga ia mengesalkan. Tapi itu lah adik," kata Nairn sambil tertawa.
Bila punya kesempatan memilih karakter di GoT, Nairn mengaku ingin berperan sebagai Varys si Spymaster. Alasannya, Nairm menyebut karena Varys sering berbicara dan seringkali amat penting.
[Gambas:Instagram]Selain sebagai aktor, Nairm diketahui adalah seorang disjoki. Nairn mengakui sudah berprofesi sebagai disjoki selama 20 tahun sebelum terkenal sebagai Hodor.
Bahkan Nairn juga mengatakan sering bermain untuk rekan-rekannya di GoT. Nairn juga pernah melakukan tur "Rave of Thrones" di Amerita Serikat dan Australia pada 2014 lalu.
Nairn mengatakan sesungguhnya ia hendak memisahkan karir disjoki dengan sosok Hodor yang selalu melekat. Akan tetapi ia tak bisa melepaskan sosok Hodor yang kadung melekat pada dirinya.
Kekeluargaan di antara para pemain GoT diakui Nairn sangat rekat, bahkan Nairn mengatakan selalu berkomunikasi dengan para pemain lainnya.
[Gambas:Youtube]"Ya sebenarnya selalu [komunikasi], dan kami datang ke pertemuan dan acara dari HBO. Pertemanan kami erat, seperti keluarga. Maksud saya, kami memulai pekerjaan ini bersama-sama," kata Nairn.
Terkait akhir kisah
Game of Thrones, Nairm punya jagoannya sendiri. Alih-alih memilih Jon Snow Targaryen atau Daenerys Targaryen untuk mendapat gelar raja di Westeros, ia justru berharap karakter Brienne of Tarth bisa duduk manis di Iron Throne.
Menurutnya karakter unik Brienne yang jujur tidak dimiliki oleh karakter lain di
Game of Thrones. "Dia karakter favorit saya. Dia karakter besar, kuat dan jujur." katanya mengakhiri perbincangan.
(jnp/end)