Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu stasiun televisi terbesar di Jepang membatalkan penampilan grup K-pop BTS setelah muncul tudingan bahwa salah seorang anggota grup menggunakan kaus yang bergambar pemboman kota Nagasaki.
Grup band beranggotakan tujuh orang itu dijadwalkan untuk tampil di program musik andalan televisi Ashahi, Music Station, pada Jumat (9/11) malam.
Lewat pernyataan resmi, stasiun televisi itu menyatakan mencoret penampilan BTS setelah berbicara dengan perusahaan rekaman soal alasan Jimin menggunakan kaus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta maaf pada penonton yang telah menantikan penampilan mereka," demikian pernyataan resmi Ashahi.
CNN Internasional telah menghubungi Big Hit Entertainment yang menaungi BTS, tapi belum mendapatkan respons.
Isu ini mencuat setelah beredar foto di media sosial yang menunjukkan Jimin mengenakan kaus yang bertuliskan frasa "PATRIOTISM OUR HISTORY LIBERATION KOREA". Kata-kata itu dituliskan berulang-ulang di samping sebuah gambar awan besar yang menutupi kota Nagasaki.
Belum diketahui waktu pasti Jimin mengenakan kaus tersebut, tapi media lokal melaporkan foto tersebut telah ada sejak 2013.
Isu Perang Dunia II sendiri menjadi isu sensitif baik bagi Jepang maupun Korea Selatan.
Semenanjung Korea sempat dikuasai Jepang pada periode 1910-1945 dan baru dibebaskan setelah sekutu mengalahkan Jepang di akhir PD II.
Jutaan rakyat Korea menderita pada zaman penjajahan Jepang dan hal itu terus mempengaruhi hubungan antara Tokyo dan Seoul.
Jepang adalah satu-satunya negara yang menderita serangan nuklik yaitu ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Lebih dari 200 ribu orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Meski telah bertahun-tahun menjadi grup musik terbesar di Korea Selatan dan Asia Timur, nama mereka semakin meroket di dunia internasional pada 2018 ini.
Pada tahun ini juga, BTS menjadi band K-pop pertama yang memenangi Penghargaan Musik Billboard, menjadi band K-pop pertama yang tiket konsernya terjual ludes di Amerika Serikat, dan memecahkan rekor video musik dengan jumlah penonton terbanyak dengan mengalahkan Taylor Swift.
(vws)