Jakarta, CNN Indonesia -- Keromantisan seorang
Armand Maulana tidak hanya ditunjukkannya saat melantunkan bait manis dari lagu-lagu Gigi. Ia turut membuktikan itu ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang kepala keluarga.
Bagi pria kelahiran Bandung ini dirinya memegang dua peranan penting dalam keluarga. Sebagai ayah terhadap anaknya serta seorang suami terhadap istrinya, Dewi Gita yang dinikahinya 24 tahun lalu.
"Kalau ke istri lebih ke kerjasama, setelah sekian lama bersama semakin seperti teman baik, sahabat. Betul-betul kerjasama bagaimana membentuk rumah tangga yang tetap awet," katanya saat dihubungi
CNNIndonesia.com, di sela kesibukannya syuting ajang pencarian bakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, lanjut Armand, bila dengan sang anak ia mencoba memposisikan dirinya sebagai panutan.
Menurutnya, anak terlahir bagaikan halaman buku yang masih kosong. Dengan pengalaman dan bimbingannya, ia mengisi halaman-halaman tersebut.
Namun, perbedaan zaman seperti dirinya dulu diakui Armand membutuhkan siasat yang sedikit berbeda.
Segala sesuatunya membutuhkan alasan yang konkret. Ia tak bisa semena-mena meminta atau melarang anaknya tanpa ada alasan yang jelas.
"Zaman saya dengan orang tua dulu kan searah [komunikasinya] ya, kalau sekarang dua arah. Kalau dulu bapak bilang enggak boleh merokok ya enggak boleh. Kalau nanya kenapa enggak boleh merokok, waduh ditempeleng kita. Sedangkan sekarang misalnya 'kamu enggak boleh merokok', ya dia akan tanya 'kenapa?'. Harus ada alasannya," tuturnya.
Tak ayal demi menyiasati situasi-situasi seperti itu, Armand pun memaparkan bahwa ia perlu menjadi rekan bagi putri semata wayangnya, Naja Dewi Maulana, yang kini telah berusia 17 tahun.
Bahkan, ia menganggapnya sebagai sebuah keharusan agar proses berbagi dan berkompromi lebih mudah dijalani.
 Foto: Dok. Pribadi Armand melihat ia tak bisa menerapkan cara serupa seperti kala ia dibesarkan dulu terhadap putrinya yang kini menjelang dewasa. |
Lebih lanjut, Armand turut mengungkapkan bahwa ia kerap memanfaatkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan sang anak saat menjalani hobi mereka.
Kebetulan, katanya, ia dan sang putri sama-sama memiliki hobi terhadap komik dan hal-hal yang terkait dengan fiksi ilmiah.
Baginya, itu juga menjadi kunci untuk mendalami hubungan dengan sang putri yang kini telah beranjak dewasa.
"Saya suka komik, dia juga suka
science-fiction jadi kadang-kadang pada saat di situlah nyambung tuh, kita bisa ngobrol lama, kalau kasih-kasih nasihat ya pada saat itu juga, beda kalau di luar itu kadang [nasihatnya] ada yang masuk ada yang enggak," tuturnya.
Tak jarang karena kesamaan hobi itu pula, menjadikan momen untuk mereka memiliki waktu berkualitas bersama di tengah kesibukan aktivitas masing-masing.
Karena bagi Armand, kini buah hatinya dengan Dewi Gita itu semakin sering meninggalkannya demi bergaul dengan teman-teman sebaya.
"Paling ada momen saya ngajak nonton, kebetulan sama-sama senang film juga, jadi misalnya Marvel atau DC keluarin film, atau ada satu anime yang baru keluar, itu momen saya pergi dengannya. Dulu sih pas dia masih kecil malah saya sempat berduaan ke Singapura buat festival anime," kenangnya.
Terlepas dari sang anak yang telah menjadi seorang remaja dengan ragam kegiatan baik di sekolah atau bersama temen-temannya, bagi Armand, sang putri tetap segalanya. Buah cinta dengan sang istri yang dituntun untuk menjadi pribadi yang baik.
"Enggak ada bekas anak, kalau bekas istri ada, anak enggak ada. Dan anak itu kan cetakan dari kita, dia nanti besar akan jadi seperti apa itu kan cetakan kita. Kalau kitanya tidak bertanggung jawab, tidak memberikan yang bagus, nauzubilah bin dzalik itu anak bakal enggak karuan juga kan. Jadi ya segalanya, selain cinta," ucapnya.
 Foto: Dok. Pribadi Melepas anak berkuliah di luar negeri pun menjadi pelajaran tersendiri bagi Armand. |
Selepas putrinya lulus SMA, Armand bercerita bahwa Naja telah berencana untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeti. Meski dirinya merasa berat untuk melepas anak satu-satunya itu merantau ke negeri orang, namun ia tetap berusaha memandang dan mempertimbangkan dari sisi sang anak.
Dirinya hanya berharap bahwa kelak putrinya dapat tumbuh menjadi sosok yang bertanggung terhadap apa yang telah diambil dan menikmatinya. Itu yang terpenting, bagi Armand.
"Kalau saya maksa dia benar-benar di Indonesia, apakah dia akan bahagia. mudah-mudahan dia bertanggung jawab dengan apa yang dia ambil, udah gitu memang
passion terhadap itu karena itu yang akan membuat dia bahagia," ujarnya.
"Selebihnya mah orang tua pengennya dia berbakti sama orang tua dan solehah ya, itu yang saya doakan terus," tambahnya berharap.
Sementara, sebagai seorang ayah ia mengaku ingin sang anak dapat melihatnya menjadi orangtua yang bertanggungjawab dan siap sedia kapanpun dibutuhkan.
"[Saya ingin] Dia melihat saya sebagai seorang ayah yang saat dimintai pertolongan saya bisa menolong dia. Dia pengen ngobrol yang tidak terlalu serius, saya juga bisa jadi ayah yang santai-santai saja, tapi saat bersamaan ketika dia buat salah, saya juga bisa tegas," ucapnya.
(agn/rea)