Jakarta, CNN Indonesia -- Penggemar fanatik
Radiohead perlu siap-siap untuk berebut EP eksklusif terbatas dari band idola mereka, 22 Februari mendatang. Pada hari itu, vokalis Radiohead
Thom Yorke berjanji akan merilis
Suspiria Limited Edition Unreleased Material.
EP itu berisi tujuh lagu yang belum pernah didengar sebelumnya. Lagu-lagu itu dihasilkannya saat mengisi
scoring untuk film horor Suspiria. Tak semua lagunya dipakai saat itu. Beberapa lagu yang tak dipakai dirilisnya dalam EP itu.
Kabar bahwa dirinya akan merilis lagu-lagu itu dalam EP disampaikan Yorke melalui akun Instagram-nya. Musisi 50 tahun itu mengunggah video bergambar kover piringan hitam dan berisikan cuplikan score
Suspiria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuh musik score yang belum didengar dari Suspiria akan rilis secara terbatas dalam album mini dengan format piringan hitam 12 inchi," tulis Yorke mengumumkan.
Melansir
Pitchfork, EP tersebut hanya akan dirilis sebanyak 1.500 keping piringan hitam.
Suspiria adalah film pertama yang score musiknya diisi oleh Yorke. Dalam wawancara dengan sebuah radio Inggris yang dilansir
Pitchfork, Yorke mengatakan membuat score film
Suspiria adalah pengalaman yang menakutkan.
[Gambas:Instagram]Ia menonton film
Blade Runner (1982) untuk mencari inspirasi.
Blade Runner merupakan film fiksi ilmiah yang diadaptasi dari novel
Do Androids Dream of Electric Sheep? (1968) karya Philip K. Dick.
"Biasanya
scoring film horor menggunakan orkestra, hal-hal spesifik dari orkestra. Tapi Luca Guadagnino [sutradara
Suspiria] dan Walter Fasano [editor film
Suspiria] meminta saya untuk score dengan cara saya sendiri. Saya hanya perlu menemukan jalan masuk ke dalamnya," kata Yorke.
Meski sudah dapat banyak penghargaan bersama Radiohead, Yorke masih berambisi untuk mendapat penghargaan. Ia berharap salah satu musik
score yang bertajuk
Suspirium masuk nominasi Best Original Song Academy Awards 2019.
Suspiria (2018) merupakan film yang dibuat ulang dari film bertajuk sama yang rilis pada 1977 silam. Ceritanya tentang pebalet asal Jerman bernama Suzy Bannion yang bergabung dengan sebuah sanggar balet di Amerika. Seiring berjalannya waktu, ia mengetahui bahwa ada sejumlah pembunuhan yang mengerikan dalam sanggar itu.
(adp/rsa)