Jakarta, CNN Indonesia -- Christie baru saja selesai mengerjakan pekerjaannya di hari itu, kala bertemu dengan
CNNIndonesia.com di sebuah sore pada Januari 2019. Christie bersedia mengisahkan 'pertobatan' dirinya dari dunia K-Pop.
"Jadi ya, dulu gue nge-fan banget sama
SUJU dan
BIGBANG. Angkatan [K-Popers] lama gue," kata Christie.
"Gue suka BIGBANG karena musiknya. Kalau SUJU gara-gara Leeteuk lucu," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christie mengenang momen-momen sebelum 2014 datang. Kala dirinya masih menggandrungi dua boyband legendaris asal Korea tersebut dan berteriak bangga menyandang status sebagai K-Popers, terutama sebagai ELF alias fan SUJU dan VIP alias fans BIGBANG.
Seorang fan K-Pop disebut angkatan lama ketika sudah menyukai musisi asal Negeri Gingseng Korea kala gelombang budaya Korea alias hallyu mulai menginvasi Asia di era dekade awal milenium.
Super Junior dan BIGBANG dikenal sebagai salah satu generasi awal dari gelombang Korea yang mengglobal. Super Junior dibentuk pada 2005, sedangkan BIGBANG pada 2006. Sebelumnya, sudah ada TVXQ pada 2003, dan SS501 yang dianggap sebagai terobosan K-Pop era modern.
Pada 2010, kala Christie mulai menyukai K-Pop, ia duduk di bangku kelas 3 SMA. Kala dirinya sudah duduk di bangku kuliah dan tinggal lepas dari orang tua, kegilaannya akan K-Pop semakin menjadi.
"Gue bangga jadi K-Popers dulu karena euforianya tidak se-ekstrem sekarang. Dulu susah cari
merchandise. Lagu aja sudah
download-nya," kata Christie.
Kala ditanya terkait pernak-pernik yang ia miliki, ia menjawab: "Sebutin apa yang lo mau.
Light stick, poster,
photocard yang sebenarnya gue juga enggak mengerti buat apa padahal bisa di-
print sendiri sebenarnya," katanya.
"Gue beli Rp300 ribuan itu [
photocard]. Isinya BIGBANG," lanjutnya.
Christie mengakui dirinya lebih cenderung seorang VIP. Koleksinya lebih banyak soal BIGBANG, termasuk sederet poster yang memenuhi setiap sentimeter dinding kamarnya dan ia sebut sebagai "Wall of Fame".
[Gambas:Instagram]Belum lagi ada foto besar Leeteuk 'SUJU' yang terpasang mengarah ke tempat tidurnya. "Jadi pas gue melek, dia yang gue lihat," kata Christie sambil tertawa.
Album BIGBANG pun selalu ia ikuti. Ia bahkan membeli album BIGBANG baik edisi untuk Korea juga Jepang meski kemudian menyesal karena tak mengerti alasan membeli album yang sama.
"Gue enggak menghitung habis berapa sebulan. Di atas sejuta [rupiah] pasti. Albumnya saja di atas Rp300 ribuan, belum
photocard, belum
light stick walau cuma sekali beli, dan lain-lain," kata Christie kala mengenang pengeluarannya sebagai mahasiswa untuk K-Pop pada era 2011-an.
Photocard merupakan sejenis pernak-pernik berisi kumpulan foto idola yang dibuat seperti kartu. Fungsinya, sebagai koleksi atau untuk saling tukar dengan sesama fan.
Sedangkan
light stick merupakan 'senjata' wajib bagi K-Popers kala menghadiri konser idolanya. Masing-masing idola memiliki desain
light stick dan warna yang berbeda sebagai 'identitas' dari fan sang idola. Maka wajar, hampir semua K-Popers memiliki, minimal, sebuah
light stick.
Kala itu, Christie mengaku masih mendapatkan uang saku dari orang tuanya sebesar Rp3 jutaan per bulan. Sepertiganya sudah habis untuk segala pernak-pernik K-Pop. "Cukup sih waktu itu. Gue kan enggak
hedon [berfoya-foya] di tempat lain," bela Christie lalu tertawa.
'Bertemu' Donghae di HotelKegilaan Christie belum berhenti. Ia mengisahkan pernah mengejar Super Junior kala pertama kali datang ke Indonesia melalui konser musik Korea pertama di Indonesia, Korean Idols Music Concert Hosted in Indonesia (KIMCHI) 2011.
Kala itu, Super Junior yang menjadi bintang utama konser di Istora itu diketahui menginap di salah satu hotel bintang lima di kawasan Senayan.
Christie pun memutuskan ikut menginap di hotel itu meski harus merogoh kocek Rp1,5 juta per malam untuk sebuah kamar berisi ranjang ganda. Untungnya, dia patungan bersama dua ELF lainnya.
Cerita Christie bertemu Donghae 'SUJU' berlanjut di halaman selanjutnya..
"Tujuannya biar satu hotel aja," seloroh Christie. "Kan gue lihat pas mereka berenang. Gue lihat Donghae," lanjutnya.
"Saat itu gue bagaimana? 'Aaaaakkk Donghaaaeeee' rasanya senang banget! Biar cuma lihat saja ya, enggak bisa foto, tapi senang lah," kata Christie yang mengaku sungkan mendekati anggota SUJU itu karena menjaga privasi mereka.
"[Memang] sudah ada ponsel berkamera. Tapi waktu itu cuma lihat dari pintu kaca saja. Jadi dari pintu kaca itu hilir mudik enggak jelas. Ha-ha-ha," lanjutnya.
Christie bukan tanpa menghadapi protes dari keluarga. Suatu kali, orang tuanya datang ke indekos miliknya dan menemukan kamar anak perempuan mereka penuh dengan poster berwajah aneka laki-laki Korea.
Christie mengakui bahwa orang tuanya protes karena dia lebih memilih memajang foto laki-laki Korea yang tak mereka kenal alih-alih foto keluarga. Protes semakin kencang ketika mengetahui sumber uang untuk membeli segala poster dan wajah lelaki Korea itu dari uang saku orang tua.
"Gue sih mikirnya kala itu ya gue harus punya saja. Bahkan pernah ada satu toko di sebuah mall yang jual tas bergambar Super Junior, tapi bukan asli, itu langsung gue beli dan besoknya gue pakai ke kampus," kata Christie.
"Dan ketika pas orang bilang 'iiih SUJU' di situ gue merasa puas," lanjutnya lalu tertawa lebar. "Kalau seperti tas, iya gue senang pas ada yang mengakui. Tapi kalau untuk album, ya gue senang aja kalau punya. Tapi itu dulu,"
BertobatChristie mengakui bahwa alasannya tak lagi menjadi fan K-Pop seperti dulu adalah 'sayang' dengan uang hasil bekerja. Status sebagai pekerja yang diraih pada 2014 dan tak lagi mendapatkan uang saku memaksa Christie memanfaatkan gajinya demi bertahan hidup.
Ditambah, kala itu dia harus berpindah indekos sehingga kala membereskan seluruh atribut K-Pop yang terpasang menjadi momen dirinya untuk bermuhasabah. Semua pernak-pernik itu ia kumpulkan dalam sebuah kardus ukuran manusia dan tersimpan di gudang rumahnya.
"Pas
beberes itu ada menyesal lah. Pas mencopot itu kayak 'ya ampun ini tuh Rp300 ribu, Rp300 ribu, Rp300 ribu'. Ingin gue jual cuman gue pikir sekarang zamannya sudah bukan SUJU dan BIGBANG lagi," kata Christie. "Ini jadi pengingat gue kalau gue tuh dulu
hedon banget," lanjutnya.
[Gambas:Youtube]Kini Christie tak lagi menyentuh segala koleksinya itu. Apalagi, dia juga memiliki sahabat sesama mantan K-Popers. Christie menyebut tak lagi mendapat sokongan orang tua memang membuat dia dan sahabatnya itu bisa berpikir "lebih jernih". Bagi dia, daripada untuk pernak-pernik, uangnya lebih baik digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.
"Sekarang lebih seperti bonus sih. Misalnya gue ke Korea, lalu bertemu [idola] ya puji Tuhan. Kalau tidak bertemu, ya sudah. Ya siapa sih yang tak mau bertemu dengan idolanya? Tapi sekarang itu sudah bukan lagi yang utama," katanya.
"Kalau BIGBANG kan sudah hiatus lama, kayak pacaran
LDR [jarak jauh] saja, sudah lama tak bertemu rasanya sudah dingin," kata Christie lalu tertawa. "Apalagi sekarang banyak 'dedek' [musisi K-Pop yang lebih baru] lucu yang menarik perhatian,"
"Tapi gue ada keinginan sih ketika mereka [BIGBANG] akan kembali, gue ingin menonton tapi tidak di Indonesia. Kalau SUJU kan masih sering muncul, cuma sedih saja dulu 13 orang sekarang tinggal delapan." katanya.
Yang jelas, Christie kini mengaku bahwa pihak keluarganya lah yang paling senang dirinya sudah 'bertobat'. "Ha-ha-ha. sangat senang mereka, soalnya bertobatnya ke arah lebih baik seperti mau sekolah lagi." kata Christie menutup perbincangan di sore dengan rintik hujan itu.