Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi penggemar, memiliki
merchandise resmi dari musisi akan punya nilai khusus. Barang pernak-pernik itu seperti menjadi legitimasi bagi fan menyebut dirinya sebagai penggemar sejati. Termasuk untuk para
K-Popers.
Tentu saja
merchandise resmi dipatok dengan harga yang tidak sedikit. Dalam konser Paramore pada Agustus lalu misalnya, kaus resmi dijual dengan harga Rp400 ribu. Berapa pun harganya, fan sejati tak pikir dua kali untuk membeli.
Tapi, harga itu masih 'kalah' bila dibandingkan dengan
merchandise resmi boyband atau girlband
Korea. Berdasarkan penelusuran
CNNIndonesia.com, kaus boyband atau girlband Korea dijual dengan rentang harga Rp300-700 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya kaus, boyband atau girlband Korea kerap menjual berbagai benda unik yang bisa dijadikan
merchandise resmi. Pada konser
BLACKPINK pada 19-20 Januari lalu terdapat banyak
merchandise unik, seperti selotip, kantung kecil, handuk dan handuk kepala.
Sisanya
merchandise biasa yang serupa atau tidak jauh berbeda dengan musisi lain, seperti
light stick, gantungan kunci, kaus, topi, bando, pin, dompet, pulpen dan stiker.
[Gambas:Instagram]Executive Project Officer iMe Indonesia, Samantha, menjelaskan
light stick dan kaus adalah
merchandise yang paling laku dari konser BLACKPINK. Selama satu rangkaian acara konser BLACKPINK, Samantha bertanggung jawab sebagai
project manager.
"
Light stick dan kaus itu kayak identitas, hampir di setiap konser dua
merchandise itu abis. Kemarin pas BLACKPINK
light stick sisa sedikit, karena beberapa penonton sudah ada yang punya," kata Samantha saat ditemui CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Samantha menilai wajar
merchandise resmi boyband atau girlband Korea dibanderol dengan harga yang tidak murah, pasalnya di setiap
merchandise terdapat
copyright atau hak cipta dari label atau perusahaan hiburan yang menaungi musisi.
Untuk BLACKPINK, pada setiap merchandise girlband itu terdapat hak cipta milik YG Entertainment sebagai perusahaan yang menaungi girlband tersebut.
Merchandise BLACKPINK dikirim dari Korea ke Indonesia dengan penjelasan rinci dari YG Entertainment, seperti ragam dan harga setiap
merchandise.
Setiap
merchandise, kata Samantha, dikirim dari perusahaan yang menaungi boyband atau girlband Korea. Sedangkan lokasi produksinya tak selalu di Korea. Kebetulan pada konser BLACKPINK di Jakarta lalu,
merchandise dikirim langsung dari Korea.
"Kemarin pas BLACKPINK ada pihak Korea ada yang komplain karena ada
merchandise yang tidak resmi. Enggak mempermasalahkan, cuma bertanya saja, mereka mengerti kalau peredaran
merchandise tidak resmi itu di luar kendali kami," kata Samantha.
"Penjualan
merchandise yang tidak resmi tidak merugikan penjualan
merchandise yang resmi. Kalau benar-benar penggemar, pasti beli yang resmi," lanjutnya
Untuk keuntungan, Samantha menjelaskan pihak label akan bernegosiasi dengan promotor. Untuk BLACKPINK kemarin, negosiasi pembagian keuntungan penjualan
merchandise diurus oleh iMe pusat yang berkantor di Beijing, China.
Samantha tidak bisa menjelaskan secara rinci berapa pembagian keuntungan yang iMe Indonesia dapat dari penjualan
merchandise BLACKPINK. Kurang lebih, iMe Indonesia mendapat keuntungan kurang dari 10 persen total penjualan
merchandise.
"Kami dapat [untung] dari penjualan
merchandise itu kecil. Bingung menghitungnya bagaimana, kurang lebih kami dapat tidak sampai 10 persen dari penjualan total penjualan
merchandise.
Merchandise yang tersisa dikembalikan," kata Samantha.
Berdasarkan data sementara iMe Indonesia, pada konser BLACKPINK yang berlangsung selama dua hari lalu terdapat 15 ribu pengunjung. Samantha memperkirakan 70 persen dari pengunjung memiliki
light stick meski tidak semuanya membeli di lokasi karena ada yang membeli secara daring.
Bila menganggap 70 persen pengunjung membeli di lokasi konser, maka ada sebanyak 10,5 ribu pengunjung membeli
light stick. Bila masing-masing membeli sebuah
light stick seharga Rp530 ribu per buah
, maka omset yang didapat bisa mencapai Rp5,5 miliar.
Jika diasumsikan promotor hanya mendapat 10 persen keuntungan dari
light stick, maka promotor akan mendapatkan cuan Rp556 juta.
[Gambas:Youtube]Hitungan kasar berdasarkan asumsi tersebut pun hanya berdasarkan satu jenis
merchandise. Belum dari keseluruhan
merchandise yang dijual. Sehingga untung dari
merchandise, meski disebut tidak besar, setidaknya cukup menggiurkan.
Samantha menilai konser yang menghadirkan boyband atau girlband Korea tak selalu untung dari penjualan
merchandise. Penjualan
merchandise disebut sangat bergantung pada popularitas musisi yang tampil.
"Kalau musisi Korea yang tidak terlalu terkenal dibanding Justin Bieber, pasti lebih milih (beli
merchandise) Justin," kata Samantha.
Selama hadir di Indonesia sejak 2017, iMe Indonesia tidak pernah mengalami masalah penjualan
merchandise. Mereka selalu mendata penjualan secara rinci untuk dilaporkan ke pihak musisi.
(end/end)