Jakarta, CNN Indonesia --
Netflix 'menyerang' balik sutradara kawakan
Steven Spielberg atas penilaian negatifnya terhadap layanan menonton
streaming itu. Mereka mengunggah cuitan soal film di Twitter.
Tanpa menyebut langsung nama sutradara
Jurassic Park itu, Netflix menyampaikan bahwa apa yang mereka lakukan adalah bagian dari kecintaan terhadap film secara luas.
"Kami cinta film. Ini beberapa hal yang juga kami cintai. Akses untuk orang-orang yang tidak selalu sanggup membayar, atau tinggal di kota tanpa bioskop," mereka mengawali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netflix melanjutkan, mereka juga cinta membiarkan semua orang, di mana pun, bisa menikmati rilis film di waktu yang sama. Tak ketinggalan, mereka juga suka memberi sineas kesempatan lebih untuk bisa berbagi karya, dalam hal ini film, atau yang disebut Netflix "seni."
"Hal-hal ini tidak berdiri sendiri," Netflix menegaskan.
'Perang' antara Netflix dan Spielberg bermula saat sang sutradara Jaws yang juga petinggi lembaga penyelenggara Oscar Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) akan mengusulkan peraturan yang membatasi film dari platform streaming seperti Netflix diterima di ajang penghargaan perfilman bergengsi. Itu tak lepas dari kemenangan
Roma di Oscar.
Tahun ini
Roma menjadi Film Berbahasa Asing Terbaik. Film itu juga memenangi penghargaan Sutradara Terbaik dan Sinematografi Terbaik. Namun ia kalah di kategori Film Terbaik.
Penghargaan puncak dan utama itu jatuh ke tangan
Green Book, yang diproduksi oleh Amblin Partners dan Participant Media, perusahaan milik Spielberg.
Menurut Spielberg, film-film Netflix seharusnya dinominasikan untuk Emmy Awards, penghargaan yang juga bergengsi, namun bukan untuk film, melainkan serial televisi.
Ia merasa berbeda saat menonton film Netflix dibanding menonton di bioskop. "Dia akan senang jika [anggota AMPAS] yang lain akan bergabung dengan kampanyenya ketika itu muncul. Dia akan melihat apa yang akan terjadi," ujar perwakilan Spielberg, dikutip
Variety.
Netflix tidak hanya merilis film secara streaming, dengan waktu yang sama di seluruh dunia. Beberapa film juga ditayangkan di bioskop. Awalnya, Netflix berjanji perilisan itu akan berbarengan. Namun belakangan beberapa film tayang di eksklusif di bioskop dahulu.
Roma misalnya, tayang tiga pekan di bioskop sebelum secara streaming. Demikian pula dengan
Triple Frontier dan
The Irishman. Martin Scorsese, sosok di balik
The Irishman mengaku ingin merilis filmnya di Netflix agar mendapat penonton seluas-luasnya.
 Steven Spielberg ingin membatasi film Netflix di Oscar. (REUTERS/Yves Herman) |
Platform seperti Netflix belakangan memang menjadi tren. Layanan itu punya 139 juta pelanggan di seluruh dunia per akhir tahun lalu. Menyusul kesuksesan itu, apalagi film-filmnya juga diterima di berbagai ajang penghargaan, Disney, WarnerMedia dan Comcast pun berencana membuat platform serupa, sehingga bisa merilis film mereka secara
streaming.
(rsa)