'Pikiran dan Perjalanan,' Sembilan 'Rasa' dari Barasuara

CNN Indonesia
Jumat, 08 Mar 2019 20:38 WIB
Setelah empat tahun, Barasuara merilis album kedua, bertajuk 'Pikiran dan Perjalanan' pada hari ini, Jumat (8/3).
Barasuara merilis album baru mereka hari ini, Jumat (8/3). (Dok. Barasuara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah empat tahun, Barasuara merilis album kedua, bertajuk Pikiran dan Perjalanan pada hari ini, Jumat (8/3). Album itu tertunda beberapa bulan, rencananya dirilis akhir 2018.

Sama seperti Taifun (2015), Pikiran dan Perjalanan berisikan sembilan lagu.

Itu adalah Seribu Racun, Pikiran dan Perjalanan, Guna Manusia, Pancarona, Tentukan Arah, Masa Mesias Mesias, Haluan, Samra dan Tirai Cahaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat sesi dengar Pikiran dan Perjalanan khusus media pada Senin (4/3) lalu, basis Gerald Situmorang menjelaskan hampir semua lagu dikerjakan bersama-sama. Semua personel bertemu di rumah drummer Marco Steffiano untuk berdiskusi dan merangkai formula berkali-kali.


"Seribu Racun salah satu lagu awal [hasil diskusi], setelah itu lagu Pikiran Perjalanan, Guna Manusia dan Pancarona," kata Gerald bercerita.

Kala berdiskusi, Gerald kerap membuat pola bas dan gitar, berikut melodi dan chord. Kemudian Marco membuat pola drum. Asteriska, Puti Chitara dan TJ Kusuma kebagian memberikan masukan apa saja yang kurang.

Sementara vokalis sekaligus Iga Massardi, sudah pasti menulis lirik. Iga memang dikenal pandai menulis lirik dengan kata dan bahasa apik.

Maka sembilan lagu itu mewakili 'rasa' kolektif dari seluruh personel Barasuara.


Terkadang, kata Gerald, peran setiap personel saat proses kolektif bisa berubah. Semua personel bisa memberikan masukan apa pun, tanpa terbatasi 'spesialisasi' masing-masing. Bila itu disetujui semua personel, masukan akan dilakukan.

"Kami bukan tipe band yang lagu udah jadi semua [lalu dibagi ke personel lain], tapi masing-masing personel merasakan. Enam orang ini gila, punya ide aneh, dijadikan satu," kata Gerald.

Gerald melanjutkan, "Terkadang, bisa ganti-ganti. Lagu saat demo bagaimana, saat diskusi bisa berubah, bahkan saat rekaman bisa berubah lagi. Iga nih, dia enggak bisa berhenti di satu ide."


Judul Pikiran dan Perjalanan dipilih karena merangkum Barasuara sebagai sebuah band. Iga menjelaskan perjalanan dari tahun 2015, merilis album perdana, sampai 2019 banyak perubahan yang terjadi.

"Ada naik dan turun yang membentuk kami sebagai manusia, seniman dan band. Judul Pikiran dan Perjalanan merangkum kami semua saat proses kreatif," kata Iga.

Meski dirangkum menjadi sebuah perjalanan, setiap lagu di dalamnya punya tema dan kisah masing-masing. Iga menjelaskan hampir semua lagi ditulis dengan personal, berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain yang ia ketahui.

[Gambas:Youtube]

Seribu Racun misalnya, bercerita tentang seseorang yang mengalami depresi. Pembuatan lagu ini berawal dari seorang teman Iga yang mengalami depresi dan sering bercerita.

Sementara Tirai Cahaya, bercerita tentang memiliki anak. Seperti diketahui, setengah personel Barasuara memang sudah memiliki anak. Iga mengibaratkan bahwa lagu ini sebagai bentuk perayaan kehidupan baru.

Secara keseluruhan, tema lagu dalam album Pikiran dan Perjalanan adalah kehidupan sebagai manusia yang mengalami banyak hal, mulai dari positif sampai negatif. Tinggal manusia itu sendiri yang memilih ingin menjadi seperti apa dan bagaimana. (adp/rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER