Kisah Album Debut Nike Ardilla Tersembunyi 25 Tahun

CNN Indonesia
Selasa, 19 Mar 2019 17:34 WIB
Tak banyak yang mengetahui bahwa album debut pertama Nike Ardilla sempat tersimpan di arsip dan menunggu 25 tahun untuk dirilis.
cover / poster album pertama Nike Ardilla, ‘Hanya Satu Nama’ produksi JK Records. (dok. JK Records)
Judi kemudian memutuskan tak merilis album tersebut dengan alasan membiarkan Nike tumbuh berkembang. Namun yang terjadi, Nike justru rekaman di bawah label lain, yaitu Ariesta Records dan menghasilkan album Seberkas Sinar (1989) yang digagas oleh Deddy Dores. Pada masa inilah, nama 'Astrina' berganti menjadi 'Ardilla'.

Namun, alasan pembatalan merilis album Hanya Satu Nama ini sedikit berbeda dari pengakuan pihak keluarga. Raden Alan Yudi, kakak Nike Ardilla menyebut bahwa alasan utama pembatalan album itu karena suara anak-anak Nike tak cocok dengan lagu-lagu cinta yang dibawakan.

"Iya, itu [anggapan tak cocok] betul," kata Alan kala berbincang dengan CNNIndonesia.com, dalam kesempatan terpisah, baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, anggapan usia anak-anak tak cocok dengan lagu cinta itu sedikit janggal mengingat album Seberkas Sinar yang digarap Deddy Dores dirilis ketika Nike berusia 14 tahun, lalu album Bintang Kehidupan (1990) di bawah label Blackboard dirilis saat Nike berusia 15 tahun. Baru pada album Matahariku (1992), Nike sudah berusia 17 tahun.


Tersimpan 25 Tahun

Apapun alasan yang melatarbelakangi album tersebut batal rilis, rekaman suara Nike Ardilla saat masih berusia 12 tahun itu tersimpan di arsip JK Records hingga 25 tahun kemudian. Pada 2013, putra Judi, Leonard Kristianto menemukan album itu.

Leonard pun bukan tanpa sengaja mengobrak-abrik arsip perusahaan ayahnya untuk menemukan album itu. Ia 'terpaksa' mencarinya setelah seorang penggemar Nike di media sosial menyebut soal album itu dan meminta kepada Leonard untuk dirilis. Ia sendiri tidak mengetahui keberadaan album itu karena Judi tak pernah mengisahkannya.

Leonard kemudian meminta kepada penggemar tersebut untuk mengumpulkan dukungan atas album itu. Bila mencapai angka 1.000 dukungan, ia akan mencari master album. Tak sampai sepekan, terkumpul 1.100 dukungan dari fan. Maka, Leonard pun mulai menemukan pencarian dengan bertanya kepada ayahnya terlebih dahulu.

"Saya tanya ke Papa saya, dia bilang ada. Saya tanya di mana, dia bilang di ruang master. Ya saya cari sendiri. Sama sekali dia [Judi] tidak cerita," kata Leonard.

"Saat sudah ketemu, saya tanya [kepada fans] ini mau diapakan. Mereka minta dirilis. Wah saya mikir, ini laku atau tidak?," lanjutnya mengenang momen pada 2013 tersebut, kala album dan rekaman sudah beralih ke digital.

Leonard Kristianto, produser JK Records, label pertama Nike Ardilla.Leonard Kristianto, produser JK Records, label pertama Nike Ardilla. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)

Setelah putar otak, Leonard memutuskan membuka pra-pesan untuk album tersebut, dengan syarat ia baru akan merilis dalam bentuk kepingan cakram padat atau CD bila dipesan minimal 1.000 unit. Nyatanya, terkumpul 1.700 pesanan CD tersebut. Maka, kembali ia pun 'terpaksa' untuk merilis album itu secara resmi.

Permintaan ternyata membeludak. Leonard terus mendapatkan permintaan dari para agen toko musik. Namun ia kukuh tak ingin mencetak ulang bila kurang dari 1.000 keping. Lagi-lagi, permintaan bertumpuk hingga 1.200 pesanan dan membuatnya mencetak ulang. Total, setidaknya sudah 2.900 keping CD album 'Hanya Satu Nama' yang sudah beredar, pada 2013.

"Kalau untuk sekarang, bisa menjual 1.000-2.000 keping itu sudah bangus banget," kata Leonard yang juga menampilkan single 'Hanya Satu Nama' di YouTube.


Kini, sejumlah fisik album tersebut masih tersisa di sebuah rak di sudut kantor JK Records, Jakarta. Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, album itu juga dijual di sejumlah laman penjualan daring dengan harga kisaran Rp50 ribu per keping.

Leonard mengakui mungkin album debut Nike Ardilla tersebut hanya akan menjadi arsip dan sejarah bila penggemar mojang Bandung itu tak 'mencolek' dirinya.

"Kalau saya tidak diminta ya saya tidak akan rilis. Saya tidak kepikiran. Saya juga tidak tahu ada album itu. Kalau pun tahu, kalau mau dirilis bagaimana caranya? Nike juga sudah meninggal," kata Leonard. (end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER