Jakarta, CNN Indonesia --
Calum Scott terlihat gembira ketika menemui
CNNIndonesia.com di kantor Universal Music Indonesia di kawasan Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu. Ia mengenakan kemeja berlengan panjang, menikmati beberapa butir anggur yang disajikan sebelum duduk dan membicarakan kondisi jalanan kota Jakarta.
"Apakah di sini selalu gila-gilaan macetnya?" tanyanya saat itu.
Tetapi sebenarnya Scott tak mempermasalahkan kemacetan yang menjadi ciri khas kota Jakarta. Tampaknya, ia memang sedang menikmati hal-hal baru yang terjadi di sekelilingnya, mengingat dulunya ia adalah seorang pekerja kantoran biasa yang gemar berolahraga dan kerap nongkrong bersama teman-teman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidup Scott berubah setelah dirinya mengikuti audisi Britain's Got Talent, yang dilakukannya karena dorongan kakaknya, Jade. Kala itu, ia membawakan '
Dancing on My Own' yang diaransemennya ulang. Lagu itu membuatnya mendapat Golden Ticket, dan dari sana, kisah seorang Calum Scott sebagai seorang penyanyi bergulir.
"Saya tidak pernah menduga akan mendapat Golden Ticket. Hari itu benar-benar terasa
surreal," kata Scott yang mengaku meskipun memainkan drum, namun ia bukan tipe orang yang suka pura-pura bernyanyi di atas pentas semasa kecil.
"Saya suka main drum, berada di bagian belakang panggung, tidak ada yang bisa melihat saya," katanya, seraya mengingat bahwa sejak kecil, Jade selalu menjadi bintang keluarga. Ia bahkan heran melihat kakaknya itu bisa bernyanyi di hadapan banyak penonton.
Namun berada di atas panggung, menyanyikan '
Dancing on My Own' dan mendapat respons luar biasa menjadi pengalaman menyenangkan bagi Scott. Ia berkata, selalu menyukai lagu yang dinyanyikan pertama kali oleh Robyn itu. "Tetapi versi Robyn sangat ceria, seperti mengajak berdansa, padahal lagu itu tentang kesedihan dan patah hati. Ketika saya sedang mencari inspirasi, saya menemukan aransemen indah lewat sebuah piano. Saya terkejut sendiri, lalu mulai menyanyikan lirik ['
Dancing on My Own'] dan kau jadi menyadari betapa sedihnya lagu itu," ucapnya.
Ketika memainkan versinya kepada sang ibu dan kakak, keduanya pun menangis. Menjelang audisi, Scott tak berpikir punya pilihan lain kecuali '
Dancing on My Own'. Dalam sekejap, pria 30 tahun itu berpindah panggung demi panggung, dari satu kota ke kota lain, bahkan mengunjungi negara-negara yang tadinya asing.
"Ini semua perubahan hidup yang luar biasa. Saya punya penggemar dan jadi seorang figur publik. Saya ketakutan, sebenarnya. Saya ini orang yang tertutup, normal, biasa saja," katanya.
"Tetapi lalu orang-orang mulai berkomentar di media sosial saya, mengatakan ingin menonton saya bermain dan bertemu. Saya butuh waktu menerima keadaan ini. Tetapi setelah saya mulai menulis musik dan menyadari besarnya kekuatan pesan sebuah lagu, saya menyadari saya punya tanggung jawab. Ini sebuah pekerjaan penting," lanjut Scott.
Perasaan itu lantas membuat Scott serius tentang pilihannya menjadi musisi. Ia menegaskan, musik telah mengubahnya secara personal dan membantunya 'bertumbuh'. "Saya mendapat ribuan pesan yang bilang musik saya mengubah mereka, membuat mereka gembira. Hal-hal seperti itu sangat penting untuk saya. Hubungan saya dengan penggemar adalah yang terpenting," katanya.
Tetapi penggemar bukan satu-satunya hal yang dicintai Scott. Ia harus membagi cintanya dengan musik dan terutama, keluarga.
Mengaku sebagai seseorang yang amat mencintai keluarga, ia memang selalu terlihat bersemangat bercerita tentang kakak dan ibunya. Jade, sang penyanyi keluarga, disebutnya terlibat dalam pembuatan album debut '
Only Human' yang rilis pada Maret 2018 silam.
"Dia akan selalu menjadi bagian penting dari musik saya. Beberapa kali dia menjadi aksi pembuka saya di kampung halaman kami, itu keren sekali. Kami mendiskusikan lagu-lagu saya," katanya.
Debut album '
Only Human', disebut Scott sebagai pelajarannya menjadi manusia. Album tersebut, menurutnya, adalah tentang perasaan dan bagaimana menjadi seorang manusia. Ia sempat mengingatkan penggemar untuk tak melewatkan lagu '
You Are The Reason'.
"Saya ingin mengingatkan semua orang, sekali lagi, bahwa kita hanya manusia biasa. Kita akan bersedih, patah hati, merasa cemburu, marah, emosi yang terasa karena kita manusia. Dan kita akan melalui segala perasaan itu. Nantinya, kau akan bisa 'menemukan' siapa dirimu," ucapnya.
"Menurut saya, '
Only Human' bisa menceritakan betapa waktu itu luar biasa. Album ini untuk semua orang, siapa pun kalian, karena ['
Only Human'] datang dari hati dan jiwa saya," kata Scott yang mengaku menjajal es campur dan menyukainya.
"Ketika saya membuat lagu, saya tidak memikirkan apa-apa lagi. Saya hanya ingin sebuah lagu yang bagus. Jadi saya cuma terus-terusan menulis sampai kira-kira ada 17 lagu, lalu jadi kebingungan sendiri. Maka saya memilih yang paling bisa merepresentasikan siapa saya, gairah saya, serta yang punya pesan terkuat, seperti '
You Are The Reason', '
No Matter What'," lanjutnya.
'
No Matter What' menjadi 'kuat' dan spesial bagi Scott karena lagu itu memiliki nilai personal untuknya. "Itu jenis lagu yang selalu ingin saya tulis. Saya harus menuliskannya. Ini lagu tentang bagaimana saya bertumbuh, ketika saya tidak bisa memberi tahu orang tentang siapa saya. Saya merasa sangat kesepian, terisolasi, dan saya takut dengan pemikiran orang lain tentang saya, jika mereka tahu yang sesungguhnya," katanya.
Dalam masa berat itu, ibunya yang menjadi penopang. Scott merasa, dirinya harus memberi penghormatan terhadap sang ibu yang telah menerimanya apa adanya. "'
No Matter What' adalah tentang hubungan ibu dengan anak, orang tua dengan anak. Hubungan yang sangat spesial," katanya.
Melalui '
No Matter What', Scott ingin menyampaikan bahwa normal untuk merasa sedih atau marah. "Kita bukan robot yang bisa diprogram. Kita merasakan. Kita punya hati. Saya senang bagaimana setiap orang punya kisah masing-masing, bagaimana mereka menginterpretasikan lagu ini," lanjutnya.
Begitu personalnya lagu tersebut, Scott bahkan tak berani untuk memasukkannya dalam '
Only Human'. "Saya menyesal tidak memilih '
No Matter What', tetapi waktu itu rasanya saya belum siap. Lagu itu seperti tulisan pribadi di buku harian. Itu satu-satunya penyesalan saya," katanya, sebelum lantas menambahkan dengan gembira bahwa ia memutuskan memasukkan lagu itu dalam '
Only Human' rilisan spesial.
"Saya ingin bikin album yang bisa dirasakan orang lain. Memang sukar sekali memilihnya, tetapi saya bangga dengan pilihan saya," katanya.
[Gambas:Youtube]