Jakarta, CNN Indonesia -- Penyanyi
Aretha Franklin mendapatkan penghargaan bergengsi
Pulitzer Prize, hampir setahun setelah meninggalnya pada Agustus 2018 lalu, akibat kanker pankreas.
Pada Senin (15/4), ikon musik soul itu resmi menjadi salah seorang pemenang Pulitzer Price Special Citation, berkat kontribusinya yang mengesankan untuk Amerika Serikat. Tepatnya, "Kontribusi yang tak terhapuskan untuk musik dan budaya Amerika Serikat selama lebih dari lima dekade," seperti yang dilansir dari
CNN.
Selama ini, Pulitzer Prize selalu dianggap sebagai sebuah kehormatan besar. Diadakan sejak tahun 1930, Franklin menjadi istimewa karena ia adalah wanita pertama yang mendapatkan predikat tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pemenang dari kategori yang sama, antara lain Bob Dylan pada 2008, serta legenda jazz John Coltrane pada 2007.
Ketika Franklin dikabarkan wafat pada 2018 silam, dunia musik seolah tertunduk karena rasa kehilangan. Wanita 76 tahun itu telah mengeluarkan album sejak 1961, dan mendapat banyak penghargaan, termasuk menjadi wanita pertama yang masuk Rock and Roll Hall of Fame pada 1987.
Dalam acara peringatan yang diadakan pada 31 Agustus 2018, mulai dari Ariana Grande sampai Stevie Wonder hadir untuk menyampaikan penghormatan mereka kepada sang ikon.
Di sela penampilannya, Wonder yang membawakan '
The Lord's Prayer' dan '
As' sempat mengungkapkan hal yang juga dipikirkan oleh banyak orang, "Kita tak akan memiliki seorang ratu seperti dia lagi."
Baru-baru ini, National Geography mengumumkan bahwa mereka memutuskan menayangkan tentang Franklin di program '
Genius' yang akan memasuki musim ketiga, pada awal 2020 mendatang. Di musim pertama, mereka memiliki ilmuwan Albert Einstein dan seniman Pablo Picasso untuk musim kedua.
[Gambas:Video CNN] (rea)