Jakarta, CNN Indonesia -- Film
Gundala dipastikan rilis pada 29 Agustus 2019 mendatang. Tanggal perilisan film yang disutradarai
Joko Anwar ini disampaikan saat jumpa media perilisan poster resmi
Gundala.
"
Gundala rilis 29 Agustus 2019. Aku mau ajak semua nonton," kata aktor Muzaki Ramdhan yang memerankan Sancaka kecil saat jumpa media di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).
Joko menjelaskan, saat ini
Gundala sudah memasuki tahap pascaproduksi. Ia memperkirakan Gundala sudah rampung 95 persen. Sisanya tinggal
mixing suara keseluruhan film.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan
mixing biasa, suara dalam film Gundala akan disetel untuk mencapai Dolby Atmos. Dolby Atmos adalah teknologi surround sound hingga suara terdengar lebih nyata.
"Kami ingin film kami yang pertama di Indonesia yang tata suaranya Dolby Atmos," kata Joko menegaskan.
Joko sekaligus bercerita, proses pengambilan gambar untuk
Gundala memakan waktu 53 hari di 70 lokasi, termasuk Jakarta, Cilegon dan Purwakarta. Sebanyak 1.800 pemain ia libatkan.
Sutradara berusia 43 tahun ini mengatakan
Gundala sempat dipertontonkan dalam pemutaran uji coba. Ia mengklaim orang yang menonton
Gundala saat itu puas dan tidak merasa bosan selama dua jam film berlangsung.
"Karakter dalam film
Gundala banyak, banyak nama aktor yang udah kalian kenal muncul. Kami enggak mau buka semua supaya nanti pas nonton terbuka sedikit demi sedikit seperti lapisan bawang," kata Joko.
Dalam poster resmi
Gundala yang dirilis hari ini, terlihat ada beberapa karakter di bagian atas kanan dan kiri. Beberapa aktor yang terlihat dalam poster itu adalah Ario Bayu, Kelly Tandiono dan Cecep Arif Rahman yang dipastikan berperan sebagai Swara Batin.
 Poster 'Gundala' dirilis hari ini, Selasa (28/5). (CNN Indonesia/M Andika Putra) |
Joko menjelaskan tidak ada karakter yang benar-benar jahat atau karakter yang benar-benar baik dalam
Gundala. Ia memang tidak digarap seperti film pahlawan super lain yang kontras menampilkan karakter jahat dan baik.
Karakter Gundala pertama kali muncul dalam komik bertajuk
Gundala Putra Petir karya Harya Suraminata (Hasmi) yang dirilis pada 1969 silam. Dalam komik diceritakan Gundala awalnya merupakan seorang insinyur bernama Sancaka.
Ia berambisi mencari serum anti-petir. Alih-alih menemukannya, Sancaka malah tersambar petir. Kejadian itu mempertemukan Sancaka dengan Raja Petir Kronz yang mengangkatnya menjadi anak. Ia pun diberi kalung ajaib yang dapat mengubah Sancaka jadi manusia super.
Joko menjelaskan, cerita dan karakter Gundala dibuat serealistis mungkin. Ia juga berusaha menyesuaikan cerita
Gundala dengan keadaan masa kini.
"Kami bikin dalam sebuah jalan cerita yang orang nonton seru tapi ketika pulang ada sesuatu yang mereka simpan. Sesuatu yang mereka simpan itu adalah refleksi dari masyarakat kita sekarang," kata Joko.
(adp/rsa)