Review Album: Red Velvet, 'The ReVe Festival: Day 2'

CNN Indonesia
Senin, 26 Agu 2019 11:56 WIB
Red Velvet kembali melalui mini album 'The ReVe Festival: Day 2' yang merupakan seri kedua dari trilogi comeback mereka.
Red Velvet kembali melalui mini album The ReVe Festival: Day 2 yang merupakan seri kedua dari trilogi comeback mereka. (dok. SM Entertainment)
Jakarta, CNN Indonesia -- Red Velvet kembali melalui mini album The ReVe Festival: Day 2 yang merupakan seri kedua dari trilogi comeback mereka. The ReVe Festival: Day 2 memiliki enam lagu yang terdengar lebih 'rapi' dari daripada The ReVe Festival: Day 1.

Red Velvet sepertinya ingin penggemar bernostalgia dengan ritme serta nuansa musik masa lalu melalui The ReVe Festival: Day 2.

Enam lagu yang terdapat dalam mini album ini memiliki genre musik keemasan seperti disco, funk, soul hingga genre doo-wop yang sebelumnya berkembang pada era 1950-an hingga 1990-an.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu sudah terdengar dari Umpah Umpah yang pembuka sekaligus lagu utama mini album itu. Umpah Umpah memiliki nuansa retro dengan melodi synth yang membawa pendengar kembali ke era 70'an.

Bagian refrain Umpah Umpah seperti membawa kembali nuansa 'High School Musical', film musikal yang tayang pada 2006.

[Gambas:Youtube]

Nuansa serupa dibawa girlband asuhan SM Entertainment itu ke lagu kedua mereka Carpool. Lagu itu mengajak pendengar kembali ke era 1980-an dengan nuansa musik pop ringan, anthemic, efek elektronik yang cocok untuk menari.

Dalam lagu ketiga mereka, Love is The Way, Red Velvet membawa pendengar ke era 1940-an. Love is The Way memiliki genre doo-wop. Bagian 'yeah' dan 'no' yang diiringi alunan suara terompet membuat pendengar ingin berdansa ketika mendengarkan lagu ini.

Setelah 'bermain-main' di era 1940-1950an, Red Velvet kali ini mengajak pendengar ke era 1960an melalui lagu Jumpin. Lagu itu terdengar lebih modern ketimbang tiga lagu pertama dalam album The ReVe Festival: Day 2. Bagian chorus Jumpin menunjukkan kebiasaan Red Velvet yang kerap memainkan hal baru dalam lagu-lagu mereka.

Setelah memberikan lag dengan beat-beat cepat di lagu-lagu awal, Red Velvet mulai menurunkan tempo di lagu kelima mereka, Ladies Night. Dengan nuansa retro, suara Irene, Joy, Wendy, Seulgi serta Yeri seakan menghidupkan kembali nuansa disko era Sister Sledge tahun 1970an.


Red Velvet kemudian memberikan kehangatan melalui lagu Eyes Locked, Hands Locked yang bernuansa R&B begitu kental. Alunan musik yang lebih lambat ketimbang lima lagu lainnya membuat lagu tersebut cocok sebagai penutup album The ReVe Festival: Day 2.

Meski membawa kembali genre serta nuansa retro, Red Velvet mengemasnya dengan rapi ditambah sentuhan-sentuhan khas mereka yang membuat lagu album ini terdengar unik.

Red Velvet memang kerap 'bereksperimen' dengan lagu-lagu baru mereka dalam setiap comeback. Hal itu membuat penggemar mereka atau yang kerap disebut ReVeluv menyebut genre mereka sebagai RVPop.

Kendati demikian, Red Velvet tetap mengusung dua tema utama mereka yakni Red dan Velvet. Konsep 'Red' mewakili sisi mereka yang riang dan penuh warna. Lagu-lagu yang dilepas kebanyakan adalah lagu-lagu energik. Sedangkan 'Velvet' mewakili sisi mereka yang lebih dewasa dan elegan.

The Reve Festival: Day 2 berhasil berada di posisi puncak album iTunes di 37 negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada.

Mereka sebelumnya juga berada di peringkat pertama berkat mini album The ReVe Festival: Day 1 dengan lagu utama Zimzalabim.

Hal itu membuat Red Velvet merupakan satu-satunya girlband yang menguasai peringkat tersebut lebih dari sekali dalam setahun. Posisi itu sebelumnya dipegang oleh The Pussycat Dolls dan Destiny's Child.

(taj, chri/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER