Jakarta, CNN Indonesia -- Peleburan kembali Badan Ekonomi Kreatif (
Bekraf) dengan Kementerian Pariwisata dalam Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan hari ini, Rabu (23/10) memancing komentar dari
Triawan Munaf selaku mantan Kepala Bekraf. Ia menilai ke depannya, Wishnutama selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memerlukan bantuan.
Ia mengungkapkan dirinya sadar sepenuhnya bahwa peleburan tersebut bukan hal mudah. Ia menceritakan kesibukan dirinya memimpin ketika Bekraf masih berdiri sendiri.
"Waktu itu saya punya satu wakil dan enam deputi. Itu saja hectic sekali. Padat sekali kerjanya. Jadi kalau enggak ada wakil ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, itu berat. Kasihan, apalagi setelah digabung," tutur Triawan kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, ia menyadari peleburan tersebut diputuskan atas dasar banyak pertimbangan yang diambil Presiden Joko Widodo. Ia berharap penyatuan kembali itu diikuti dengan kebijakan-kebijakan yang lebih baik bagi industri ekonomi kreatif Indonesia. Selama ini, kata Triawan, Bekraf selalu berhati-hati ketika membuat acara atau pameran. Menurutnya, pameran Bekraf mulai dilirik luar negeri karena kerap menonjolkan budaya tradisional Indonesia yang dipadukan dengan teknologi dan desain bagus.
Namun ia menegaskan bahwa badan yang sempat ia pimpin itu bukan
event organizer. Ia mengatakan badan yang resmi dipisahkan dari Kementerian Pariwisata sejak 2015 tersebut bukan hanya mengatur acara-acara ekonomi kreatif.
"Ini bukan
show. Bekraf itu bukan EO [
event organizer]. Kami bukan EO. Kami punya kebijakan dan juga fasilitas untuk memanggungkan diri yang tidak sembarangan," ucap Triawan.
 Mantan Kepala Bekraf Triawan Munaf menilai Wishnutama selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menanggung beban dalam menjalankan tugasnya di Kabinet Indonesia Maju. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) |
Triawan menyebut, selain mengadakan acara ekonomi kreatif, Bekraf pun sudah membangun ekosistem industri musik dan perfilman Indonesia yang lebih baik seperti menghapus Daftar Negatif Investasi (DNI) bagi kemajuan perfilman serta mengadakan program Portamento untuk metadata musik Indonesia.
Oleh sebab itu, ia berharap Wishnutama selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa terus melanjutkan hal-hal yang telah dikerjakan Bekraf selama empat tahun terakhir.
"Saya yakin kalau soal
taste, Pak Wishnutama itu bagus. Mungkin yang harus diperhatikan Pak Menteri itu birokrasi dan administrasi yang tak semudah di swasta," ucapnya.
(chri/rea)