Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang aktris didakwa melakukan pembunuhan, tepat sehari setelah ia menyelesaikan syuting
film horor. Dalam film berjudul '
From the Dark' itu, Aisling Tucker Moore-Reed, nama si aktris, berperan sebagai seorang pembunuh.
Aisling dituduh atas dugaan pembunuhan tak sengaja setelah menembak seorang pamannya, Shane Moore pada 2016 silam. Pembunuhan itu diduga merupakan ujung dari pertikaian keluarga yang tampaknya sudah lama terjadi, hingga melibatkan perebutan rumah. Sebelumnya, Shane pernah mendapat perintah pengadilan untuk menjauh dari Aisling karena percobaan penyerangan.
Dalam film, Aisling berakting sebagai wanita yang menembak seseorang dengan cara serupa seperti yang terjadi di kehidupan nyata sang aktris.
NME menyebut saat menjalani syuting film
From the Dark selama lima bulan pada 2018, ia keluar dengan jaminan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dugaan pembunuhan tak sengaja itu berubah jadi pembunuhan selang sehari setelah
From the Dark tuntas dikerjakan. Perubahan tersebut dilakukan karena pihak kepolisian menemukan rekaman video ponsel yang memperlihatkan korban berjalan ke rumah yang jadi topik pertikaian. Saat itu, Aisling berada di dalam rumah.
Shane lantas meminta Aisling untuk keluar, namun sang keponakan memilih menarik pelatuk. Setelah menembak, Aisling terdengar berkata, "Dia [Shane] tidak seharusnya berada di dekat saya."
Aisling juga berkata, "Dia [Shane] kasar dan berbahaya. Dia mengancam hidup ibu saya."
Sang aktris bakal mengaku tak bersalah atas tuduhan pembunuhan di persidangan yang dijadwalkan digelar pada akhir tahun. Ibu Aisling segera angkat bicara untuk membela sang putri. Menurutnya, yang dilakukan Aisling adalah untuk membela diri, terlebih karena Shane telah beberapa kali mengancam keluarganya.
Pihak produser film mengklaim mereka tak tahu menahu soal permasalahan ini ketika menetapkan Aisling sebagai salah satu pemeran
From the Dark. Terlebih ketika menjalani audisi, ia menggunakan nama samaran. Salah seorang sineas Matius Spickard mengatakan keterlibatan Aisling dalam film bagai sebuah mimpi buruk.
"Itu adalah tuduhan yang benar-benar bagian dari mimpi buruk... bahwa kami secara sadar melemparkan dia [Aisling] untuk mengambil keuntungan dari situasi yang ada. Dan bisa saya katakan, tidak ada dari kita yang menginginkan hal ini," katanya kepada KOBI.
Rekannya, Justin Adams menambahkan, "Anda dapat merasakan dia [Aisling] benar-benar berada di posisi yang berbahaya dan dia menanganinya persis seperti yang kami inginkan."
Seorang juru bicara rumah produksi menjelaskan kepada The Washington Post, pihaknya tak melakukan cek latar belakang peserta audisi karena bujet film yang sangat minim.
"Karena film ini anggarannya sangat rendah, dan ini adalah usaha pertama kami, kami tidak melakukan pemeriksaan latar belakang. Jika kami akan membuat film lagi kelak, kami sekarang tahu pemeriksaan latar belakang bisa menyelamatkan. Pelajaran sudah diambil," ujarnya.
(daf/rea)