Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara
Garin Nugroho menganggap pembatalan pemutaran film karyanya,
Kucumbu Tubuh Indahku, di Lampung pada awal pekan ini merupakan penghakiman sepihak yang berasal dari benih radikalisme.
"Penghakiman jalanan semacam itu, itu pertama adalah, itu benih radikalisme. Itu benih radikalisme terbesar," ujar Garin kepada
CNNIndonesia.com pada Jumat (15/11).
Garin melontarkan pernyataan ini ketika ditanya mengenai penghentian paksa pemutaran film
Kucumbu Tubuh Indahku di Bandar Lampung pada Selasa (12/10) lalu oleh organisasi masyarakat bernapas keagamaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini bukan kali pertama pemutaran film mengenai penari lengger tersebut dihentikan paksa. Sebelumnya, pemutaran
Kucumbu Tubuh Indahku di Semarang pada September lalu juga digeruduk ormas.
Berita Kucumbu Tubuh Indahku |
Menurut Garin, aparat seharusnya menindak tegas ormas-ormas yang melakukan penghakiman secara sepihak seperti ini.
"Itu hanya pemadam kebakaran dari titik api yang tidak pernah tuntas dilakukan penanganan hukumnya. Itu satu ya. Itu bibit radikalisme yang selalu dibiarkan." kata Garin.
Ia kemudian berkata, "Yang kedua adalah bahwa lembaga-lembaga ormas itu sering bertindak sebagai lembaga polisi sehingga itu tuh keluar dari perannya."
Garin mengakui bahwa masyarakat Indonesia memang masih sulit menerima film-film seperti
Kucumbu Tubuh Indahku. Ia juga terbuka dengan pihak-pihak yang kontra, tapi bukan berarti perbedaan pendapat harus diperlihatkan dengan tindakan di luar hukum.
"Tapi persoalannya ada di negeri ini, perbedaan pendapat, perbedaan tafsir, lalu kontra, itu berubah menjadi pengadilan jalanan. Dan kemudian pengadilan jalanan itu tidak dilawan dengan penegakan hukum," tutur Garin.
Garin kemudian menegaskan bahwa film
Kucumbu Tubuh Indahku sendiri sudah melalui proses sensor sebelum ditayangkan. Selain itu, film tersebut juga telah melewati prosedur hukum sehingga seharusnya dilindungi oleh penegak hukum di ruang publik.
 Film Kucumbu Tubuh Indahku sendiri menceritakan kisah perjalanan kehidupan Juno (Muhammad Khan) menjadi penari lengger lanang. (Fourcolours Films) |
Lebih jauh, sutradara lulusan Institut Kesenian Jakarta ini menganggap filmnya justru seharusnya dapat menjadi wadah untuk belajar menghormati perbedaan dan membuka ruang opini lebih luas.
"Pro dan kontra dihormati, itu jarak demokrasi. Dan itu akan saya lakukan di hampir setiap film saya." tutur Garin.
Melanjutkan pernyataannya, ia berkata, "Justru karya-karya saya harus membuka ruang pro dan kontra sehingga timbul kematangan dan keterbukaan, serta pemahaman terhadap berbagai tafsir."
[Gambas:Video CNN]Film
Kucumbu Tubuh Indahku sendiri menceritakan kisah perjalanan kehidupan Juno (Muhammad Khan) menjadi penari lengger lanang. Film ini terinspirasi dari pengalaman hidup Rianto, seorang penari lengger Indonesia, yang berkarier di Jepang.
Meski dikritik sejumlah pihak, film ini menuai respons positif sampai-sampai masuk nominasi Oscar 2020 kategori International Feature Film atau dulu dikenal sebagai Best Foreign Language Film.
Di Indonesia, Kucumbu Tubuh Indahku juga merajai daftar nominasi Piala Citra FFI 2019. Dengan raihan nominasi di 12 kategori,
Kucumbu Tubuh Indahku bersaing dengan dua film lainnya, yaitu Bumi Manusia dan Dua Garis Biru.
(kir/has)