Corona, Pelaku Industri Musik Inggris Minta Tolong Pemerintah

CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2020 14:51 WIB
Pelaku industri musik di Inggris meminta bantuan pemerintah untuk penanggulangan kerugian di tengah kekhawatiran akan penyebaran wabah virus corona.
Ilustrasi konser. (SplitShire)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku industri musik di Inggris meminta bantuan pemerintah untuk penanggulangan kerugian di tengah kekhawatiran akan penyebaran wabah virus corona.

CEO Music Venue Trust, Mark Davyd, mengatakan kepada NME bahwa pemerintah harus segera bergerak karena pemilik tempat penyelenggaraan acara musik mulai khawatir akan dampak virus corona.

Merujuk pada survei Music Venue Trust, 40,1 persen tempat penyelenggaraan acara musik di berbagai penjuru Inggris mengalami penurunan pendapatan signifikan di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, 37,7 persen penyelenggara festival melihat peningkatan tren jumlah penggemar yang membeli tiket konser, tapi tak datang ke acaranya.

Dampak paling signifikan adalah 19,1 persen tempat penyelenggaraan acara musik terpaksa membatalkan gelaran.

"Saya bahkan terkejut melihat angka ini. Sektor ini sendiri berbujet kecil. Perubahan pada pendapatan kotor 3-5 persen saja bisa berdampak besar. Namun sekarang, ada 40 persen tempat acara melaporkan kerugian 10-50 persen," katanya.

Dengan data ini, Davyd memperkirakan tempat-tempat acara musik kecil di Inggris hanya bisa bernapas hingga pekan depan. Ia pun meminta pemerintah untuk segera melakukan intervensi, seperti otoritas di negara-negara lain.

"Untuk menghadapi penurunan ini, harus ada intervensi pemerintah. Di Italia, mereka mengumumkan bakal menunda pembayaran hipotek. Mereka seharusnya menerapkan itu di sini," tutur Davyd.

Ia kemudian berkata, "Kita lihat cara Eropa mengatasi dampak, tak hanya terhadap tempat penyelenggara musik, tapi juga keseluruhan sektor bisnisnya. Ada paket-paket untuk perusahaan penerbangan, misalnya, dan ketika harus ada pembatalan acara, ada pembatalan pembayaran pajak dan biaya lainnya."

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, Davyd juga meminta publik tak panik dan mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap beraktivitas seperti biasa sembari menjaga diri.

"Jika orang yang datang ke acara musik tidak sampai 25 persen di tempat berkapasitas 300 orang, maka gelaran harus dibatalkan. Kami akan rugi," ucap Davyd.

Ia mengerti kekhawatiran publik. Namun menurutnya, potensi terkena virus corona di tempat konser sebenarnya sama saja dengan berbagai tempat publik lainnya.

"Saya dengan banyak orang tak mau ke konser, tapi sebenarnya mereka sama saja ada di lingkungan berbahaya di bus, bioskop, bahkan toko biasa. Jika mau mengisolasi diri, itu pilihan kalian. Namun, tak lebih bahaya berada di acara musik ketimbang di sekolah," katanya. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER