Film komedi Indonesia disebut-sebut mulai muncul pada masa 1950-an, bersamaan dengan film nasional pertama yang disutradarai Nya' Abbas Akup.
Berselang sekitar 3 dasawarsa kemudian, baru mulai banyak diproduksi film komedi yang lebih bervariasi. Tepatnya pada 1980-an, film komedi didominasi oleh Warkop DKI yang dibintangi oleh grup lawak dengan tiga aktor legendaris, Dono, Kasino, dan Indro.
Kini sudah ada puluhan bahkan ratusan judul film lucu yang rilis. Dari sekian banyak judul, tentu ada beberapa film yang dianggap sayang untuk dilewatkan karena punya cerita menarik dan humor segar. Berikut ulasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Cek Toko Sebelah adalah film komedi Indonesia karya komika Ernest Prakasa. |
Film lucu ini merupakan karya comedian Ernest Prakasa, dia juga sekaligus menjadi salah satu pemerannya. Berkisah soal seorang Ayah bernama Koh Afuk (Chew Kin Wah) yang sudah semakin tua.
Dia memiliki dua orang anak laki-laki, Yohan (Dion Wiwoko) dan Erwin (Ernest Prakasa), serta memiliki sebuah toko kelontong. Dia yang sudah tua singkat cerita mewarikan toko itu kepada Erwin.
Yohan sebagai anak pertama tidak terima dengan keputusan sang ayah, dia merasa bahwa harusnya dia yang pantas melanjutkan toko kelontong tersebut.
Yohan digambarkan sebagai seorang fotografer serabutan dengan masa lalu kelam setelah ibunya meninggal, sementara Erwin adalah pegawai kantoran yang dikisahkan tengah menanjak karirnya.
Erwin dalam film ini akan dikisahkan menghadapi dilema, antara memilih hal yang dia inginkan atau memilih pilihan hanya untuk membuat sang ayah bahagia.
Drama kelurga Koh Afuk akan dibalut oleh kisah jenaka dari beberapa pemeran lainnya, Ernest sang pembuat film menngajak serta beberapa comedian, seperti Dodit Mulianto, Abdur Arsyad, Adjis Doaibu, dan lain-lain.
Meski film ini banyak drama, namun tingkah jenaka dan narasi yang para komika tersebut lontarkan akan membuat penonton terpingkal.
Film Warkop DKI Reborn hendak membawa kenangan lama masyarakat pada aktor komedi legendaris Indonesia, Dono, Kasino, Indro yang terkenal sejak tahun 1980-an.
Film komedi terbaik ini dibintangi oleh Abimana Aryasatya (Dono), Vino G Bastian (Kasino), dan Tora Sudiro (Indro). Mereka dikisahkan menjadi petugas keamnan lembaga swasta. Hari-hari mereka dalam menertibkan keamanan kerap diselemuti kegagalan sebab kekonyolan mereka.
Tingkah konyol mereka itu pun kerap membuat bos intansi keamanan jengkel. Bahkan ancaman pemecatan beberapa kali mereka dapatkan dari sang bos. Namun ada saja jalan yang membuat mereka tidak jadi dipecat.
Satu waktu bos mereka membawa seorang anggota wanita untuk membantu trio konyol tersebut menjaga keamanan. Tidak jarang baik Dono, Kasino, atau Indro pun genit kepada anggota baru itu.
Film ini telah tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada September 2016 dan ada sekuel film lanjutannya di dua tahun berikutnya.
Film komedi Indonesia satu ini membalut ceritanya dengan sedikit gore. Kisahnya bermula ketika pria misterius bernama Toni Sacalu mengundang sembilan publik figur untuk kumpul bersama di suatu pulau.
Kesembilan public figure tersebut adalah Raditya Dika, Prilly Latuconsina, Soleh Solihun, Titi Kamal, Dinda Kanya Dewi, Bayu Skak, Gading Marten, Surya Saputra, dan Mathias Muchus.
Pada malam pertama mereka tinggal di pulau, tiba-tiba Mathias Muchus meninggal karena diracun. Sejak itu delapan publik figur lain panik dan terjebak di pulau itu. Mereka berusaha untuk terus bertahan hidup sampai perahu penjemput datang dalam waktu lima hari.
Satu per satu dari mereka pun kemudian dikisahkan meninggal dunia dengan cara-cara yang cukup mengenaskan, kendati begitu kematian mereka akan dibalut dengan humor.
Satu waktu mereka mulai saling tuduh dalang pembunuhan. Ada pun Bayu Skak yang mengawali dugaan itu. Dia bilang bahwa pembunuh dari semua kematian misterius adalah salah seorang dari mereka. Dalam film ini, semua pemeran menggunakan nama asli masing-masing.
Film yang ditulis dan digarap oleh Raditya Dika sendiri ini mendapatkan nominasi di Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Penulis Skenario Asli Terbaik.
![]() |
Sebuah film yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama yang ditulis oleh chaos@work. Film ini telah rilis pada 2016, disutradarai oleh Upi dan diproduksi oleh Falcon Picture.
Berkisah soal hubungan kerja antara Boss yang absurd dengan karyawannya. "Bossman" (Reza Rahadian), orang Indonesia yang memiliki perusahaan di Kuala Lumpur. Perusahaan dia digambarkan tidak memiliki sistem dan aturan yang jelas.
Dia kerap jadi biang kerok semua permasalahan yang menimpa kantornya. Namun dia tidak pernah mengakui kesalahan. Selain itu jika dia sudah memilik kemauan, maka kemauannya itu harus terwujud meski harus menyusahkan orang lain.
Diana (Bunga Citra Lestari) adalah sekretaris baru di perusahaan yang bossman kelola. Dia pun kerap kena getahnya setiap bossman berulah.
Film ini telah memenangkan beberapa penghargaan di Festival Film Indonesia terkhusus para pemerannya. Contohnya Reza Rahadian pada 2016 diganjar dengan penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik, kemudian Alex Abbad diganjar penghargaan Pemeran Pendukung Terbaik.
Narasi dalam film yang ditulis dan disutradarai oleh comedian Bayu Skak ini didominasi menggunakan bahasa daerah, yakni Jawa dan Sunda. Rilis pada 2018 dan sudah ditonton oleh lebih 900 ribu orang.
Berkisah soal Bayu (Bayu Skak) yang menyukai seseorang, Susan (Cut Meyriska) sejak lama. Namun Bayu kerap tidak percaya diri untuk mendekatinya.
Namun hari-hari Bayu mulai berubah sejak Susan mengirim sebuah voice chat ke ponsel Bayu. Singkat cerita bayu senang bukan kepalang dan merasa bahwa Susan memberi isyarat untuk didekati.
Namun, ternyata Susan hanya memanfaatkan Bayu untuk membantunya menyuplai pecal untuk konsumsi teman-teman OSIS. Bayu memang dikisahkan sebagai anak penjual pecel, dia tinggal di sebuah rumah yang sederhana.
Satu waktu Bayu berinisiatif membentuk band bersama Doni (Joshua Suherman) sahabat dekatnya, dan Yayan (Tutus Thomson) sebagai drummer, dan Nando (Brandon Salim) siswa ganteng yang jago keyboard.
Mereka sepakat menamai band tersebut Yowes Band. Pembentukan band itu adalah keinginan Bayu untuk bisa melawan stigma negatif yang kerap dia dapatkan.
Namun perjalanan mereka tidak akan mudah, intrik kerap terjadi. Bahkan satu waktu band itu terancam bubar. Film komedi yang satu ini akan menampilkan perjalanan band tersebut hingga sukses dengan selipan tingkah konyol Bayu dan para sahabatnya.
Lihat juga:5 Anime yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga |