Mark Chapman, Pembunuh John Lennon yang Hidup dalam Delusi

CNN Indonesia
Rabu, 23 Sep 2020 12:42 WIB
Mark David Chapman kembali menjadi perbincangan karena meminta maaf kepada Yoko Ono, akhir pekan lalu.
Mark David Chapman kembali menjadi perbincangan karena meminta maaf kepada Yoko Ono, akhir pekan lalu, empat dekade setelah ia menembak mati John Lennon. (AFP/NYC PD)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mark David Chapman kembali menjadi perbincangan karena melontarkan maaf kepada istri mendiang John Lennon, Yoko Ono, dalam persidangan pada akhir pekan lalu, empat dekade setelah ia menembak mati sang musisi legendaris.

Para penggemar Lennon geram membaca pernyataan Chapman yang mereka sebut hidup dalam delusi. Sebagian dari mereka mengaku sudah muak bahkan hanya dengan mendengar nama Chapman.

Chapman memang disebut-sebut sebagai salah satu nama yang tak akan pernah lepas dari kepala para penggemar Lennon dan The Beatles.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Chapman mulai menjadi sorotan pada Desember 1980, setelah ia menembak Lennon di depan apartemen sang musisi di Manhattan.

Setelah menyarangkan timah panas ke tubuh Lennon, Chapman hanya terdiam hingga polisi datang. Ketika tiba di lokasi, polisi melihat Chapman sedang duduk tenang sambil membaca buku The Catcher in the Rye karya JD Salinger.

Pria kelahiran 10 Mei 1955 tersebut memang memiliki obsesi berlebih terhadap The Catcher in the Rye. Terkadang, ia bahkan menyebut dirinya sendiri sebagai perwujudan dari karakter utama dalam buku itu, Holden Caulfield.

Selain itu, Chapman juga terobsesi dengan sejumlah musisi, termasuk Todd Rundgren, David Bowie, dan The Beatles.

Namun sebagai pria yang tumbuh di tengah keluarga dengan latar belakang agama kuat, Chapman murka ketika mendengar Lennon menyampaikan pernyataan terkenalnya bahwa, "The Beatles lebih populer dari Yesus."

Tak hanya itu, Chapman juga tak suka dengan gaya hidup dan kemunafikan Lennon. Istri Chapman, Gloria Abe, mengatakan bahwa Chapman kerap kali mengomentari gaya hidup mewah Lennon.

Sementara itu, Lennon sendiri dalam lagunya, Imagine, seolah ingin mengajak pendengar untuk, "membayangkan betapa damai dunia jika tidak ada kepemilikan."

"Dia bilang kepada kita untuk membayangkan tidak ada kepemilikan dan dia di sana, dengan jutaan dolar dan yacht, dan perkebunan, tertawa ke arah orang-orang seperti saya yang sempat mempercayai kebohongannya itu dan membeli rekamannya dan hidup dengan musiknya," kata Chapman seperti tertera dalam buku March 4th, 1966: The Beginning of the End for John Lennon?.

Music legend John Lennon and his wife Yoko Ono pose for photographers in Cannes 17 May 1971 where he presented his movies 'Apotheosis' and 'The Flu'.Le clbre musicien et chanteur John Lennon pose pour les photographes le 17 mai 1971  Cannes o il s'est rendu  l'occasion du Festival du Film. Le chanteur des Beatles a t assassin le 08 dcembre 1980  New York,  l'ge de 40 ans. (Photo by AFP)John Lennon. (AFP)

Berdasarkan keterangan di buku lainnya, Let Me Take You Down: Inside the Mind of Mark David Chapman, the Man Who Killed John Lennon, Chapman disebut terus mendengarkan karya Lennon menjelang aksi penembakannya.

Selama mendengarkan lagu-lagu Lennon, di kepala Chapman terus berputar pikiran mengenai "kemunafikan" sang musisi yang selalu mengklaim bahwa ia tak percaya Tuhan dan The Beatles.

"Di satu titik, pikiran saya diliputi kegelapan karena amarah dan benci. Saya beli buku Lennon dan membawanya ke rumah, di mana ada buku The Catcher into the Rye yang menanamkan pola pikir Holden Caulfield dan anti-kepalsuannya," kata Chapman.

Hingga akhirnya, Chapman memupuk hasrat untuk membunuh Lennon. Ia lantas pergi ke New York pada Oktober 1980 dengan niat untuk menghabisi nyawa sang idola.

Namun satu ketika, ia terinspirasi dengan film Ordinary People dan urung menjalankan misinya. Chapman pun kembali ke Hawaii dan mengatakan kepada istrinya bahwa ia terobsesi untuk membunuh Lennon.

Saat itu, Chapman bahkan sempat menunjukkan pistol dan peluru yang sudah ia siapkan untuk membunuh. Namun, Abe tak melaporkan keadaan suaminya ke polisi maupun petugas kesehatan.

Pada satu ketika, Chapman mengklaim sempat melihat tulisan "Thou Shalt Not Kill" di layar televisi dan tembok rumahnya. Chapman langsung membuat janji konsultasi dengan seorang ahli psikologi klinis, tapi ia tak pernah datang.

Ia malah kembali ke New York pada 6 Desember 1980. Terlalu kalut dengan semua pikiran dalam otaknya, pada satu saat Chapman sempat ingin bunuh diri dengan melompat dari Patung Liberty.

Setelah dua hari, Chapman akhirnya meninggalkan hotel tempatnya menginap, Sheraton, dan menaruh barang-barang yang ia ingin ditemukan oleh polisi, termasuk buku The Catcher in the Rye bertuliskan, "Ini adalah pernyataan saya. Holden Caulfield."

A January 28, 2010 photo shows a copies of The Catcher in the Rye. (AFP/Mandel Ngan)

Chapman menghabiskan hari itu dengan berdiri di dekat pintu masuk apartemen Lennon di Dakota, berbicara dengan para penggemar dan penjaga pintu.

Pada pagi hari, Chapman kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Lennon yang sebenarnya baru saja keluar dari taksi dan berjalan menuju apartemennya.

Setelah itu, Chapman sempat menyapa asisten rumah tangga Lennon yang baru mengajak putra sang musisi, Sean, berjalan-jalan. Ia bahkan sempat bersalaman dengan Sean.

Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 17.30. Lennon dan Ono keluar apartemen untuk rekaman di Studio Record Plant. Mereka berjalan tanpa bicara menuju mobil sebelum Chapman meminta Lennon menandatangani album Double Fantasy yang ia bawa.

Momen tersebut terekam dalam foto hasil jepretan fotografer amatir yang saat itu berada di lokasi, Paul Goresh.

Sembari menunggu Lennon kembali, Chapman mendekati seorang penggemar perempuan dan mengajaknya kencan malam itu. Chapman mengatakan bahwa jika perempuan itu mau, ia tidak akan membunuh Lennon malam itu.

Lennon akhirnya kembali pada 22.50. Ia dan Ono langsung berjalan melewati Chapman dan menuju apartemen Lennon.

Music legend John Lennon and his wife Yoko Ono pose for photographers in Cannes 17 May 1971 where they presented their movies 'Apotheosis' and 'The Flu'.John Lennon et sa femme Yoko Ono posent pour les photographes le 17 mai 1971 à Cannes pour présenter leurs films John Lennon dan Yoko Ono. (AFP)

Sebelum mereka masuk ke gedung apartemen, Chapman melepaskan lima peluru ke arah Lennon, empat di antaranya bersarang di punggung dan pundak sang musisi.

Lennon langsung dilarikan ke Rumah Sakit Roosevelt. Namun, nyawanya tak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit.

Sementara itu, Chapman tetap tenang di lokasi sambil membaca The Catcher in the Rye hingga petugas kepolisian datang dan menahannya tanpa perlawanan.

Tiga jam kemudian, Chapman berkata kepada polisi, "Saya yakin sebagian besar dalam diri saya adalah Holden Caulfield, tokoh utama dalam buku ini. Sebagian kecil dari saya pasti Iblis."

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER