Vokalis Sex Pistols, John Lydon, menyatakan dukungan untuk Donald Trump dalam pemilihan umum mendatang karena menganggap rival sang calon petahana, Joe Biden, tak bisa memimpin.
"Dia adalah satu-satunya calon yang layak melawan Biden. Biden tidak mampu menjadi pemimpin," ujar Lydon dalam wawancara khusus dengan The Observer, sebagaimana dikutip NME.
Musisi yang sempat mendukung Barack Obama ini mengaku mulai simpati terhadap Trump sejak ia juga dituduh rasisme. Ia mengaku merasakan hal yang sama dengan Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga pernah dituduh hal yang sama. Saya juga merasa tersinggung, sama seperti orang-orang yang pernah dituduh demikian," ucap Lydon.
Pada 2008 lalu, Lydon memang pernah dituduh melontarkan komentar rasisme ketika bertemu dengan vokalis Bloc Party yang berkulit hitam, Kele Okereke.
Dalam pertemuan di belakang panggung itu, Okereke menanyakan kemungkinan Lydon reuni dengan Public Image Ltd.
Lydon kemudian malah emosi dan menjawab pertanyaan itu dengan komentar berbau rasisme terhadap Okereke.
Salah satu komentarnya berbunyi, "Masalahmu adalah sikap kulit hitammu."
Pertengkaran pun tak terhindarkan hingga Okereke mengalami luka di beberapa bagian di wajahnya. Bibir Okereke bahkan dilaporkan robek.
Sejumlah musisi mengaku menjadi saksi langsung kejadian tersebut. Vokalis Foals, Yannis Philippakis dan personel Kaiser Chief, Ricky Wilson, dilaporkan langsung menolong Okereke.
Ketika berita ini tersebar, salah satu personel Mogwai yang juga ada di lokasi saat insiden terjadi, Stuart Braithwaite, langsung berkomentar.
"John Lydon menyerang Kele Okereke dan menggunakan bahasa rasisme. Kami ada di sana. Ketika dia menggunakan insiden itu sebagai alasan untuk mendukung Trump sangat ekstrem. Pria yang sangat mengecewakan," tulis Braithwaite di Twitter.
Sejumlah penggemar juga sempat menyatakan kekecewaan mereka terhadap Lydon karena dulu Sex Pistols dikenal sebagai band punk yang berani menyuarakan kritik terhadap monarki Inggris melalui lagunya.
(has/bac)