Mengulik 5 Fakta dalam Kisah Drama Start-Up

CNN Indonesia
Minggu, 06 Des 2020 11:45 WIB
Meski berangkat dari kisah fiktif, ada beberapa aspek dalam drama Start-Up yang diilhami kejadian di kehidupan nyata.
Meski berangkat dari kisah fiktif, ada beberapa aspek dalam drama Start-Up yang diilhami kejadian di kehidupan nyata. (dok. tvN via hancinema.net)

3. Lomba AI

Drama Korea Start-Up juga kerap menggambarkan persaingan antar pelaku startup pemula, seperti acara hackathon oleh SANDBOX serta lomba 'olimpiade' kecerdasan buatan bernama CODA.

Di dunia nyata, lomba-lomba sejenis memang ada. Korea Selatan bahkan menyelenggarakan K-Startup 2020 yang membuka partisipasi besar-besaran para startup di bidang kecerdasan buatan, logistik, bioteknologi, robotika, dan lainnya.

Acara ini juga mendatangkan startup dari kawasan Asia seperti India, Sri Lanka, Israel, Jordania, Turki, Azerbaijan, Nepal, Pakistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, dan Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlombaan tersebut merupakan bagian dari ambisi pemerintah Korsel untuk menjadi pemain kunci dalam industri kecerdasan buatan global.

Pemerintah Korsel bahkan berencana mengembangkan 50 perusahaan semikonduktor yang fokus pada pengembangan AI pada 2030. Yonhap menyebut, pemerintah Korsel akan mencari ribuan ahli lokal untuk memimpin gelombang baru inovasi itu.

Infografis Perkembangan Kecerdasan Buatan Dari Masa ke MasaInfografis Perkembangan Kecerdasan Buatan Dari Masa ke Masa. (CNNIndonesia/ Laudy Gracivia)

4. Tren Startup di Korea Selatan

Dalam Start-Up, Korea Selatan tampak tengah digandrungi tren perusahaan rintisan. Tak sedikit anak muda Korea bercita-cita atau berlomba-lomba menjadi CEO.

Namun penggambaran itu ternyata berdasarkan kejadian nyata. Menurut Asia Times, Seoul diproyeksikan menjadi lokasi penting dari industri startup global berikutnya.

Hal itu didasarkan dari hasil riset firma CB Insight yang menyebut Korea Selatan kini menjadi rumah bagi 11 startup unicorn, atau startup yang bernilai lebih dari US$1 miliar.

Korsel pun menempati urutan kelima di dunia setelah China, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

Sebagian besar dari startup yang berkembang di Korea Selatan pun berpusat di Seoul. "Dan jika pemerintah Seoul berhasil, kota dengan 11 juta orang itu akan segera menantang Silicon Valley, New York, Boston, Seattle, dan Tel Aviv sebagai pembangkit tenaga ventura," tulis Asia Times.

Drama Korea Start-UpDalam Start-Up, Korea Selatan tampak tengah digandrungi tren perusahaan rintisan.: (dok. tvN/Netflix via Hancinema)

5. Bunuh Diri

Dalam sebuah episode drama Start-Up, ada kisah menyedihkan yang tersempil. Kim Yong-san (Kim Do-wan) yang merupakan salah satu pendiri Samsan Tech memiliki trauma kehilangan kakaknya yang juga pelaku startup.

Dikisahkan, kakak Yong-san tak sanggup menahan depresi usai gagal dalam sesi Demo Day kala menjadi bagian dari SANDBOX. Kakak Yong-san ini pun memilih mengakhiri hidupnya yang kemudian menjadi dendam dalam diri Yong-san untuk menjadi pelaku startup.

Kasus yang dialami kakak Yong-san tersebut menjadi gambaran tingginya angka bunuh diri oleh anak muda di Korea Selatan. Korea Herald menyebut, bunuh diri adalah penyebab nomor satu anak muda Korea meninggal.

Asia Times melaporkan, angka bunuh diri yang tinggi di Korea Selatan muncul oleh beberapa faktor, di antaranya tingkat persaingan yang sangat tinggi untuk kalangan usia di bawah 40 tahun.

Bagi remaja, depresi menghantui kala mereka bersaing memperebutkan kursi universitas favorit agar jadi kebanggaan. Belum lagi masalah perundungan yang kerap terjadi di kalangan remaja.

Untuk kalangan dewasa, sebagian besar disebabkan oleh kemiskinan. Meskipun Korea Selatan menjadi negara kaya setelah pertumbuhan ekonomi yang dramatis pada 1970-an, ketimpangan pendapatan menimbulkan kesenjangan di kalangan masyarakat.

Selain kemiskinan, tidak jarang warga dari kalangan bawah harus mengambil banyak pekerjaan demi mencukupi kebutuhan hidup. Ini pula yang menjadi faktor terbesar yang mendorong orang Korea untuk bunuh diri.

Beberapa pekerja kantoran sering lembur hingga larut malam dan bahkan pada akhir pekan yang membuat mereka stres. Tahun lalu, akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi oleh atasan, seorang desainer web dilaporkan bunuh diri.



Masalah depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau mengenal orang-orang dalam kondisi itu, Anda disarankan menghubungi pihak yang bisa membantu. Misalnya saja Komunitas Save Yourselves melalui Instagram @saveyourselves.id, Yayasan Sehat Mental Indonesia melalui akun Line @konseling.online, atau Tim Pijar Psikologi https://pijarpsikologi.org/konsulgratis.



(nly/end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER