Awal November lalu, Dian Purnomo meluncurkan novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam di Ubud Writers and Readers Festival.
Novel ini bercerita tentang adat kawin culik atau kawin tangkap di Sumba. Banyak adegannya ditulis berdasarkan cerita para penyintas kawin tangkap.
Cerita tentang Magi Diela ini dituturkan di balik latar belakang dunia modern, di mana kawin culik tidak lagi dirasa relevan tapi masih banyak masyarakat yang ingin mempertahankannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh utamanya sendiri harus berjuang memenangkan kebebasannya.
Setelah diculik dan dijinakkan seperti binatang, lalu tidak mendapat dukungan dari keluarganya untuk menghentikan proses adat, bagaimana dia akan melawan?
Impian Magi Diela sirna sudah untuk membangun Sumba. Ijazah sebagai Sarjana Pertanian yang dibawanya dari Pulau Jawa nyaris tidak berguna.
Kini dia harus melawan orangtua, seisi kampung, dan adat yang ingin merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan.
Pilihan perempuan korban kawin tangkap setelah berada di rumah pelaku tidak banyak. Hampir pasti keluarganya akan menyerah karena menganggap aib sudah tercoreng.
![]() |
Magi tidak mau menyerah. Dia memilih kebebasannya dengan mencoba bunuh diri. Berhasilkah dia mencurangi kematian?
Atau, masih adakah secercah cahaya dari leluhur yang akan melindunginya?
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ditulis berdasarkan pengalaman banyak perempuan korban kawin tangkap di Sumba.
Tradisi kawin tangkap masih terjadi hingga saat ini. Sedikit sekali catatan yang menyebutkan korban kawin tangkap berhasil menghindari upaya kawin paksa ini.
Novel ini termasuk yang harus diberi tanda trigger warning. Sebab pada kenyatannya, pemaksaan perkawinan dengan upaya menculik adalah bentuk kekerasan yang tidak berperikemanusiaan.
Dalam 320 halaman novel ini, Dian Purnomo menyuarakan jerit perempuan penyintas kawin tangkap, mengaduk-aduk perasaan pembacanya dan membukakan mata kita bahwa ketidakadilan gender, kekerasan terhadap perempuan masih ada dan nyata.
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam merupakan salah satu pengingat untuk tidak diam saja pada kejahatan terhadap perempuan.
Sinopsis Novel
Judul: Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam (2020)
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penulis: Dian Purnomo
Halaman: 320
ISBN: 9786020648460