Asal Usul Ngabuburit, Budaya Khas Ramadan di Indonesia

CNN Indonesia
Minggu, 02 Mei 2021 13:32 WIB
Meski telah diserap jadi bahasa Indonesia dan dijalani masyarakat lokal ketika Ramadan tiba, nyatanya "ngabuburit" tidak mutlak lahir dari tanah Nusantara.
Meski telah diserap jadi bahasa Indonesia dan dijalani masyarakat lokal ketika Ramadan tiba, nyatanya

Meski disebut telah ada sejak dulu, Heddy menilai kebiasaan ngabuburit ini semakin gencar terasa dan marak ketika dekade 1980-an. Heddy menyatakan hal tersebut sejalan dengan gencarnya kegiatan bernuansa Islam di kampus-kampus.

"Dulu ada yang namanya PNDI (Pengkajian Nilai Dasar Islam). Nah semenjak itu kemudian muncul 'ramadan in kampus', kemudian muncul buka bersama di kampus. Mahasiswa menunggu buka itu macam-macam kegiatannya. Di kampus itu sangat kelihatan," tutur Heddy.

Selain kegiatan bernuansa Islam yang semakin marak di kalangan pemuda kampus, Heddy juga menilai ngabuburit semakin dikenal luas masyarakat pada dekade itu karena faktor stabilitas sosial dan politik Indonesia. Kala itu, diketahui Indonesia berada di era Orde Baru yang ketat dalam menjaga stabilitas nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga mengaitkan dengan tingkat kemakmuran masyarakat Indonesia yang sudah lebih baik, situasi sosial politik juga lumayan. Maka orang mulai bisa keluar jalan-jalan dan tak bisa lepas dari maraknya kapitalisme," ujar Heddy.

"Saya ingat betul waktu itu TVRI Yogya juga melihat fenomena ngabuburit itu. Jadi mereka juga melihat itu peristiwa luar biasa. Nah itu awal-awal '80-an," kata Heddy.

'Dunia dan Akhirat Tercapai'

Heddy menilai ngabuburit kini menjadi kegiatan yang amat digemari umat muslim Indonesia sebab "dunia dan akhirat tercapai". Menurutnya, ngabuburit tak bisa dinilai atau dilihat sebagai aktivitas jelang berbuka sendiri.

Aktivitas yang dilakukan setelah ngabuburit juga perlu diperhatikan, seperti berbuka dan salat.

"Orang-orang pada suka karena dunia dan akhiratnya tercapai. Dunianya itu ketemu teman dan makan bersama. Akhiratnya pasti salat maghrib duluan [sebelum makan berat] atau setelahnya, salat maghrib," kata Heddy.

"Jadi ngabuburit itu enggak bisa lepas dari kegiatan setelahnya. Tidak bisa memahami ngabuburit berdiri sendiri, harus dihubungkan dengan buka bersama dan kemudian ada salat bersama," lanjutnya.

Suasana saat umat muslim mengikuti buka puasa bersama di Masjid Istiqlal , Jakarta, 26 Mei 2019. Saat akhir pekan jumlah takjil yang dibagikan  mencapai 5000 buah.Ilustrasi. Suasana saat umat muslim mengikuti buka puasa bersama di Masjid Istiqlal , Jakarta, 26 Mei 2019. Saat akhir pekan jumlah takjil yang dibagikan mencapai 5000 buah. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Walau usaha menggapai dunia dan akhirat dinilai sama-sama tercapai, kegiatan yang dilakukan kala ngabuburit terus mengalami perubahan dalam perkembangannya.

Awalnya, ngabuburit dilakukan dengan cara mengaji atau kegiatan ibadah. Heddy menekankan mengaji masih dilakukan banyak orang hingga kini. Di sisi lain, ngabuburit juga berkembang menjadi kegiatan sebelum buka bersama dengan berkumpul tanpa ceramah atau siraman rohani.

Terlebih lagi kini Indonesia menjalani Ramadan kedua di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, hal tersebut semakin memengaruhi perubahan tren ngabuburit di Indonesia.

"Pandemi juga punya efek. Ngabuburitnya berkurang, buka bersama di tempat-tempat tertentu berkurang, tapi di beberapa kampung jadi lebih internal. Tentu tingkat intensitas ngabuburitnya berkurang, itu jelas," kata Heddy.

(chri/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER