Pakar soal Seni Mural: Seperti Baliho, Tapi Tanpa 'Privilege'

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 15:47 WIB
Dosen industri kreatif Unair menyebut mural sejatinya memang kerap dianggap sebagai sarana masyarakat menyampikan pesan pada yang berkuasa.
Mural mirip wajah presiden Jokowi yang dihapus beberapa waktu lalu (Foto: Dok. Istimewa via Detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia --

Heboh dihapusnya beberapa mural yang menyuarakan kritik pada pemerintah, mengundang perhatian sejumlah pihak termasuk pakar atau ilmuwan.

Salah satu pandangan datang dari dosen industri kreatif Unair, Igak Satrya Wibawa. Ia menyebut mural sejatinya memang kerap dianggap sebagai sarana masyarakat menyampikan pesan pada yang berkuasa.

"(Mural) menjadi media komunikasi yang cukup sering digunakan masyarakat dalam menyampaikan pesan, harapan dan kritik kepada pihak yang punya privilege atau kekuasaan tertentu," tutur Igak dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (19/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Igak lantas menggunakan baliho sebagai analogi. Dalam perannya sebagai media penyampai pesan politik, mural berisi kritik sosial sama halnya dengan baliho.

"Hanya bedanya, mereka yang official punya kuasa, wewenang, dan memiliki privilege tertentu menggunakan baliho." tutur Igak.

"Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki privilege dan melihat ruang-ruang penyampaian pendapat banyak tersumbat di sana-sini, akhirnya memilih mural sebagai media yang frontal dan efektif dalam menyampaikan pesan," lanjutnya.

Beberapa hari ke belakang sejumlah mural berisikan pesan kritik terhadap situasi negara dan pemerintah banyak dihapus. Tren ini dimulai dengan dihapusnya mural bergambar mirip presiden Jokowi bertuliskan '404 Not Found'.

Yang terbaru, Sebuah mural bertuliskan 'Wabah Sesungguhnya adalah Kelaparan' dihapus oleh petugas kecamatan Ciledug. Penghapusan diklaim atas permintaan warga.

Mural itu terpampang di sebuah pintu seng yang berlokasi di Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Ciledug, Kota Tangerang.

Perihal mural '404 Not Found' pun belum rampung. Seorang pria berinisial RS (29) diperiksa oleh kepolisian setelah menawarkan kaos bergambar 'Jokowi 404: Not Found' di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan bahwa pria yang memiliki usaha sablon pakaian itu diamankan untuk dimintai klarifikasinya.

(fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER