ANALISIS

Meraba Alasan China 'Bersih-bersih' Industri Hiburan

CNN Indonesia
Sabtu, 04 Sep 2021 14:46 WIB
Ada banyak hal yang dianggap sebagai alasan tindakan China 'bersih-bersih' industri hiburannya dalam beberapa pekan terakhir.
Ada banyak hal yang dianggap sebagai alasan tindakan China 'bersih-bersih' industri hiburannya dalam beberapa pekan terakhir. (AP/Mark Schiefelbein)

Persoalan ekonomi berbungkus ideologi dan politik bukan satu-satunya alasan China bersih-bersih industri hiburan. Fenomena budaya populer seperti fandom alias penggemar yang semakin luas juga jadi salah satu pertimbangan.

Penggemar China terkenal royal. Bukan hanya untuk idol dari negaranya, tetapi juga idol Korea Selatan hingga Thailand dan Amerika Serikat. Jumlah uang yang dihabiskan untuk mendukung idola mereka bukan sebuah masalah.

Maka jadi pemandangan lumrah ketika unggahan soal kado penggemar untuk idola berisi produk Hermes, Louis Vuitton, Chanel, Jaeger-LeCoultre, Gucci, perhiasan, hingga emas batangan. Apalagi hanya sekadar memborong produk yang dibintangi atau melibatkan idola mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dukungan penggemar yang fanatik dan menjadi kontroversi baru-baru ini terjadi kala survival show Youth with You 3 berlangsung. Acara itu menggandeng merek olahan susu dan menyebut penggemar bisa mendukung idolanya di acara itu dengan memindai kode pada produk.

A salesperson checks dolls and celebrity idol-related products at a fan merchandise store at a shopping mall in Beijing on September 2, 2021. (Photo by JADE GAO / AFP)Ragam merchandise idol di China. (AFP/JADE GAO)

Alhasil, penggemar menyerbu produk tersebut hanya demi mendapatkan kode. Sisanya, dibuang di jalanan. Tindakan tersebut viral dan membuahkan penghentian Youth with You 3 jelang episode final.

Perilaku "pengeluaran berlebihan" penggemar atas barang-barang idola mereka juga dibidik. China melarang aksi membujuk atau mendorong fan belanja atau daftar keanggotaan demi memilih idola, serta melarang aktivitas penggalangan dana. Kebijakan itu membuat sejumlah layanan streaming musik di China menerapkan peraturan baru, yakni fan hanya diizinkan membeli satu kopi album digital.

Meski terkesan fandom China begitu 'bar-bar', satu hal luput diperhatikan. Para penggemar ini memiliki sikap yang solid dalam hal donasi. Hal itu terlihat ketika fan Xiao Zhan memobilisasi bantuan seperti makanan, air bersih, popok, dan donasi untuk korban banjir bandang di Provinsi Henan.

Tapi Pemerintah China masih merasa budaya fandom di negara tersebut "toksik". Sejumlah hal menjadi pertimbangan pemerintah mengambil kesimpulan tersebut, seperti debat kusir antar penggemar alias fan war, hingga menguntit idola.

"Budaya fandom di dalam negeri telah melewati batas dan harus diatur," kata Deputi Kongres Rakyat Nasional (NPC) Song Wenxin, Maret 2021. Seperti dikutip dari South China Morning Post, ia pun menyarankan penggemar harus diatur dan dibatasi terutama dalam "mengejar" idola mereka.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, sebuah fan war antara fan Zhao Liying dan Wang Yibo. Fan war itu membuat pemerintah melalui 'google' versi China alias Weibo menangguhkan 2.150 akun, menghapus 1.300 komentar kasar, dan memblokir permanen 140 akun terkait Zhao Liying serta 60 akun terkait Wang Yibo.

Pada Juli 2021, polisi China telah menangkap dua orang yang menguntit Wang Yibo. Mereka meletakkan alat pelacak secara diam-diam di mobil yang Wang Yibo dan mengikutinya keliling Beijing serta memantau jadwal hariannya.

Pemerintah China pun tampaknya belum akan berhenti untuk bersih-bersih di industri hiburan. Baru-baru ini, National Radio and Television Administration menyerukan penghapusan seluruh daftar peringkat artis dari internet dan pengurangan fungsi tombol "like" dan "comment".

(chri/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER