Para penggemar K-pop menyerukan pemboikotan SM Entertainment karena agensi tersebut bekerja sama dengan perusahaan kepintaran buatan (AI) China yang kontroversial, iFlytek.
Seruan boikot ini menggema di jejaring sosial sejak Selasa (10/11) sore, tepatnya setelah SM Entertainment mengumumkan kerja sama dengan iFlytek.
"Tokoh kunci di industri AI China, Presiden iFlytek Hu Yu, menghubungi Produser Eksekutif Soo-Man Lee! Mendapat sorotan di China!" demikian pengumuman SM Entertainment melalui Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SM kemudian menjabarkan sejumlah media China yang menyoroti kemungkinan kerja sama ini, mulai dari SINA Entertainment, Eastday, Public Network, hingga SOHU KOREA.
"Saya harap teknologi inovatif AI dari iFlytek dan keahlian Produser Eksekutif Soo-Man Lee dalam konten hiburan, dapat bergabung, membuka masa depan peradaban baru Asia," ujar Hu Yu dalam salah satu pemberitaan tersebut.
Rangkaian twit SM Entertainment tersebut langsung dibombardir komentar berisi amarah para penggemar K-pop. Kebanyakan dari mereka menyerukan #BoycottSM dengan empat alasan utama.
"Mendukung kebijakan SATU CHINA yang melanggar hak asasi," demikian bunyi salah satu poinnya.
iFlytek memang sempat menjadi sorotan setelah perusahaan AI tersebut dilaporkan memasok teknologi untuk memantau komunitas Muslim di Xinjiang yang selama ini menjadi korban penindasan dan diskriminasi.
Setelah kabar ini beredar, sejumlah universitas kenamaan dunia, termasuk Massachusetts Institute of Technology (MIT), langsung memutus kerja sama dengan iFlytek.
Kini, para penggemar K-pop pun mendesak SM Entertainment untuk membatalkan kerja sama dengan iFlytek. Jika tidak, mereka mengancam bakal memboikot produk-produk SM Entertainment.
Selain masalah kerja sama dengan iFlytek, para penggemar juga menyoroti tiga poin lainnya terkait perlakuan SM Entertainment terhadap para artisnya.
"Semuanya demi UANG tanpa etika. Hanya mengambil keuntungan dari nama artis mereka untuk mendapatkan UANG. Memperlakukan artis seperti PRODUK dan TIDAK PERNAH MELINDUNGI mereka," demikian bunyi tiga poin lainnya.
(has)