KOLOM

Hospital Playlist Menyelamatkan Saya

Rorien Novriana | CNN Indonesia
Minggu, 19 Sep 2021 19:41 WIB
K-Drama Hospital Playlist 2 telah berakhir di musim ke dua. Drama ini berkisah tentang persahabatan lima dokter di rumah sakit yang sama. (tvN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Terkungkung selama hampir dua tahun ternyata berdampak pada kesehatan mental saya. Biasanya untuk sejenak menghilangkan pikiran, saya akan bertemu teman atau sekadar mengelilingi kota dengan MRT.

Namun sayang, obat 'waras' saya tidak bisa diterapkan karena kebijakan pembatasan kegiatan. Tentunya, hal ini harus saya pahami demi menyelamatkan nyawa orang lain juga.

Dan kejenuhan ini mencapai puncaknya bulan lalu.

Setelah sekian lama tidak bertemu dengan titik hitam itu, ia kembali datang. Mungkin tak segelap dulu, tapi tetap menyiksa.

Segala gelisah dan cemas, saya paksa redam dalam tidur berjam-jam. Namun, rasa tak enak masih ada dan seperti tak berkesudahan.

Saya harus merelakan tiga hari untuk meringkuk di kasur. Berusaha menerima segala emosi negatif yang sedang datang membelenggu. Semua daya upaya untuk meredakannya seperti ditepas sana dan sini. Tak ada pilihan selain merangkulnya, menerima diri saya yang sedang meredup.

"Kenapa.." ada di tiap bagian otak saya yang tentu saja tidak akan menemukan jawabnya.

Dan dari semua yang paling menyiksa adalah pikiran bahwa saya sendirian. Berulang kali saya coba katakan bahwa hal itu tidak benar, tapi berulang kali juga sisi waras saya kalah.

Hari ketiga.. rasanya energi saya habis hingga ujung jari. Saya tidak tahu harus dari mana mengisi pundi-pundi energi. Memikirkan bahwa esok hari saya harus menghadapi dunia membuat saya ingin tenggelam saja.

Slice of Life

Di tengah energi yang tinggal satu bar, saya mencoba menonton kembali serial kesayangan, "Hospital Playlist", K-Drama ringan yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan persahabatan lima dokter selama 20 tahun. Serial ini agaknya mampu meredakan sejenak pikiran negatif saya.

Banyak adegan lucu yang tetap lucu meski ditonton ulang tiga sampai empat kali. Bahkan Original Soundtrack-nya jadi daftar putar sehari-hari.

Awalnya saya tidak tertarik dengan drakor yang bercerita slice of life karena ritme cerita yang lambat akan membuat saya mengantuk.

Episode pertama dari musim satu Hospital Playlist terasa membosankan untuk saya. Hanya bercerita soal kehidupan dokter dan tak ada konflik-konflik berarti di antara mereka.

Saya baru mulai menikmati cerita dokter-dokter ini ketika memasuki episode 3, terutama romansa dokter Ikjun dan dokter Songhwa. Keduanya menyimpan rasa suka satu dengan yang lain namun tak berani mengungkapkan karena takut merusak persahabatan mereka.

Meski begitu mereka tetap peduli lewat cara yang tak terlalu cheesy. Sederhana tapi romantis.

Ikjun tahu jika Songhwa suka hujan, maka sebisa mungkin ia akan mengajak sahabatnya ini untuk makan atau sekadar minum kopi di ruangan kerja sembari melihat hujan.

Songhwa pun jadi satu-satunya orang dalam geng dokter ini yang tak pernah 'lelah' dengan kelakuan Ikjun yang jayus. Ia selalu tertawa dengan celotehan Ikjun yang sebenarnya tidak lucu-lucu amat.

Apalagi yang paling romantis selain pasangan dengan frekuensi jokes yang sama?

Banyak adegan mereka yang sudah saya tonton berulang kali, hanya demi merasakan kembali kehangatan ketika mereka berdua diam-diam saling memedulikan satu dengan yang lain.

Tingkah laku keduanya selalu berhasil membuat ritual Kamis malam saya jadi berwarna. Adegan sederhana yang membuat senyum-senyum sendiri dan hati hangat.

Ik-Song Couple alias Lee Ik-jun (Jo Jung-suk) dan Chae Song-hwa (Jeon Mi-do) di Hospital Playlist 2. (dok. tvN via Hancinema)

Pasangan lain yang juga jadi favorit saya adalah dokter Seok-hyeong dan dokter Chu Minha.

Keduanya punya karakter yang berbeda, tetapi kegigihan dokter Chu Minha untuk mendekati dokter Seok-hyeong dari musim pertama akhirnya berlabuh di musim kedua ini.

Kelakuan dokter Chu Minha seperti memberi inspirasi untuk tidak patah semangat dalam mengejar cinta!

Hati Seok-hyeong yang dingin dan kaku pun lambat laun luluh dengan kelakuan lucu Chu Minha dalam mengekspresikan cinta. Bahkan, Chu Minha berani menyatakan cinta duluan.

Di musim kedua ini, episode 6 jadi favorit saya karena bercerita soal dokter-dokter koas yang melakukan banyak kesalahan di awal karier.

Mereka terlihat stres karena berbuat salah, tapi para dokter senior seperti memahami rasa bersalah yang menggelayut. Dari episode ini saya belajar bila tidak apa-apa jika hari sedang tak berjalan baik dan menyenangkan, pun akhirnya semua akan baik-baik.

Lagu yang mereka pakai di episode 6 ini pun sangat mengena. Rasanya seperti lima dokter yang diperankan oleh Jo Jung-suk, Yoo Yeon-seok, Jung Kyung-ho, Kim Dae-myung, dan Jeon Mi-do ini tengah merangkul saya dan berkata, "tidak apa-apa, kamu sudah berusaha sebaik mungkin."

Saya tidak bisa berhenti memutar lagu ini ketika suasana hati saya sedang memburuk.

Kelima sahabat selalu bermain band dan menyuguhkan lagu berbeda di setiap episode. (Arsip tvN via Hancinema)

Kesehatan Jiwa

Depresi dan gangguan cemas jadi gangguan mental yang rentan ditemui kala pandemi.

Penelitian Lancet Regional Health di Amerika menyebut 42 persen orang dalam penelitian tersebut mengalami tekanan psikologis ringan selama pandemi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 2018, yakni sekitar 32 persen.

Sementara itu, 10 persen dari peserta juga menunjukkan gangguan kecemasan dan depresi dengan tingkat sedang hingga berat.

Penelitian ini juga menemukan tingkat depresi pria meningkat sebanyak 11 kali, sementara perempuan enam kali.

Di Indonesia, isu kesehatan mental juga jadi salah satu isu yang hangat diperbincangkan karena anak muda sudah semakin sadar jika jiwa mereka pun perlu dirawat di tengah banyak tekanan kehidupan. Lebih relevan lagi di masa-masa ini, ketika segala ketidakpastian datang dibawa pandemi.   

Kabar baiknya, layanan psikologi virtual juga sudah tersedia banyak dengan harga yang memadai. Demikian pula dengan BPJS Kesehatan yang sudah menyediakan layanan konsultasi ke poli kejiwaan.

Saya rasa tak perlu malu untuk datang ke psikologi jika kamu merasa ada yang tidak 'benar' dengan dirimu. Sedih yang tak berkesudahan, merasa kesepian, hingga tak bisa merasa bahagia jadi beberapa tanda yang bisa jadi alasan kamu membutuhkan tangan-tangan profesional.

Selagi mengumpulkan 'keberanian' untuk memeriksakan kejiwaan, kamu bisa mencari distraksi dengan melakukan hal-hal yang bisa membangkitkan mood, seperti berolahraga atau berkebun.

Saya memilih 'obat waras' dengan menonton Hospital Playlist berulang kali. Mungkin hanya solusi semu, tapi mampu mengisi bar energi saya untuk tetap hidup dari hari ke hari.

Terima kasih kepada Hospital Playlist karena sudah menyelamatkan saya di tengah gemuruh pikiran yang tak kunjung diam ini.

Foto: CNN Indonesia/Fajrian
DISCLAIMER BUNUH DIRI
(vws)
PROFILE

Rorien Novriana

Senang membuat konten dengan isu politik, HI, dan lingkungan di media sosial cnnindonesia.com. Doyan jalan-jalan sendirian dan melipir ke museum.

Selengkapnya