Pemerintah mengizinkan masyarakat dengan status kuning menurut aplikasi PeduliLindungi untuk masuk ke bioskop di kota dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 2.
Keputusan tersebut memperluas kesempatan masyarakat untuk datang ke bioskop. Sebelumnya, pada Senin (13/9), pemerintah hanya mengizinkan masyarakat dengan kategori hijau yang bisa masuk ke bioskop.
"Pembukaan bioskop dengan kapasitas maksimal 50 persen kota level 3 dan 2 dengan kewajiban aplikasi PeduliLindungi serta prokes ketat. Kategori kuning dan hijau dapat masuk area bioskop. Tadinya hijau saja, sekarang masuk dengan kuning," kata Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (20/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pemerintah resmi memperpanjang pemberlakuan PPKM berdasarkan level di Pulau Jawa-Bali selama dua pekan. Namun, Luhut menyatakan dalam perpanjangan tersebut tak ada lagi daerah dengan level 4 pada pelaksanaan PPKM Jawa-Bali.
"Dari berbagai perbaikan, tidak ada lagi kabupaten/kota di level 4 di Jawa Bali. Semua pada level 3-2," ujarnya.
Pemerintah menyatakan akan terus menerapkan PPKM di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali selama virus corona belum sepenuhnya hilang.
Penerapan PPKM di Jawa-Bali akan dievaluasi tiap satu pekan dan di luar Jawa-Bali tiap dua pekan sekali. Luhut mengatakan PPKM akan selamanya menjadi instrumen pemerintah dalam pengendalian Covid-19 di Tanah Air.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin mengatakan bahwa jumlah penonton bioskop di Indonesia masih di bawah 10 persen pada akhir pekan pertama setelah kembali beroperasi.
"Di bawah standar (jumlah pengunjung sampe akhir pekan lalu) masih di bawah sepuluh persen," ujar Djonny Syafruddin kepada CNNIndonesia.com pada Senin (20/9).
Djonny menyebut sejak Kamis (16/9) hingga Minggu (19/9), jumlah kedatangan pengunjung ke bioskop bisa dihitung dengan jari. Ia menilai hal tersebut disebabkan beberapa faktor.
Pertama, pengunjung bioskop terutama di luar Jakarta sulit masuk karena tak bisa mengakses PeduliLindungi, di antaranya karena tak punya telepon genggam (handphone/HP) atau spesifikasi HP terlalu lama.
Kedua, ketersediaan film-film di bioskop terutama di daerah masih terbatas. Djonny mengatakan penonton di daerah cenderung tertarik menonton film lokal dibandingkan film asing karena alasan kenyamanan.
"Sementara ini film lokal yang banyak disukai (penonton) di daerah, filmnya tidak masuk (ke bioskop), mereka malas menonton film barat karena harus baca terjemahan di layar," ujar Djonny.
(dhi/end)