Tembok Perfilman China yang Semakin Kokoh untuk AS

CNN Indonesia
Minggu, 10 Okt 2021 14:30 WIB
Pandemi dan sistem politik membuat industri perfilman China semakin percaya diri hingga bisa jual mahal terhadap Hollywood.
Pandemi dan sistem politik membuat industri perfilman China semakin percaya diri hingga bisa jual mahal terhadap Hollywood. (dok. Jasin Boland/Marvel Studios/Walt Disney Studios Motion Pictures)

Bagai jatuh ditimpa tangga, pintu untuk Shang-Chi bisa tayang di Negeri Tirai Bambu tersebut tampaknya semakin tertutup ketika wawancara Simu Liu, pemeran utama Shang-Chi, pada 2017, viral di media sosial baru-baru ini.

Dalam wawancara itu, Simu Liu menggambarkan China sebagai "Dunia Ketiga", serta banyak warga yang kelaparan dan hidup sengsara. Banyak netizen menolak film itu tayang di sana.

Begitu pula dengan film Nomadland yang diarahkan sutradara Chloe Zhao. Komentar kritisnya terhadap China di masa lalu menghalangi penayangan film peraih Oscar itu di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, situasi serupa sudah dikhawatirkan bakal menimpa film terbaru Marvel Studios, Eternals, di masa mendatang.

Namun minimnya film-film populer Hollywood, terutama ketika pandemi Covid-19, sesungguhnya sama sekali tak menghalangi langkah masyarakat ke bioskop.

Baru-baru ini, film patriotisme bertajuk The Battle at Lake Changjin mengumpulkan 1,8 miliar yuan dalam lima hari penayangan. Seperti dilansir Sixth Tone pada Senin (4/10), capaian itu menyalip penghasilan film perang Wolf Warrior 2 pada 2017.

"Mereka tidak lagi begitu membutuhkan Hollywood seperti dulu. Mengingat hubungan China-Amerika sekarang, mereka mampu jual mahal hingga membuat Hollywood apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki hubungan," kata Profesor Ilmu Politik University of Southern California, seperti dilansir Bloomberg beberapa waktu lalu.

Artis Lokal Turut Bersiaga

Penerapan nasionalisme nomor satu tak hanya berlaku bagi Hollywood. Belakangan ini, sejumlah artis papan atas China juga terdampak.

Sebut saja Zhao Wei atau Vicki Zhao yang jejak dan karya-karyanya tiba-tiba menghilang dari dunia maya beberapa waktu lalu.

Sejumlah spekulasi muncul karena tak ada alasan jelas yang diberikan pemerintah China terkait hal itu. Salah satu spekulasi yang beredar adalah bintang Putri Huan Zhu itu dinilai kurang mendukung nilai-nilai partai.

Kemudian Zhang Zhehan, artis yang bernaung di agensi Zhao Wei, juga 'menghilang' setelah foto lamanya di Kuil Yasukuni di Jepang pada 2018, viral di media sosial. Mengunjungi kuil itu dianggap tabu, karena dianggap bentuk penghormatan pada para penjahat perang. 

Belum lagi isu pemblokiran artis-artis China yang memiliki dua kewarganegaraan, karena dianggap munafik mengumpulkan pundi-pundi yang di China.

Beberapa artis disebut-sebut akan terancam apabila pemblokiran itu terjadi, seperti Jet Li, Liu Yifei, Lianjie, dan Gong Li.

Zhu Qirui, mantan reporter Oriental Daily yang kini memiliki 6 juta pengikut di Douyin, mengatakan para artis lokal dan agensi kini harus lebih berhati-hati untuk memastikan karier mereka berumur panjang di masa depan.

"Sekarang lebih baik bersembunyi, menghindari pusat perhatian apalagi berbuat salah, berhati-hati," ucapnya seperti dilansir South China Morning Post beberapa waktu lalu.

(fby/chri)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER