ANALISIS

Komunikasi Krisis yang Loyo dalam Kasus Kim Seon-ho

CNN Indonesia
Rabu, 20 Okt 2021 08:56 WIB
Kasus yang terjadi dengan Kim Seon-ho menggambarkan respons krisis yang loyo untuk sekelas tudingan pemaksaan aborsi.
Kasus yang terjadi dengan Kim Seon-ho menggambarkan respons krisis yang loyo untuk sekelas tudingan pemaksaan aborsi. (dok. SALT Entertainment)

Menurut Faris, respons cepat harus diimbangi dengan kebenaran informasi. Jika informasi yang disampaikan salah, maka akan menjadi bumerang.

Meski begitu, Faris menilai kasus yang terjadi pada Kim Seon-ho juga harus ditangani dengan hati-hati. Sehingga, wajar menurutnya bila agensi menjadi lebih lama untuk merespons.

"Mereka hati-hati menyampaikan informasi. Jangan sampai informasi yang diberikan karena mau cepat, informasi yang diberikan salah," kata Faris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka berusaha memverifikasi proses kejadiannya, apa keterlibatannya dengan figur publik mereka. Sehingga informasi yang disampaikan harus jelas." lanjutnya.

Faris pun menambahkan, prinsip dalam komunikasi krisis yang mestinya dilakukan pada situasi seperti ini adalah "tidak boleh berbohong".

"Jika figur publik memang melakukan kesalahan, itu harus disampaikan jujur dan minta maaf. Jangan sampai melakukan manipulasi informasi. Itu fatal akibatnya," kata Faris.

Masalah skandal dan rumor bukan hanya mengancam selebritas di Korea. Sejumlah artis Indonesia juga pernah dihantam badai gosip dan isu miring. Sebagian melakukan klarifikasi, sisanya memilih diam.

Faris menilai perbedaan ini tak lepas dari budaya masyarakat kedua negara yang memang berbeda.

Di Indonesia, karier figur publik cenderung tidak terpengaruh isu miring atau yang tak terklarifikasi. Mereka masih bisa diterima masyarakat, bahkan diundang ke televisi juga acara-acara vlog.

"Kalau di Korea, itu akan sangat berpengaruh dengan karier mereka. Jadi ketika imej mereka hancur karena isu miring dan isu miring itu benar, maka selesai kariernya," kata Faris.

"Di Korea Selatan, figur publik dijadikan sebagai panutan. Jadi ketika mereka terkena isu miring yang berkaitan dengan moral, itu sangat berkaitan dengan karier misal diputus kontrak, tidak dilirik untuk iklan," lanjutnya.

"Di Indonesia, misalnya ada figur publik terkena isu miring dan dinyatakan salah, dia adem-ayem saja. Dalam artian kariernya tetap jalan." katanya.

(fby/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER