Kisah Hantu dari Aceh ke Papua: Mirip, Serupa, Tapi Tak Sama

CNN Indonesia
Minggu, 24 Okt 2021 20:27 WIB
Indonesia terbilang memiliki koleksi cerita hantu yang sangat beragam, setiap daerah punya keunikannya tapi banyak pula yang serupa.
Ilustrasi. Indonesia terbilang memiliki koleksi cerita hantu yang sangat beragam, setiap daerah punya keunikannya tapi banyak pula yang serupa. (iStockphoto/Klubovy)

Heddy menyebutkan ada dua hal yang menyebabkan cerita hantu di Indonesia memiliki persamaan ciri satu sama lain.

Pertama, ada persamaan pengalaman. Heddy mengatakan mengapa cerita tentang hantu kuntilanak juga ada di tempat lain, karena cerita tentang perempuan yang meninggal saat melahirkan anak juga ada di tempat lain.

"Ini cerita yang umum, jadi cerita seperti itu dikenal di banyak tempat, jadi ada pengalaman di masyarakat yang kurang lebih sama, jadi itu menghasilkan cerita yang kurang lebih sama," ujar Heddy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua, [karena] ada struktur berfikir yang sama, sehingga memunculkan kisah yang kurang lebih sama," kata Heddy.

"Pola struktur berpikir manusia dimana-mana kan sama sebenarnya, tetapi karena berinteraksi dengan lingkungan, maka menghasilkan sesuatu yang berbeda," lanjutnya.

Hal ini juga menyebabkan muncul hantu-hantu yang kurang lebih sama, namun memiliki nama yang berbeda. Seperti hantu Kuyang dari Kalimantan dan Palasik dari Sumatera yang sama-sama hantu pemakan bayi, tapi memiliki penyebutan berbeda.

Kendati demikian, Heddy mengatakan bahwa dibutuhkan studi komparatif untuk mengetahui lebih dalam tentang persamaan dan perbedaan hantu-hantu di Indonesia.

"Indonesia melihat suku bangsanya yang begitu kaya...tentu setiap suku punya cerita masing-masing...Memang ada persamaan, tapi tetap ada perbedaan," kata Heddy. "Mungkin kalau mau dikumpulkan akan sangat banyak."

Pendapat senada juga diungkap Anas Ahmadi dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya dalam penelitiannya yang terbit dalam buku Folklore Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi (2013) yang disunting oleh Dr Suwardi Endraswara, M.Hum.

Kisah hantu yang menjadi bagian budaya folklor atau ghostlore belum banyak disingkap oleh ilmu pengetahuan modern. Berdasarkan tulisan Anas, penelitian soal hantu di Indonesia hanya baru beberapa kali dilakukan.

Di antaranya adalah Geertz ([1960]2013) yang meneliti hantu di Mojokuto (Mojokerto), Danandjaja (1997) soal hantu dan kaitannya dengan legenda alam gaib, Endraswara (2004) soal dunia hantu di Jawa, Ahmadi (2006) soal hantu di Pulau Raas-Madura dan dibandingkan dengan hantu Jepang, Lee & Kathleen (2011) soal hantu-hantu Indonesia yang berkaitan dengan hantu Jawa, Hindu-Budha, dan pesugihan.

"Genre folklor hantu (ghostlore) di Indonesia sebenarnya sangat banyak, tetapi masih belum ada penelitian yang optimal tentang folklor hantu di Indonesia." tulis Anas Ahmadi.

(nly/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER