Kisah empat pemburu hantu di tengah-tengah Manhattan kembali pada Ghostbusters II (1989). Namun kali ini situasinya agak berbeda, mereka tak lagi sebagai pemburu hantu.
Setelah kesuksesan luar biasa menyingkirkan Gozer dari Sumeria dan meledakkan hantu marshmallow Stay-Puft Marshmallow Man setinggi gedung, usaha Ghostbuster menurun.
Tak banyak pesanan mengusir hantu datang. Bahkan untuk tetap bisa bertahan hidup, mereka berganti haluan. Egon kembali menjadi peneliti, Peter menjadi pemandu acara mistis, dan Ray juga Winston menjadi 'badut' acara anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Dana Barrett bekerja di The Metropolitan Museum of Art dan tengah mengerjakan proyek pameran dengan karya utamanya adalah lukisan tiran Eropa yang kejam dari abad ke-16, Vigo the Carpathian.
Lukisan itu ternyata dirasuki roh Vigo yang jahat. Ia kemudian menghasut rekan Dana, Janosz, untuk membawakan dirinya bayi sebagai kurban agar bisa kembali dan menaklukkan dunia.
Suatu kali, ketika Dana tengah berjalan-jalan dengan bayinya, Oscar, stroller yang membawa bayi tersebut berjalan sendiri menembus kerumunan orang dan lalu lintas. Hingga pada suatu titik, stroller itu berhenti mendadak.
Merasa ganjil, Dana kembali menghubungi Ghostbusters. Panggilan Dana itu membuat tim Ghostbuster kembali dan menyelidiki fenomena aneh tersebut.
Mereka kemudian menemukan hal mencengangkan, ada aliran lendir aneh di saluran bawah tanah. Ketika Ray berusaha mengambil sampel, ia diserang oleh lendir yang 'hidup' itu dan memutus kabel hingga seluruh kota mati listrik.
Atas kejadian tersebut, Ghostbusters mendapatkan gugatan. Namun ketika sidang berlangsung, sampel lendir yang diambil Ray menyerap emosi hakim yang temperamental sehingga hidup.
Dari lendir tersebut, muncul hantu terpidana yang pernah dihukum mati oleh si hakim. Merasa ketakutan, hakim kemudian membebaskan Ghostbusters untuk bisa kembali menangkap hantu dan teror di kota.
![]() |
Masih sama seperti Ghostbusters (1984), film sekuel ini digarap oleh Ivan Reitman dan ditulis oleh Harold Ramis juga Dan Aykroyd. Para pemain dalam film pertama pun juga banyak yang kembali lagi.
Namun sayangnya film ini tidak mendapatkan sambutan hangat dari para kritikus. Banyak kritik tertuju pada film ini, belum lagi soal banyak kabar berisi perselisihan di balik layar antara pemain, kru, hingga pihak studio.
Beragam kabar soal alasan Ghostbusters II berjarak cukup lama dari pendahulunya, mulai dari keengganan bos baru Columbia kala itu yaitu David Puttnam, waktu yang tak pernah cocok antara jadwal Bill Murray dengan naskah, hingga masalah persetujuan seluruh kreator Ghostbuster untuk bisa melanjutkan proyek ini.
Meski begitu, film berbujet US$30-40 juta ini mendapatkan US$215,4 juta kala dirilis. Angka itu di bawah pendapatan pendahulunya, dan dianggap oleh Columbia Pictures sebagai sebuah kegagalan.
Hal itu juga yang membuat waralaba ini sempat berhenti hingga dekade '90-an. Ghostbusters II pun dianggap tidak memiliki dampak sebesar pendahulunya.