Jejak Perjalanan Panjang Spider-Man

CNN Indonesia
Minggu, 19 Des 2021 08:55 WIB
Sebagai salah satu karakter superhero terkenal Marvel, Spider-Man memiliki cerita dan riwayat yang begitu panjang dan lebar.
Sebagai salah satu karakter superhero terkenal Marvel, Spider-Man memiliki cerita dan riwayat yang begitu panjang dan lebar. (Dok. Sony Pictures via youtube)

4. Masuk Layar Lebar

Dengan lisensi yang sudah di tangan, Sony melalui anak perusahaannya, Columbia Pictures, menggarap film Spider-Man untuk pertama kali pada 2002 dengan Tobey Maguire berperan sebagai Peter Parker dan diarahkan oleh Sam Raimi.

Sejatinya, pengembangan film Spider-Man telah dilakukan sejak dekade '80-an. Sebelum Sony, sejumlah studio telah terlibat dalam pengembangan konsep film. Mereka adalah Metro-Goldwyn-Mayer, Cannon Films, Carolco, dan New Cannon.

Sejumlah sineas pun sebenarnya sudah diajak untuk menggarap film Spider-Man, seperti Tobe Hopper, James Cameron, dan Joseph Tito. Namun perbincangan itu tidak pernah benar-benar terwujud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ketika lisensi akhirnya dibeli oleh Sony dan Columbia pada 1998, konsep-konsep yang sudah digarap sebelumnya dikumpulkan dan diterapkan dalam film garapan Sam Raimi. Seperti penembak jaring alami dari tangan, perubahan Peter dalam semalam, dan sejumlah detail terkait kematian Paman Ben.

[Gambas:Youtube]



Konsep itu rupanya menjadi ikonis dan mendorong Spider-Man (2002) menuai kesuksesan. Film berbujet US$139 juta itu mendapatkan pendapatan hingga US$821,7 juta, dan sejumlah karakter juga menjadi ikon, termasuk Tobey Maguire sebagai Peter Parker, Kristen Dunst sebagai MJ, dan Willem Dafoe sebagai Green Goblin.

Kesuksesan itu terus dicoba diulang oleh Sony Pictures yang kemudian menghasilkan trilogi awal film Spider-Man hingga 2007.

Sebenarnya, Sony ingin kembali membuat Spider-Man 4. Namun rencana itu dibatalkan dan mereka memilih membuat ulang kisah Spider-Man dengan pemain dan sutradara yang baru. Dari rencana itu, lahirlah The Amazing Spider-Man (2012 dan 2014).

The Amazing Spider-Man saga yang diarahkan oleh Marc Webb sejatinya berkonsep trilogi dengan sejumlah spin-off dan berpusat pada Venom juga Sinister Six. Namun konflik antara studio dengan Andrew Garfield serta pembajakan di Sony Pictures membuat segala rencana itu dibatalkan.


5. Marvel Diakuisisi Disney

Ketika Sony Pictures tengah sibuk sendiri dengan Spider-Man, Disney memutuskan mengakuisisi Marvel Entertainment yang sebagian lisensi karakternya sudah dijual ke berbagai studio demi bisa bertahan hidup.

Pada 2009, Disney sah mengakuisisi Marvel Entertainment dengan nilai US$4 miliar. Pada pembelian ini, Disney berhak atas lisensi lebih dari 5.000 karakter yang diciptakan Marvel.

Modal US$4 miliar yang dikeluarkan Disney pada 2009 jelas sudah kembali bila melihat pendapatan total dari MCU yang kini sudah menyentuh US$22,5 miliar secara global.

Di sisi lain, pembelian oleh Disney itu memungkinkan Marvel Studios lebih leluasa untuk mengembangkan Marvel Cinematic Universe yang sudah direncanakan sejak 2005.

LOS ANGELES, CA - APRIL 07: President of Marvel Studios/Producer Kevin Feige speaks onstage during Marvel Studios' Kevin Feige, Bos Marvel Studios yang menjadi produser film-film superhero Marvel. (Alberto E. Rodriguez/Getty Images for Disney/AFP)

Semula, Marvel Studios bekerja sama dengan beberapa studio lain seperti Paramount Pictures dan Columbia Pictures. Namun hal itu tak membuat Marvel untung banyak sementara mereka ingin menjaga dari segi artistik dan distribusinya.

Marvel dan Disney yang ingin menjadikan seluruh karakter Marvel dalam satu rumah menghadapi tantangan berkenaan dengan Spider-Man. Perjanjian Marvel-Disney dengan Sony terbilang alot.

Hingga pada Februari 2015, Sony dan Marvel Studios mengumumkan Spider-Man akan muncul dalam MCU, dengan Sony akan tetap memiliki lisensi atas film-film Spider-Man.

Fase Spider-Man dalam MCU ini menggunakan aktor baru, Tom Holland, dan sutradara baru, Jon Watts, yang ditandai dengan Spider-Man: Homecoming (2017). Film berbujet US$175 juta itu sukses menghasilkan US$880,2 juta.


6. Pengembangan Sony Spider-Man Universe

Sementara Spider-Man versi MCU digarap, Sony memilih mengembangkan semesta Spider-Man yang sempat tertunda pasca pembatalan produksi The Amazing Spider-Man 3.

Hal itu dimulai dengan Venom yang kembali dihidupkan oleh Sony pada 2016. Pada Mei 2017, Sony mengumumkan Venom menjadi film sendiri dan tidak terkait dengan film manapun, serta memiliki waralaba dan semestanya sendiri.

Sony pun memiliki rencana pengembangannya sendiri akan semesta Spider-Man versinya ini, mulai dari Venom (2018) dan Venom: Let There Be Carnage (2021). Kemudian akan dilanjutkan dengan sejumlah proyek di masa depan, seperti Morbius (2022), dan Kraven the Hunter (2023).

Sony juga mengembangkan kisah Spider-Man dalam bentuk lain, yaitu animasi. Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) adalah produk pengembangan baru dari kisah Spider-Man yang menyinggung multisemesta.

Dalam film animasi yang dikerjakan Columbia Pictures dan bekerja sama dengan Marvel tersebut, sosok utama Spider-Man bukan lagi Peter Parker.

Film ‘Venom’.Sony pun memiliki rencana pengembangannya sendiri akan semesta Spider-Man versinya ini, mulai dari Venom (2018) dan Venom: Let There Be Carnage (2021). (Dok. Sony Pictures Entertainment via youtube)


7. Sony vs Marvel 2019 dan No Way Home

Seiring perjalanan, kisah Spider-Man di Sony dengan kisah Spider-Man di MCU rupanya saling bersinggungan. Terbelit dengan kisah yang terlalu berkembang dan permasalahan kontrak, konflik antara Sony dan Marvel tak terhindarkan.

Hal itu berdampak pada pemutusan kontrak kerja sama yang membuat penggemar kaget dan murka. Pada Agustus 2019, Sony mengumumkan tak lagi bekerja sama dengan Marvel Studios. Padahal kala itu, Spider-Man: Far From Home (2019) tengah menuai kenikmatan karena sukses besar.

Dengan keputusan itu, karakter Spider-Man versi Tom Holland secara otomatis keluar dari MCU. Padahal, Spider-Man yang diperankan Holland sudah muncul dalam lima film MCU dan dinilai memiliki masa depan cerah.

Sejumlah hal disebut menjadi alasan Sony memutuskan hubungan, mulai dari permintaan Disney bahwa biaya produksi film Spider-Man berikutnya dibagi rata 50:50, pembagian keuntungan yang tidak disepakati keduanya, hingga bos Marvel Kevin Feige yang dituding terlalu sibuk mengurus karakter Marvel lainnya dibanding Spider-Man.

Namun putus hubungan itu hanya berjalan sebulan. Sony dan Marvel kembali bersama, dan disebut-sebut berkat negosiasi Tom Holland.

Berkat Sony dan Marvel-Disney kembali bersama, saga terakhir dari Spider-Man versi MCU, No Way Home, pun bisa digarap dan rilis pada 15 Desember 2021.

(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER