5 Kenyataan Pahit Live-Action Adaptasi Anime dan Manga

CNN Indonesia
Minggu, 23 Jan 2022 15:18 WIB
Adaptasi manga atau anime ke live-action, terutama yang digarap oleh Hollywood, banyak dipandang tak akan bisa menyaingi versi aslinya.
Speed Racer. Meski dibuat dengan teknologi animasi yang canggih, film adaptasi tersebut tetap terasa tertinggal dibanding versi anime dan manga. (dok. Warner Bros/Village Roadshow Pictures/Silver Pictures via IMDb)

3. Ekspresi

Salah satu kekhasan dari anime dan manga adalah permainan ekspresi dan emosi yang sebenarnya berlebihan juga kerap tidak masuk akal, namun memperkaya cerita.

Misalnya saja muka yang tiba-tiba berubah membiru atau memutih beserta bulir-bulir keringat raksasa kala panik atau takut, atau semburan darah dari hidung ketika melihat sesuatu yang menggoda, atau porsi kepala dan badan yang tidak proporsional.

Semuanya akan terasa aneh bila dipaksakan muncul seutuhnya dalam versi live-action. Hal ini lantaran ekspresi emosi manusia sungguhan berbeda dengan yang ditampilkan dalam versi manga dan anime.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

One PieceOne Piece. Salah satu kekhasan dari anime dan manga adalah permainan ekspresi dan emosi yang sebenarnya berlebihan juga kerap tidak masuk akal, namun memperkaya cerita.: (dok. Toei Animation via IMDb)
One Piece

Namun tak semua anime tak cocok dijadikan live-action. Bagi anime atau manga yang memiliki gambar juga cerita yang lebih realistis, amat sangat mungkin sukses dalam bentuk live-action.

Misalnya saja Rurouni Kenshin alias Samurai X. Kisah manga yang juga sukses dalam bentuk anime ini kemudian diangkat dalam versi live-action dan juga menuai pujian.

Kemudian CBR mencatat kisah City Hunter juga menjadi live-action yang sanggup mewujudkan keunikan manga dan animenya dalam bentuk film nyata.

Kisah manga itu bahkan diangkat dalam bentuk live action selama beberapa kali, seperti pada 1993 yang dibintangi Jackie Chan, kemudian oleh China pada 2016, oleh Prancis pada 2019 dengan tajuk Nicky Larson et le Parfum de Cupidon.

4. Gaya dan Tampilan

Bukan Jepang bila tak memiliki penampilan dan gaya busana yang kandang nyentrik. Gaya itu juga terekam dalam banyak karya manga yang kemudian menjalar dalam bentuk anime.

Namun ketika karya manga dan anime itu diadaptasi dalam bentuk live action, masalah mulai terjadi. Seringkali, bentuk live-action yang mengangkat saklek tampilan karakter dalam versi komik menjadi terasa ganjil.

[Gambas:Youtube]



Misalnya saja, warna rambut. Dalam anime atau manga, karakter berambut warna-warni terasa menggemaskan. Namun ketika diperankan oleh manusia sungguhan dan bukan untuk urusan cosplay, warna-warni itu kadang terasa aneh.

Belum lagi soal kostum. Kostum yang dikenakan karakter dalam manga atau pun anime mungkin terasa keren, canggih, seksi, atau menggemaskan. Namun hanya sedikit live-action yang bisa mengangkat hal itu tanpa membuat penontonnya mengernyit.


5. Visual Efek

Visual efek adalah faktor yang seringkali membuat versi live-action selalu berada "di bawah" anime dan manga, tak peduli secanggih apapun teknologi CGI yang digunakan.

Menurut CBR, anime sebagai bentuk seni adalah salah satu penggunaan animasi yang paling menarik yang pernah ada.

Basis pembuatan anime yang berdasarkan frame per second, membuat anime punya kekuatan lebih dalam menggambarkan adegan secara lebih dramatis. Apalagi yang berkaitan dengan pertarungan dan fantasi.

[Gambas:Youtube]



Seperti dalam kasus Alita: Battle Angel dan Speed Racer. Meski keduanya dibuat dengan teknologi animasi yang canggih, dua film adaptasi tersebut tetap terasa tertinggal dibanding versi anime dan manga.

Selain itu, CBR menilai live-action, sekuat apapun berusaha, akan sulit mengejar kemampuan penceritaan visual yang dimiliki oleh anime. Dalam anime, setiap elemen warna, bentuk, efek dramatis, memiliki kekuatannya sendiri dalam menyokong narasi.

Sehingga, anime bukan hanya sekadar gambar berwarna yang bergerak. Gambar gerak itu merupakan campuran animasi dan teknik perfiman seperti editing, musik, tata suara, dan masih banyak lagi.

[Gambas:Youtube]



(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER